Sukses

[Cek Fakta] Ma'ruf Amin Sebut Jumlah Pengangguran Terendah dalam 20 Tahun

Cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin, menyebut bahwa angka pengangguran di Indonesia sangat rendah, benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pengangguran ternyata juga menjadi bahasan dalam debat calon wakil presiden yang digelar pada Minggu (17/3/2019).

Cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin, menyebut bahwa angka tingkat pengangguran di Indonesia saat ini sangat rendah. Bahkan, ia mengklaim angka pengangguran ini lebih rendah selama 20 tahun.

"Tingkat pengangguran kita selama ini sangat rendah, 5,30 dan 5,13 terendah selama 20 tahun," kata Ma'ruf di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (17/3/2019).

Dengan rendahnya tingkat pengangguran ini, Ma'ruf juga akan mendorong tenaga kerja mampu menguasai teknologi digital.

"Kita juga mendorong tenaga kerja kita mampu menguasai teknologi digital," ucap Ma'ruf.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penelusuran Fakta

Dari hasil penelusuran, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia memang cenderung turun. Hal ini sebagaimana yang diberitakan Liputan6.com dengan judul 'Tren Tingkat Pengangguran di RI Menurun'.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka cenderung turun. Data terakhir menunjukkan, hingga Agustus 2018, tingkat pengangguran terbuka mencapai 5,34 persen. Angka ini memang naik kalau dibandingkan Februari 2018 di posisi 5,13 persen.

Sedangkan dilihat dari Agustus 2012 cenderung merosot. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) tercatat 6 persen, kemudian pada Februari 2013 di posisi 5,88 persen. Kembali naik pada Agustus 2013 menjadi 6,17 persen. TPT kembali merosot menjadi 5,7 persen pada Februari 2014 dan Agustus 2014, TPT mencapai 5,04 persen.

TPT kembali turun mencapai 5,81 persen pada Februari 2015 dan Agustus 2015 kembali naik menjadi 6,18 persen.

Lalu pada Februari 2016, TPT turun menjadi 5,5 persen dan Agustus 2016 mencapai sebesar 5,6 persen. Angka TPT pun kembali turun menjadi 5,33 persen pada Februari 2017 dan Agustus 2017 sebesar 5,5 persen. Lalu TPT kembali merosot menjadi 5,13 persen pada Februari 2018 dan hingga Agustus 2018 naik menjadi 5,34 persen.

Adapun TPT ini merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Berdasarkan data BPS menunjukkan tingkat pengangguran mencapai 7 juta pengangguran hingga Agustus 2018. Angka ini naik tipis dari periode Februari 2018 sebesar 6,87 juta. Kemudian pada Agustus 2017 sebesar 7,04 juta dan Februari 2017 sebesar 7,01 juta.

Pada Agustus 2016, tingkat penggangguran mencapai 7,02 juta. Angka ini sama dengan Februari 2016 sebesar 7,02 juta. Angka tersebut turun dari posisi Agustus 2015, pengangguran mencapai 7,56 juta orang dan Februari 2015 sebesar 7,45 juta.

Pada Agustus 2014, tingkat pengangguran 7,24 juta dan Februari 2014 sebesar 7,15 juta. Sementara itu, Agustus 2013, tingkat pengangguran 7,41 juta dan Februari 2013 sebesar 7,24 juta. Agustus 2012, tingkat pengangguran sebesar 7,35 juta.

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan, turunnya tingkat pengangguran didukung sektor riil yang bergerak dapat menyerap tenaga kerja. Sektor riil tersebut bergerak didukung kebijakan stimulus dan insentif fiskal pemerintah.

Akan tetapi, Josua mengingatkan kalau tingkat pengangguran terbuka trennya menurun, tetapi pengangguran juga tinggi di pedesaan ketimbang perkotaan.

Melihat data BPS menunjukkan penduduk bekerja yang berdasarkan lapangan kerjanya yang alami penurunan dari sektor pertanian 0,89 persen, jasa lainnya 0,11 persen dan jasa pendidikan 0,05 persen, hingga Agustus 2018.

"Tingkat pengangguran di pedesaan cukup tinggi dari perkotaan. Indikasi juga ada migrasi dan dampak dari urbanisasi karena berkembangnya industri di perkotaan,” ujar Josua saat dihubungi Liputan6.com.

Berdasarkan data BPS, jumlah angkatan kerja terus meningkat. Penduduk yang termasuk angkatan kerja ini merupakan penduduk usia kerja (15 tahun lebih) yang bekerja atau punya pekerjaan, tapi sementara tidak bekerja dan pengangguran.

Sedangkan bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan paling sedikit satu jam atau tidak terputus dalam seminggu lalu.

Kegiatan itu termasuk pola kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam usaha dan kegiatan ekonomi. 

Jumlah angkatan kerja Agustus 2012: mencapai 119,85 juta

Jumlah penduduk bekerja Agustus 2012: 112,50 juta

Jumlah angkatan kerja Februari 2013: 123,17 juta

Jumlah penduduk bekerja Februari 2013: mencapai 115,93 juta

Jumlah angkatan kerja Agustus 2013: 120,17 juta

Jumlah penduduk bekerja Agustus 2013 mencapai 112,76 juta

Jumlah angkatan kerja Februari 2014: mencapai 125,32 juta

Jumlah penduduk bekerja Februari 2014: mencapai 118,17 juta

Jumlah angkatan kerja Agustus 2014: mencapai 121,87 juta

Jumlah penduduk bekerja Agustus 2014:mencapai 114,63 juta

Jumlah angkatan kerja Februari 2015 :mencapai 128,30 juta

Jumlah penduduk bekerja Februari 2015: mencapai 120,85 juta

Jumlah angkatan kerja Agustus 2015: mencapai 122,38 juta

Jumlah penduduk bekerja Agustus 2015: mencapai 120,65 juta

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini