Sukses

[Cek Fakta] Hoaks Kabar Astronaut Wanita Asal India Jadi Mualaf

Viral kabar astronaut wanita asal India yang menjadi mualaf setelah kembali dari Bulan.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang astronaut wanita yang menjadi mualaf setelah kembali dari Bulan beredar di media sosial.

Astronaut itu bernama Sunita Williams. Perempuan asal India itu disebut-sebut berangkat ke Bulan pada 9 Juli 2011. Setelah kembali dari satelit Bumi itu, ia memilih menjadi mualaf.

Cerita ini diunggah oleh akun facebook Nazar Nur Habibilmusthofa pada 11 Desember 2015 lalu. Konten yang diunggah tersebut telah dibagikan 108.531 kali oleh warganet.

Berikut cerita yang diunggah oleh akun Nazar Nur Habibilmusthofa tentang perempuan asal India yang menjadi mualaf setelah kembali dari Bulan:

ASTRONOT WANITA JADI MU'ALAF

Sunita Williams, seorang wanita India pertama yang pergi ke bulan pada tanggal 9-07-2011.Kembalinya dari Bulan langsung masuk dan memeluk Agama Islam.

Dia berkata:"Dari Bulan seluruh Bumi kelihatan hitam dan gelap kecuali dua tempat yang terang dan bercahaya.Ketika aku lihat dengan Teleskop, ternyata tempat itu adalah Mekkah dan Madinah. Di Bulan semua frekuensi suara tidak berfungsi, Tapi aku masih mendengar suara Adzan"

Prof Lawrence E Yoseph:Sungguh kita telah berhutang besar kepada umat Islam, dalam Encyclopedia Americana menulis:"...Sekiranya orang-orang Islam berhenti melaksanakan thawaf ataupun shalat di muka bumi ini, niscaya akan terhentilah perputaran bumi kita ini, karena rotasi dari super konduktor yang berpusat di Hajar Aswad, tidak lagi memencarkan gelombang elektromagnetik.

Menurut hasil penelitian dari 15 Universitas:Menunjukkan Hajar Aswad adalah batu meteor yang mempunyai kadar logam yang sangat tinggi, yaitu 23,000 kali dari baja yang ada!

Beberapa astronot yang mengangkasa melihat suatu sinar yang teramat terang mememancar dari bumi, dan setelah diteliti ternyata bersumber dari Bait Allah atau Ka'bah.

Super konduktor itu adalah Hajar Aswad, yang berfungsi bagai mikrofon yang sedang siaran dan jaraknya mencapai ribuan mil jangkauan siarannya.

Prof Lawrence E Yoseph - Fl Whiple menulis:"...Sungguh kita berhutang besar kepada orang Islam, shalat, tawaf dan tepat waktu menjaga super konduktor itu..."

Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi. Radiasi yang berada di sekitar ka’bah ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, ertinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi.

Sebab itu lah ketika kitìa mengelilingi Ka’Bah, maka seakan- akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah. Makkah juga merupakan pusat bumi.

Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini.

Allah berfirman:‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.’ (ar-Rahman:33).

Menurut riwayat Ibnu Abbas dan Abdullah bin Amr bin As, dahulu Hajar Aswad tidak hanya berwarna putih tetapi juga memancarkan sinar yang berkilauan.Sekiranya Allah subhanahu wata'ala tidak memadamkan kilauannya, tidak seorang manusia pun yang sanggup mamandangnya.

Dalam penelitian lainnya, mereka mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air.

Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tatasurya kita.

Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda :

Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.Subhanallah, Alhamdulillah, Laa Illaha illallah, Allahu Akbar

Betapa bergetar hati kita melihat dahsyatnya gerakan thawaf haji dan Umroh. Ini adalah jawaban fitnah dan tuduhan jahiliyah yang tak didasari ilmu pengetahuan, iaitu mengapa kaum Muslimin shalat ke arah kiblat dan bahwa umat Islam di anggap menyembah Hajar Aswad. Hanya Allah Yang Maha Kuasa Dan Segala-Galanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Dari penelusuran, kabar tentang wanita asal India yang menjadi mualaf setelah kembali dari Bulan ternyata tidak benar.

Hal ini dikutip dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), kominfo.go.id dengan judul artikel '[HOAKS] Astronot Wanita Jadi Mu'alaf'.

KATEGORI: HOAKS

Penjelasan :

Telah banyak beredar dimedia sosial Facebook, Whatsapp dan lain lain yang memberikan informasi tentang Sunita Williams yang menjadi mualaf dari Hindu ke Islam sekembalinya dari bulan.

Faktanya adalah ini sebenarnya berita Hoaks lama yang terus tersebar dimedia sosial.

Sunita Williams bukanlah wanita pertama dari etnis India yang terbang ke angkasa, dan Ia juga tidak pergi ke bulan melainkan pergi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station). Sunita William juga mempunyai keyakinan terhadap Dewa Ganesha setelah dia di ruang angkasa, dan bahkan kunjungannya ke India setelah ia kembali ke bumi bertepatan dengan perayaan Ganesh (perayaan agama Hindu).

Selain situs resmi Kementerian Kominfo, situs kompasiana juga memuat artikel yang meluruskan kabar tentang Sunita Williams, perempuan yang menjadi mualaf setelah kembali dari bulan.

Artikel berjudul 'Sunita Williams, Cerita Hoax di Samping Kepul Kopi' itu telah dipublikasikan pada 30 September 2011 lalu.

Saya tertegun membaca pesan bbm yang masuk malam ini dari seorang teman. Begini tulisnya,

"Sunita Wiliams wanita kelahiran India tahun 1965. Dia wanita India pertama yang pergi ke bulan pada 9 Juli 2011. Sekembalinya dari bulan, ia langsung masuk memeluk agama Islam. Dia berkata: "Dari bulan seluruh bumi kelihatan hitam dan gelap,kecuali 2 tempat yang terang dan bercahaya. Ketika aku liat dengan teleskop ternyata tempat itu adalah MEKAH dan MADINAH. Dan di bulan semua frekuensi suara tidak berfungsi tapi aku masih mendengar suara adzan. Subhanallah."

Terus terang baru kali ini saya mendengar nama Sunita Wiliams, apalagi dikabarkan masuk Islam gara-gara hal "tak masuk akal." Bodoh, pikir saya... kalau tanggal 9 Juli 2011 dia ke bulan pasti ada berita "benar"-nya. Bodoh, pikir saya lagi, 2 tempat itu memang terang karena penuh lampu (berkat minyaknya kali yak). Bodoh, tegur saya pada diri sendiri, jika keimanan didasarkan pada keajaiban-keajaiban sementara agama yang dimaksud di atas begitu menjunjung rasionalitas dan ilmu pengetahuan. Agama yang itu bahkan memerintahkan agar orang beragama dengan ilmu, bukan sekadar ikut-ikut.

Kemudian, karena akhirnya penasaran juga, saya cari tahu di internet, dan ternyata memang benar bahwa itu adalah hoax. Entah diciptakan siapa, yang jelas hoax macam itu membuat kita sebagai penyebar (yang pada awalnya beniat baik) malah jadi terlihat sangat bodoh. Dan saya kira tujuan pembuat hoax adalah agar penyebarnya terlihat bodoh, sekalipun dia merasa begitu "tersentuh" dengan peristiwa "ajaib" itu.

Sebelumnya saya juga pernah menerima "keajaiban-keajaiban" yang disebarluaskan oleh sesama muslim seperti surat kaleng yang menyebutkan kisah seseorang yang tidur di dekat makam nabi, lalu bermimpi sesuatu, lalu memerintahkan mengamalkan wirid tertentu, jumlahnya pun tertentu, dan selebaran itu harus disebarkan. Konyolnya, dahulu di kampung saya tidak ada fotokopi jadi beberapa orang dengan tekun menulis ulang secara manual dan menyebarkannya. Sakit, pikir saya sekarang.

Baik, sebelum saya lanjutkan, sebagai "pencerah" saya terangkan siapa Sunita Williams itu berdasar temuan saya (mungkin kalian sudah banyak tahu, lebih tahu dari saya).

Sunita, menurut Wikiislam, adalah adalah perwira Angkatan Laut Amerika Serikat dan astronot NASA kelahiran September 19, 1965. Dia ditugaskan ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional sebagai anggota Ekspedisi 14 dan kemudian bergabung dengan Ekspedisi 15. Dia memegang rekor perempuan yang melakukan penerbangan luar angkasa terlama (195 hari).

Ayahnya, Dr Deepak Pandya, adalah seorang Hindu dan ibunya, Bonnie Pandya, adalah seorang Katolik. Williams memiliki afinitas untuk kedua agama dan dikenal sebagai pemuja Ganesha

Berbagai website, blog, forum, dan sms berantai maupun e-mails (terakhir dengan blackberry messanger) mengklaim bahwa Sunita Williams telah berpindah keyakinan dari Hindu ke Islam setelah kembali dari bulan.

Saya kutipkan salah satunya dari website

Sunita Williams (First Indian woman who went on a space journey few months back) accepted “ISLAM” Masha Allah, bcoz when they were on the moon, they saw towards EARTH, the entire EARTH looked dark, but 2 places on the EARTH GLITERED & looked like SPARKS (Roshni). They were shocked to see that and saw them with the help of telescope and came to know that those two places were “MAKKAH” and “MADINAH” Masha Allah!. Then they decided that after reaching to earth they’ll accept “ISLAM”. So be proud u’r a muslim. Allah Hafiz…!

Ya, begitulah. Pada kenyataannya si Williams pergi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, bukan ke bulan. Sedangkan pendaratan di bulan terakhir dilakukan Apollo 17 pada 7 Desember 1972. Eugene Cernan-lah orang terakhir yang berjalan di bulan.

Williams ini juga bukan wanita India pertama yang pergi pada perjalanan ruang angkasa. Astronot India-Amerika, Kalpana Chawla, merupakan wanita pertama keturunan India yang terbang di ruang angkasa.

Wikiislam juga menyebutkan dia tetap pada keyakinannya akan Dewa Ganesha setelah kembali dari ruang angkasa.

Jelas kan bawa cerita Sunita Williams itu hanyalah hoax. Di jaman ini cerita hoax lebih mudah diverifikasi kebenarannya karena akses informasi lebih terbuka, namun juga menjadikannya begitu mudah menyebar.

Seringkali kita jadi penyebar hoax tanpa kita menyadarinya karena "kekaguman" pada sejenis keajaiban. Ini sangat berbahaya, menurut saya, karena kita jadi merasa tidak bersalah bahkan seolah-olah berjasa menguatkan iman, tanpa kita berpikir dan memeriksa informasi tersebut. Dan ini tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat awam yang sekolahnya hanya SD, tapi juga terjadi di kalangan manusia kelas sarjana. Kejelian atau intuisi atau informasi, pada kenyataannya, tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat sekolah kita.

Yang mengenaskan tentu saja karena cerita di atas dikaitkan dengan agama, dengan keyakinan, dan sangat riskan jadi bahan olok-olok kepada agama tertentu. Bagi saya keimanan yang kuat bukanlah sesuatu yang timbul dari "kesaksian" (apalagi kesaksian palsu yang terus disebarluaskan dan diulang2 sehingga ada ribuan orang yang pernah mendengar dan dijadikan justifikasi bahwa cerita itu benar, "karena ada ribuan orang mendengar cerita itu") atas keajaiban. Keimanan itu dari ilmu. Keajaiban cenderung membuat kita lemah, bukan menguatkan, karena toh di agama lain juga banyak kesaksian soal "keajaiban-keajaiban."

Yak, saya sih beragama bukan karena keajaiban macam itu. Hidup saya sendiri sudah cukup jadi bukti dalam keimanan saya kok.

Hehehehe, saya hanya ingin mengingatkan, jangan sampai kita menyebarkan kebohongan, apalagi dengan wajah innocent, tanpa rasa bersalah, misalnya dengan mengatakan, "Lhah bagaimana seandainya itu memang terjadi." Oh, my god, seandainya itu loooooh.... mikir dong.

Sebaiknya saya lanjutkan nyruput kopi saja lah....

Berdasarkan penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, kabar soal Sunita Williams masuk Islam disajikan dalam berbagai bahasa.

Cek Fakta - Kabar astronot India jadi mualaf menyebar dalam berbagai bahasa

 

Dari kalimat pertama dalam narasi akun Facebook Nazar Nur Habibilmusthofa, sudah mengindikasikan bahwa kabar tersebut tak benar. 

"Sunita Williams, seorang wanita India pertama yang pergi ke bulan pada tanggal 9-07-2011..."

Sejarah mencatat, manusia terakhir yang menjejakkan kaki di Bulan adalah komandan misi Apollo 17, Eugene Cernan, pada 12 Desember 1972. Baca daftar 12 orang yang pernah menjejakkan kaki di Bulan di sini. Tak ada nama  Sunita Williams.

Sementara itu, berdasarkan informasi di situs NASA, Sunita Williams dua kali mengangkasa. Pertama pada 9 Desember 2006-22 Juni 2007 ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS).

Misi kedua pada 14 Juli-18 November 2012, Williams bertolak dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan menuju ISS. Ia tak pernah dikirim ke Bulan. 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan Klaim

Kabar tentang astronot asal India, Sunita Williams, yang menjadi mualaf setelah kembali dari Bulan ternyata tidak benar alias hoaks.

Faktanya adalah ini sebenarnya berita hoaks lama yang terus tersebar di media sosial.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini