Sukses

FIA Setuju Tes Ban dengan Sistem `Young Driver Test`

Menyusul insiden ban pecah di GP Inggris, FIA memutuskan menggunakan aturan 'Young Driver Test' untuk mengetes ban sebelum balapan dimulai.

Grand Prix Inggris yang dilangsungkan di Sirkuit Silverstone, Minggu 30 Juni diwarnai banyak insiden berbahaya dengan adanya kejadian lima ban pecah yang dialami 5 pembalap dari lima tim berbeda. Akibatnya, banyak pembalap yang mengeluh kepada manajemen Federation Internationale de l'Automobile (FIA) atau Federasi Otomotif Internasional dan meminta FIA untuk memberi kesempatan kepada tim untuk melakukan tes sebelum balapan dimulai.

Lewis Hamilton, Felipe Massa, Jean-Eric Vergne, dan Sergio Perez merupakan korban dari pecahnya ban buatan produsen ban asal Italia, Pirelli. Melihat insiden ini, FIA pun langsung bergerak dan memutuskan untuk membuat regulasi baru menyoal pengujian ban.

"Prioritas utama kami adalah untuk memastikan semua keamanan di Formula One dan kami percaya insiden di Silverstone menunjukkan kurangnya perhatian untuk keselamatan pada pembalap," ujar Presiden FIA Jean Todt.

"Kami telah mengambil keputusan dengan mengizinkan tim mengadakan 'Young Driver Test' dengan menggunakan pembalap yang mereka anggap pantas untuk menguji ban agar menghindari insiden yang terjadi di Grand Prix Inggris. Saya percaya sistem ini akan bekerja di sirkuit," ucap Todt menjelaskan.

Dengan adanya regulasi baru ini, maka besar kemungkinan kejadian pelanggaran yang dilakukan Tim Mercedes menjelang GP Spanyol, Mei silam, tidak akan terjadi lagi. Sementara itu pihak Pirelli dikabarkan tengah melakukan investigasi untuk mencari penyebab pecahnya lima ban di Sirkuit Silverstone. (DM/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.