Sukses

[Cek Fakta] Audrey Yu Jian Hui Kerja di NASA dan Ditawari Jokowi Masuk ke BPPT? Ini Faktanya

Viral pesan berantai tentang biografi, rekam pendidikan, dan pekerjaan dari Audrey Yu Jian Hui. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Wanita bernama Audrey Yu Jian Hui mendadak viral di media sosial pada Minggu 7 Juli 2019. Audrey disebut-disebut bekerja Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan mendapat gaji sebesar Rp 200 juta per bulannya.

Kabar ini beredar dalam sebuah pesan berantai di facebook. Misalnya seperti yang diunggah oleh akun Tony Fisher. Berikut narasinya:

"Audrey Yu Jian Hui, arek suroboyo asli. Kecerdasan dan kepintarannya luar biasa. SD ditempuh 5 th, SMP ditempuh 1 th, SMA ditempuh 11 bln semuanya di Surabaya. Usia 13 thn dia mau msk Universitas di Indonesia tdk ada yg mau menerima. Akhirnya dia memutuskan kuliah di AS tepatnya di Virginia. S-1 dan S -2 ditempuh hanya 3 th. Dgn ijasah S-2 nya dia mau msk ke TNI, tdk bs diterima krn usianya krg dr 17 th. Dia punya 2 gelar sarjana, Fisika dan Bahasa. Dia aktif menulis buku tentang Indinesia dan jd best seller di seluruh Dunia. Bukunya yg terkenal adlh Indonesia Tanah Airku, Aku Cinta Indonesiaku. Krn gagal msk TNI dia memutuskan ambil S-3 di Paris jg ambil 2 bidang Fisika dan Bahasa. Lulus diusia krg dr 25 thn. Dia lgsg diterima kerja di Badan Antariksa Amerika (NASA) dgn gaji 200 jt/bln. Stlh ketemu Jokowi di KTT G-20 di Jepang kmrn, ditawari msk ke BPPT dan dgn antusias dia terima tanpa mikir brp gajinya. Dia hanya blg Indonesia Love You. Aku datang u/ mengabdi padamu ...

DOA UNTUK ANAK-ANAKKU..

YA ALLAH... SEMOGA ANAK-ANAKKU CERDAS SEPERTI KAKAK AUDREY... AAMIIN YA RABBALALLAMIN...," tulis akun facebook Tony Fisher.

Konten yang diunggah akun facebook Tony Fisher telah 60 kali dibagikan dan mendapat 59 komentar warganet.

Selain Tony Fisher, akun facebook Ni Nyoman Priskila juga mengunggah konten serupa. Konten yang diunggah akun ini telah 401 kali dibagikan dan mendapat 45 Komentar warganet.

Kabar serupa juga menyebar luas di grup-grup aplikasi percakapan. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Dari penelusuran, kabar tentang Audrey yang telah bekerja di NASA dan bergaji Rp 200 juta per bulan ternyata tidak benar.

Kabar ini sebagaimana dikutip dari situs Liputan6.com dengan judul berita "Audrey Yu Jia Hui, Dara Jenius Ajak Masyarakat Cinta Pancasila".

 

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi seorang keturunan Tionghoa di Indonesia, tak dimungkiri pernah mengalami masa-masa sulit terutama menjelang berakhirnya Orde Baru. Kondisi serupa juga dialami oleh Audrey Yu Jia Hui ketika itu.

Ia menuturkan, saat itu sangat sulit untuk dianggap sebagai seorang Indonesia. Bahkan, ia mengatakan sebenarnya telah lama mencintai Pancasila, tapi selalu dianggap sia-sia karena latar belakangnya tersebut.

Sebagai informasi, Audrey merupakan salah satu dari 72 ikon berpretasi Indonesia. Ikon ini merupakan bagian dari Festival Prestasi Indonesia yang digelar oleh Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi-Pancasila (UKP-P).

Berkaca dari pengalaman itu, Audrey pun memilih untuk mulai membahas soal Pancasila ke dalam sebuah buku. Dalam buku berjudul Mencari Sila Kelima, ia mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai Pancasila.

"Judul aslinya sebenarya mencari tong bao. Saya suka istilah itu yang berarti berasal dari rahim yang sama atau kompatriot," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin (21/8/2017) kemarin.

Menurutnya, sebuah negara dapat diibaratkan sebagai ibu pertiwi. Melalui rahim ibu pertiwi itu pula, warga negara hadir sehingga sebenarnya mereka itu semuanya bersaudara.

Namun, pandangan tersebut di Indonesia saat ini hampir tak lagi ditemukan. Tak sedikit orang yang cenderung meninggikan orang lain dan merendahkan orang lain, karena sekadar masalah ketertarikan.

"Hal ini membuat bangsa Indonesia mudah dipecah belah. Dalam arti, seseorang yang menyukai satu orang tertentu, ia akan membenci orang lain. Hal ini yang membuat Indonesia sulit bersatu padu," ujarnya menjelaskan.

Ia mengatakan inspirasi buku ini ternyata berasal dari pengalamannya dalam memandang Tiongkok. Wanita berumur 29 tahun ini kagum dengan kekompakan dan rasa persatuan yang dimiliki oleh masyarakat negeri Tirai Bambu tersebut.

Berdasarkan pengamatan itu pula, ia menyebut Indonesia sebenarnya memiliki kemampuan yang sama untuk menjadi besar, bahkan melebihi Tiongkok. Terlebih, Indonesia memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa.

"Sebenarnya, ideologi awal Tiongkok itu kan sama dengan Korea Utara, Marxisme. Namun Tiongkok belajar dari kesalahan-kesalahannya, sehingga kini Tiongkok dan Korea Utara sudah jauh berbeda," tuturnya.

Sementara di Indonesia, Pancasila sebenarnya memiliki nilai yang mulai, tapi tak dihayati, dipraktikkan, dan diimani. Audrey lewat bukunya mengajak warga negara dapat mencintai negara, Pancasila, dan warga negara lain.

Ia pun menyebut, Indonesia saat ini sudah mulai ada perubahan ke arah lebih baik. Akan tetapi, dalam tahap ini, Indonesia memang masih berada di tahap awal, masih ada sejumlah hal yang perlu diperbaiki.

"Dan yang perlu digarap nomor satu adalah hati kita, dalam arti apakah kita punya hati Indonesia, mencintai negara, Pancasila, dan sesama warga negara. Kita harus punya cinta tersebut agar tak mudah diprovokasi oleh pihak lain," ujarnya.

Ia pun memiliki harapan besar untuk kemajuan Indonesia ke depannya. Karena itu, ia mengajak warga negara tak kehilangan harapan untuk negara ini. 

Selain menulis buku, Audrey juga dikenal sebagai anak yang jenius. Ia berhasil lulus dari pendidikan tinggi di umur 16 tahun dan melompati jenjang pendidikan formal di Indonesia.

Keputusan itu diambil juga tak lepas lepas dari keadaan sosial saat Orde Baru. Ketika itu, masyarakat banyak yang menunjukkan kemarahannya terhadap negara.

Ia sendiri, dalam hal ini, memilih belajar untuk melampiaskan kekesalan itu. Di samping itu, ia merasa pelajaran yang diterimanya saat sekolah menengah selalu berulang, sehingga ia memilih untuk melewatinya.

"Waktu 1998, saat berumur 10 tahun saya memilih belajar untuk melupakan kekesalan itu. Umur 11 tahun saya sudah mengambil tes SAT, semacam ujian nasional di Amerika Serikat. Untuk SMA sendiri, saya hanya mengambil sekitar 1 tahun," tuturnya.

Pada umur 13 tahun, ia berhasil masuk ke The College of William and Mary, Virginia, Amerika Serikat dengan jurusan fisika. Selang tiga tahun kemudian, ia pun berhasil menyandang gelar sarjana dengan predikat Summa Cum Laude.

Audrey sendiri kini berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah di Shanghai, Tiongkok. Ia mengajar bahasa Inggris dan membantu mempersiapkan siswa untuk menempuh ujian SAT.

Lantas, apakah kiat Audrey bisa menempuh pendidikan dalam waktu terbilang singkat? Menanggapi hal tersebut, ia menyebut tak ada kiat khusus. Menurutnya, hal itu terjadi karena memang sudah pembawaan.

"Kalau itu tidak ada caranya, memang otaknya yang aneh. Jadi tidak ada kiat. Padahal, lahir dengan otak seperti itu enggak gampang, terutama di Indonesia yang sulit menerima orang berbeda," ujarnya mengakhiri pembicaraan.

 

Selain itu, kabar tersebut juga diluruskan oleh akun facebook Anto Satriyo Nugroho pada Minggu 7 Juli 2019.

"Berita viral ttg Audrey Yu Jia Hui menyebar hari ini di internet dan wa. Informasi yg ditulis menarik, dan disebutkan bekerja di NASA dengan gaji 200 juta, serta bertemu dengan presiden Jokowi ditawari bekerja di BPPT. Sayang informasi tersebut tidak benar. Atasan saya di BPPT mengkonfirmasikan hal tsb. dan berhasil kontak dengan ayahandanya. Beliau mendapat informasi bahwa bekerja di NASA dan bertemu dengan presiden Jokowi itu tidak benar (hoax). Berita masih mengalir di mana-mana. Kasihan Audrey yang jadi object berita hoax. Saya searching dan temukan website ini yang mungkin blog-nya Audrey. Tentunya masih perlu konfirmasi benar tidaknya," tulis akun Anto Satriyo Nugroho.

Bantahan juga datang dari penerbit Bentang Pustaka yang pernah menerbitkan buku yang ditulis Audrey.

Dalam unggahannya di Twitter @bentangpustaka, pihak penerbit juga menyertakan tangkapan layar aplikasi perpesanan yang menunjukkan klarifikasi dari pihak keluarga Audrey.

Dalam klarifikasi tersebut disebutkan bahwa Audrey tidak pernah bertemu Presiden Jokowi, tak pernah bekerja di NASA, dan sedang mengambil S2/S3 di Amerika.

Cek Fakta - Klarifikasi keluarga Audrey

"Meskipun partisipasi #Audrey di NASA dan tawaran pekerjaan di BPPT itu hoax, tetapi kejeniusannya merupakan sebuah kebenaran," demikian disampaikan Bentang Pustaka.

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Kabar tentang pesan berantai yang berisi biodata, rekam pendidikan, dan pekerjaan wanita bernama Audrey Yu Jian Hui di media sosial ternyata tidak benar. Audrey tidak pernah bekerja di NASA dan ditawarkan bekerja di BPPT.

Audrey Yu Jian Hui memang merupakan siswi berprestasi dan jenius. Namun narasi yang disampaikan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini