Sukses

[Cek Fakta] Viral Video Penyerangan terhadap Anggota TNI di Papua, Ini Faktanya

Viral video penyerangan terhadap anggota TNI di Papua, benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Video yang diklaim menunjukkan penyerangan terhadap beberapa anggota TNI viral di media sosial. Dalam video berdurasi 43 detik itu, tampak sejumlah warga mendekati dua personel TNI.

Para warga ini juga terlihat membawa senjata tajam. Dalam video tersebut terlihat bahwa dua anggota TNI itu tidak melawan. Sementara warga lainnya terekam sedang merusak sejumlah rumah.

Video ini kemudian ditambahi keterangan bahwa rekaman itu menunjukkan penyerangan terhadap anggota TNI di Papua. Hal ini sebagaimana diunggah oleh akun Facebook bernama Anisah Saraswati pada Kamis pada 18 Juli 2019.

Dalam konten yang diunggahnya, akun facebook Anisah Saraswati menambahkan sebuah narasi.

"Ini Negara kita pemerintah nya kemana ?

Kok sudah lama Papua begini masih DIAM saja tanpa suara apalagi aksi nya

Mau nanya arti dan maksud dari "NKRI harga mati" itu apa ?," tulis akun facebook Anisah Saraswati.

Konten yang diunggah akun facebook Anisah Saraswati telah 1.874 kali dibagikan dan mendapat 208 komentar warganet.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Setelah ditelusuri, video tentang penyerangan terhadap anggota TNI di Papua ternyata tidak benar.

Kejadian yang terekam dalam video tersebut bukan terjadi di Papua, melainkan di Jambi. Fakta ini sebagaimana dikutip dari situs Liputan6.com dengan judul "Kronologi Penyerangan Anggota TNI-Polri di Jambi".

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah anggota TNI Polri menjadi korban pengeroyokan sekelompok orang saat mengawal pemadaman kebakaran lahan di Distrik VIII PT Wira Karya Sakti (WKS), Jambi. Sebanyak empat aparat keamanan harus menjalani perawatan dengan dua di antaranya mengalami luka berat.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra menyampaikan, peristiwa itu berawal saat kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) yang diketuai oleh Muslim (M), membakar sejumlah lahan konsesi PT WKS di Kabupaten Batanghari, Jambi.

Muslim bersama kelompoknya diduga menempati lahan seluas 200 hektare itu secara ilegal. Meski sudah ada komunikasi dengan pihak perusahaan, namun selalu menemui jalan buntu.

"Kegiatan saudara M dan yang menyewa itu membakar lahan itu. Pohon Akasia itu ditebangin untuk mereka mengelola ulang dengan tanaman biasa, singkong, dan lainnya. Ketika dilakukan pemadaman kebakaran oleh pengamanan TNI Polri, terjadi penyerangan. Sekitar 200 orang menyerang," tutur Asep di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (19/7/2019).

Atas peristiwa itu, petugas melakukan pengejaran terhadap pelaku kerusuhan tersebut. Sebanyak 49 orang pun telah diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka.

"Jadi waktu KLH ke sana dan memadamkan itu, teman-teman TNI Polri mendampingi. Tapi masyarakat marah dan tidak suka, dan terjadi penyerangan. Termasuk perusakan mess di sana," jelas dia.

Asep menampik bahwa anggota TNI Polri yang disiagakan untuk memadamkan api merupakan bekingan pihak perusahaan.

"Tidak. Di sana mengawal pemadaman," Asep menandaskan.

Selain itu, Liputan6.com juga mengunggah video penyerangan terhadap anggota TNI di Jambi. Video ini bisa dilihat di berita berjudul "VIDEO: Sengketa Lahan, Massa Aniaya Anggota TNI dan Polri".

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Penyerangan terhadap anggota TNI di dalam video yang viral tersebut bukan terjadi di Papua, tetapi di Jambi.

Narasi yang disebarkan oleh akun facebook Anisah Saraswati tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.