Sukses

[Cek Fakta] Semangka yang Berongga Berbahaya untuk Dimakan?

Benarkah buah semangka yang dagingnya retak atau berongga berbahaya untuk dikonsumsi?

Liputan6.com, Jakarta - Saat cuaca panas, mengonsumsi semangka langsung atau dalam bentuk jus tentu sangat menyegarkan. Buah berwarna merah ini memberikan rasa segar karena terdiri dari 91% air.

Semangka juga merupakan buah yang menyehatkan, kandungan kalorinya hanya 40 kalori per cup, namun ia memiliki kandungan antioksidan lycopene lebih banyak dari buah atau sayuran lain.

Klaim

Sedang ramai di media sosial, peringatan tentang bahaya mengkonsumsi semangka yang memiliki retak atau rongga pada dagingnya dan menganjurkan untuk segera membuangnya jika menemukan semangka seperti itu.

Sebagai contoh sebuah artikel yang dimuat di pastiseru.com ini. Dalam artikel tersebut, dituliskan bahwa semangka yang retak dagingnya disebabkan oleh banyaknya pestisida yang mengandung forchlorfenuron yang disemprotkan oleh petani untuk mematangkan buah lebih cepat sehingga dapat menekan biaya produksi.

Disebutkan ciri-ciri semangka yang mengandung forchlorfenuron adalah memiliki ukuran yang lebih besar dan memiliki biji putih tak berisi, sedangkan semangka tanpa forchlorfenuron akan memiliki biji berwarna hitam atau kecoklatan dan berisi.

Ciri-ciri lain buah semangka yang diberi forchlorfenuron adalah adanya rongga kosong di bagian inti buah, disebabkan proses pembesaran buah yang lebih agresif dalam waktu yang lebih cepat. Semakin banyak forchlorfenuron digunakan, kemungkinan rongganya semakin besar, karena adanya pembentukan gas di dalam buah yang memerlukan ruang.

Dalam artikel itu juga dituliskan bahwa Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat menyatakan bahwa forchlorfenuron bersifat sitotoksik dan memicu gangguan kesehatan, di antaranya:

1. Menyebabkan masalah pada kulit

2. Jika tertelan menimbulkan toksisitas pernafasan

3. Meningkatan lesi mortalitas

4. Menyebabkan masalah pada perut janin. Wanita hamil dilarang untuk mengonsumsi buah atau sayur hasil pemupukan dengan forchlorfenuron ini, sebab bisa meningkatkan risiko kelainan pada fungsi pencernaan janin.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fakta

Retak atau rongga pada daging buah semangka biasa disebut hollow heart. Bentuk hollow heart dapat bervariasi bahkan ada yang terlihat seperti dipahat.

Menurut aturan inspeksi dari Departemen Pertanian AS, hollow heart pada semangka disebabkan oleh pertumbuhan buah yang sangat cepat yang biasanya terjadi pada musim hujan. Walaupun semangka ukuran besar cenderung lebih mudah mengalaminya, hollow heart juga dapat menyerang semangka berukuran kecil.

Dalam penelitiannya, Gordon Johnson, seorang Extension Eruit & Vegetable specialist dari University of Delaware, menyatakan bahwa penyebab adanya hollow heart pada semangka berhubungan dengan fase penyerbukan atau polinasi. Hormon tumbuhan memegang peran penting dalam hal ini.

Menurutnya, penyerbukan yang tidak baik dapat mengurangi produksi hormon tumbuhan yang mengontrol perkembangan jaringan pada semangka yang berujung pada hollow heart. Penyebab lainnya adalah cuaca yang dingin dan musim penghujan yang dapat mengurangi kinerja lebah dalam proses penyerbukan.

Karena hollow heart pada semangka bukanlah penyakit, melainkan kegagalan dalam proses pertumbuhannya, semangka yang terkena hollow heart dinyatakan aman untuk dimakan.

Forchlorfenuron

Forchlorfenuron adalah salah satu jenis sitokinin, atau sekelompok hormon tumbuhan dan zat pengatur tumbuh yang mendorong terjadinya pembelahan sel (sitokinesis) pada tanaman. 

Dalam klaim di atas, EPA menyatakan bahwa forchlorfenuron bersifat sitotoksik dan berbahaya bagi kesehatan. Padahal dari hasil penelusuran, ditemukan factsheet dari EPA yang melegalkan penggunaan forchlorfenuron di Amerika Serikat pada buah anggur dan kiwi.

Menurut factsheet EPA tersebut, penggunaan forchlorfenuron tidak berbahaya baik untuk lingkungan, hewan maupun manusia. Namun ditemukan beberapa efek samping yang ditemukan dalam studi pada hewan antara lain meningkatnya kerontokan rambut dan mortalitas hewan kanak-kanak, serta berkurangnya berat saat lahir dan ukuran kotoran.

3 dari 3 halaman

Kesimpulan

Semangka yang memiliki rongga pada dagingnya tidak berbahaya untuk dimakan. Rongga pada semangka atau yang disebut dengan hollow heart bukanlah disebabkan zat forchlorfenuron melainkan oleh gagalnya proses penyerbukan. 

Forchlorfenuron tidak berbahaya bagi manusia seperti yang dikabarkan, zat tersebut bahkan dilegalkan penggunaannya di Amerika Serikat untuk buah anggur dan kiwi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa klaim di atas adalah hoaks.

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini