Sukses

[Cek Fakta] Hoaks Gempa Besar di Israel

Kabar Israel luluh lantak akibat gempa beredar di media sosial. Konon, lindu terjadi sebagai balasan atas serangan ke Gaza, Palestina.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah status di media sosial Facebook mengabarkan terjadinya gempa bumi besar di Israel. Postingan itu ditulis oleh pengguna dengan nama akun Suzana Zana di berandanya, dengan status unggahan publik. Ia turut mengunggah tiga foto bencana alam dalam postingan tersebut.

Dalam posting tidak disebutkan kapan "gempa besar" itu terjadi. Namun jika melihat keterangan waktu pengunggahan, status tersebut ditulis 16 jam yang lalu, yakni pada Kamis 9 Mei 2019.

Status itu menjadi viral di kalangan warganet. Hingga Jumat 10 Mei 2019, postingan tersebut telah disukai oleh 12.000 pengguna Facebook dan disebarkan sebanyak 22.981 kali.

Berikut adalah status Suzana Zana:

 

Israel GEMPA TADI..

Israel menyerang jalur Gaza Palestina.

ALLAH langsung meluluh lantakkan negara itu

.ALLAHU AKBAR

Haya orang Islam yg ngebagikan ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Dari penelusuran, kabar terjadinya gempa bumi besar di Israel ternyata tidak benar.

Jika melihat laporan lembaga geofisika negara yang bersangkutan, The Geophysical Institute of Israel, negara itu memang sempat mengalami guncangan kecil.

Setidaknya 30 gempa mikro terjadi sejak 6 Maret 2019 hingga 3 Mei 2019.

Seluruh lindu memiliki kekuatan rata-rata di bawah magnitudo 2,5. Gempa terbesar adalah pada Senin, 29 April 2019 dengan magnitudo 3,8.

 

Daftar gempa yang terjadi di Israel sejak 1 Januari 2019 (Sumber: The Geophysical Institute of Israel)

 

Sementara itu, jika mencari daftar gempa pada laman lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) diketahui tidak ada gempa berkekuatan lebih dari magnitudo 4,5 di Israel, sejak 1 Januari 2019 hingga saat ini.

 

Tidak ada gempa bermagnitudo lebih dari 4,5 di Israel sejak 1 Januari 2019 (Sumber: Screen Grab USGS)

 

Setidaknya terdapat dua gempa besar di Israel yang tercatat oleh USGS yakni pada 4 Juli 2018 dengan kekuatan 4,7 dan 30 Juli 2015 bermagnitudo 4,2.

Liputan6.com juga melakukan penelusuran terhadap tiga gambar yang diunggah oleh akun Suzana Zana, menggunakan Google Reverse Image. 

Ternyata, foto utama dalam postingan itu merujuk pada gempa besar di Chile, sebuah negara di Amerika Selatan pada Februari 2010 lalu.

Pengguna menggunakan gambar yang sama persis dengan sebuah berita yang ditulis oleh laman CubaDebate dengan judul 'Suman 596 las réplicas del terremoto de febrero pasado en Chile'.

Dalam berita di CubaDebate itu, dijelaskan bahwa gempa bermagnitudo 8,8 mengguncang Chile bagian selatan hingga tengah, pada 27 Februari 2010. Gempa itu diikuti ratusan gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil.

Artikel berita CubaDebate sama sekali tidak menyinggung gempa di Israel.

Sedangkan gambar kedua yang diunggah oleh akun Suzana Zana merujuk pada artikel tentang negara-negara di dunia yang rawan dengan gempa bumi.

Salah satunya adalah yang dimuat oleh portal berita daring News Bangladesh, dengan gambar yang sama persis. Dalam artikel itu News Bangladesh menjelaskan bahwa negaranya merupakan salah satu negara yang rentan dengan lindu, dengan gambar itu digunakan hanya sebagai ilustrasi.

Gambar itu juga pernah digunakan dalam sebuah artikel berita berbahasa Azerbaijan, Miq.az pada 2018 lalu. Dalam berita itu, Miq.az menjelaskan tentang potensi gempa bumi di sejumlah negara di dunia. Gambar digunakan sebagai ilustrasi, dan tidak ada istilah Israel disebut dalam pemberitaan.

Adapun gambar ketiga yang diunggah oleh Suzana Zana ternyata merujuk pada gempa bumi di China pada 2008 yang menewaskan ribuan orang. Gambar itu adalah puing-puing di Beichuan, China pascagempa.

Dalam sebuah artikel berita CNN pada 4 Mei 2019 dengan judul 'Report: China intimidated parents of quake victims,' terdapat gambar sama persis dengan yang digunakan oleh Suzana Zana. 

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI sebelumnya menginformasikan bahwa kabar gempa besar di Israel dengan gambar yang sama adalah tidak benar. Artikel itu berjudul [HOAKS] Israel Diguncang Gempa, Tel Aviv Porak Poranda.

 

Kementerian Komunikasi dan informatika Republik Indonesia

KATEGORI: HOAKS

Penjelasan :

Beredar sebuah status di media sosial yang mengabarkan bahwa Israel telah diguncang gempa. Gempa tersebut mengakibatkan ibukota dari Israel, Tel Aviv, porak poranda. Status tersebut dilengkapi dengan foto-foto pasca gempa yang menghancurkan banyak bangunan.

Adapun berdasarkan penelusuran, foto-foto yang diklaim sebagai gempa Israel tersebut bukanlah kejadian gempa yang terjadi di Israel. Status ini menggunakan foto-foto gempa yang diambil dari Google seperti foto gempa di Chile tahun 2010, China tahun 2009, maupun foto gempa yang diperkirakan berasal dari Nepal dan India bagian utara pada tahun 2015. Sedangkan berdasarkan penelusuran lanjutan, berita gempa terakhir dari Israel adalah pada Januari 2019 silam dengan kekuatan 3.6 skala Richter.

 

Jika dicermati, akun Facebook pengunggah kabar tidak benar dalam artikel Kemkominfo memiliki foto profil yang berbeda dengan Suzana Zana. Begitu pula dengan tulisan dalam status.

Dalam pemberitaan Kemkominfo, pengguna Facebook yang disamarkan menuliskan: 

 

ISRAEL DIGUNCANG GEMPA ..

TEL AVIV PORAK PORANDA ..

SERANGAN MEREKA KE PALESTINE DIBALAS TUNAI OLEH ALLAH ..

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Kabar bahwa terjadi gempa besar di Israel ternyata tidak benar. Foto yang digunakan diambil dari tiga kejadian berbeda di beberapa negara.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini