Sukses

[Cek Fakta] Server KPU Disetting untuk Menangkan Pasangan 01? Ini Faktanya

Viral video yang menyebut server KPU di Singapura bocor. Selain itu KPU dituding sudah mensetting suara bagi salah satu paslon. Cek dulu faktanya sebelum percaya.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diduga mensetting suara calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 beredar di media sosial. Selain itu, server KPU di Singapura disebut-sebut bocor.

Kabar ini berawal dari sebuah video. Dalam video berdurasi 59 detik itu terlihat sejumlah orang tengah berkumpul di dalam suatu ruangan. Salah seorang dari mereka tampak tengah berdiri dan menyampaikan pernyataan.

Pria berbaju gelap itu terdengar menyampaikan tentang rencana KPU yang mensetting suara pilpres dan kebocoran data KPU. Berikut pernyataan pria yang ada dalam video tersebut:

Yang terakhir di KPU, saya bulan Januari ke Singapura karena ada kebocoran data. 01 sudah membuat angka 57 persen, Allah itu maha segalanya, server yang dibangun 7 lapis itu bocor. Salah satunya bocor. Kita berusaha untuk menetralkan, tetapi data itu masih invalid. Sampai detik ini saya sudah bicara dengan pak Alfian. Pak, ini harus dituntaskan sebelum final tanggal 17 April. Karena begini, kalau kita nanti sudah tanggal 17, angkanya berapa yang untuk jadi pegangan kita belum ketahuan bapak. Masih angka 185, itu pun yang invalid banyak sekali.

Video ini kemudian viral di facebook. Misalnya saja seperti yang diunggah oleh akun Aras Mytha pada 4 April 2019. Dalam konten yang diunggah itu, akun Aras Mytha menambahkan sebuah narasi.

"Astaghfirullah 😱😱😱....Semua terbongkar atas Kebesaran dan Kekuasaan serta Kehendak Allah semata.

#INAelectionObserverSOS90TURKI#IndonesiaCallsObservers#IndonesiaCallsCarterCenter," tulis Aras Mytha.

Konten yang diunggah Aras Mytha telah 7.990 kali dibagikan dan mendapat 728 komentar warganet.

Video serupa juga dimuat di Youtube, yang telah disaksikan 47.336 kali.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penelusuran Fakta

KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu merespons video dan kabar yang terlanjur viral di media sosial tersebut.

Komisioner KPU Ilham Saputra menyebutkan, materi atau substansi yang disampaikan dalam video tersebut tidak benar.

"Yang disampaikan dalam video tersebut tidak benar," kata Ilham saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Kamis (4/4/2019).

Menurut Ilham, KPU tidak memiliki server di luar negeri. Semua server milik KPU berada di Indonesia. Ilham kemudian mengatakan bahwa proses penghitungan suara oleh KPU dilakukan secara manual.

"Proses penghitungan suara secara manual bertingkat dari TPS, PPK, KPU Kab/Kota, KPU Provinsi dan KPU. Hasil scan Form C1 yang selanjutnya diunggah di website KPU dilakukan setelah penghitungan suara selesai di TPS," terang Ilham.

Ilham memastikan, hasil penghitungan suara di tiap TPS sudah diketahui oleh publik. Termasuk para saksi, panitia pengawas di TPS, warga hingga media massa.

"Dan semua pihak diberi kesempatan untuk mendokumentasikan hasil penghitungan suara dalam Form C1-Plano," ucap Ilham.

Dengan tuduhan yang tidak benar itu, KPU berencana membuat laporan ke Bareskrim Polri.

"Berdasarkan tuduhan tidak berdasar yang beredar lewar video tersebut, KPU merasa dirugikan dan akan melaporkan ke Bareskrim Mabes Polri," tutup Ilham.

KPU juga mengeluarkan pernyataan yang membantah tudingan yang beredar. '

Materi/substansi yg disampaikan dalam video tsb tidak benar.

1. Tidak ada server KPU yg di luar negeri, semua di dalam negeri.

2. Proses penghitungan suara secara manual bertingkat dari TPS, PPK, KPU Kab/Kota, KPU Provinsi dan KPU.Hasil scan Form C1 yg sepanjutnya diunggah di website KPU dilakukan setelah penghitungan suara selesai di TPS.Jadi pada dasarnya hasil suara di TPS sudah diketahui dulu oleh publik (saksi, Panwas TPS, warga pemilih, pemantau, media dll) dan semua pihak diberi kesempatan untuk mendokumentasikan hasil penghitungan suara dalam Form C1-Plano.

3. Dengan demikian tidaj benar tuduhan bahwa KPU sudah mensetting perolehan Capres melalui sistem IT.

Berdasarkan tuduhan tidak berdasar yg beredar lewar video tsb, KPU merass dirugikan dan akan melaporkan ke Bareskrim Mabes Polri.

Demikian penjelasan.

Hasyim Asy'ariAnggota KPU

 

Asal-Usul Video

Berdasarkan penelusuran kontributor Liputan6.com, video yang viral tersebut direkam di salah satu ruangan di rumah Ahmad Taufik Nuriman, mantan Bupati Serang periode 2005-2015.

"Memang benar di tempat saya. Pakai ruang briefing, di (rumah) Ciracas (Kota Serang)," kata Ahmad Taufik Nuriman, saat dikonfirmasi awak media melalui sambungan selulernya, Jumat (05/04/2019).

Dia mengaku kaget video itu viral di media sosial. Lantaran, saat rapat tidak ada orang luar selain tim sukses.

 "Video yang viral itu? Iya kebetulan ada timses (Prabowo-Sandi) dari pusat (Jakarta). Saya kan punya ruang briefing, memang benar di tempat saya," tambah dia.

Dalam video yang telah viral itu, ada seseorang yang mengatakan kalau situs KPU telah dirancang untuk memenangkan Paslon 01, Jokowi- KH Ma'ruf Amin.

Ahmad Taufik Nuriman mengaku tak ingat kapan pertemuan terjadi. "Waduh saya lupa tanggalnya itu," tambah dia.

Informasi serupa juga telah diunggah Liputan6.com dalam artikel berjudul Eks Bupati Serang Akui Video Server KPU Menangkan Jokowi Direkam di Rumahnya. Berikut cuplikannya:

 

Mantan Bupati Serang Taufik Nuriman mengakui video itu direkam saat rapat di rumahnya, kawasan Ciracas, Serang, Banten. Taufik membenarkan rapat dilakukan dengan peserta tim pemenangan inti capres Prabowo Subianto yang berlangsung satu jam.

Meski begitu, dia mengaku tak ada sangkut paut dengan pertemuan itu. Di video tersebut, terekam seorang pria menggunakan mikrofon dan menyatakan bahwa KPU sengaja memenangkan paslon Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Tim dari Jakarta kan ada timses Prabowo. Dia koordinator wilayah Banten ada kegiatan rapat tentang kondisi di lapangan saya punya ruangan ya silakan. Saya mah enggak ngundang," kata Taufik saat dikonfirmasi, Jumat (5/4/2019).

Namun, jelas Taufik, dia hanya sebagai fasilitator tempat rapat dan mengaku tidak mengenal peserta rapat yang lainnya. "Lupa namanya, saya kenal di situ saja. Kan saya mah mendengarkan saja enggak tahu persiskan apakah fitnah apa benar kenyataan," ujarnya.

Dia juga kaget pertemuan di rumahnya itu kemudian viral di media sosial, padahal tak ada media diundang.

"Itu porsi internal rada kaget juga yang upload mungkin enggak tahu menahu internal yang lain. Kalau dipanggil Bareskrim yang dipanggil yang tim itu aja, saya mah enggak ngundang cuma diminta tempat aja," ungkap Taufik.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Kesimpulan

Kabar tentang server KPU di Singapura yang bocor dan disetting memenangkan paslon nomor urut 01 tidak benar, menurut pihak KPU. 

Komisioner KPU sudah mengklarifikasi kabar tersebut, dan memastikan bahwa tidak ada server yang dibangun di luar negeri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.