Sukses

Perempat Final Piala Dunia 2022 Hadirkan 8 Skenario Sejarah Berbeda

Perempat finalis Piala Dunia 2022 Qatar bisa mencatatkan sejarah baru.

Liputan6.com, Jakarta - Piala Dunia 2022 sudah mulai memasuki babak perempat-final alias menyisakan delapan negara peserta saja. Kalau sampai salah satu negara ini jadi juara, maka akan tercipta delapan sejarah dari masing-masing calon kampiun.

Perempat final Piala Dunia mulai digelar Jumat (9/12/2022) demi memperebutkan tiket ke semifinal, sekaligus menebar mimpi menjadi juara dunia.

Saat ini tersisa delapan negara saja yang berpotensi menjadi juara Piala Dunia Qatar, yaitu: Belanda, Argentina, Kroasia, Brasil, Inggris, Prancis, Maroko, dan Portugal.

Masing-masing negara ini akan mencatatkan tinta emas kalau menjadi juara di akhir turnamen Piala Dunia nanti. Berikut jabaran lengkapnya:

1. Belanda Juara, Akhiri Julukan Spesialis Runner-up

Belanda sudah bermimpi menjadi juara dunia sejak pertama kali menjadi peserta Piala Dunia tahun 1934. Dalam 10 keikutsertaan sebelumnya, Die Oranje selalu jadi unggulan tetapi juga selalu berakhir dengan kegagalan.

Kalau Belanda bisa mengalahkan Argentina dan akhirnya menjadi juara, maka Louis van Gaal akan mencatatkan sejarah yang tak ternilai yaitu menjadi juara dunia untuk pertama kalinya.

Kalau bisa menang dan juara, Belanda pun akan menuntaskan tiga kali kekalahan di final Piala Dunia. Sebelumnya, Oranje kalah di partai puncak Piala Dunia 1974, 1978, dan terakhir 2010 lalu.

Dengan kombinasi pemain muda dan juga pemain berpengalaman, sebenarnya Belanda bisa saja menjadi juara. Asal bisa mengalahkan Argentina dulu di partai perempat-final.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Argentina dan Kroasia

2. Argentina Tuntaskan Puasa 36 Tahun, Messi Sah Jadi GOAT

Meski mengawali turnamen dengan kekalahan mengejutkan di tangan Arab Saudi, perlahan namun pasti, Argentina mulai menemukan permainan terbaiknya di Qatar.

Mengalahkan Meksiko dan Polandia di sisa Grup C, lalu berhasil menumbangkan salah satu "kuda hitam", Australia, pada babak 16 besar.

Skuad Argentina terlihat begitu mati-matian demi trofi juara yang terakhir mereka raih 36 tahun lalu. Ditambah harapan bisa mengantarkan Lionel Messi sebagai pemain terbaik dunia sepanjang masa.

Messi bakal diberi julukan "GOAT" alias Greatest of All Time kalau bisa keluar sebagai juara. Namanya akan melompati pencapaian rival abadinya, Cristiano Ronaldo.

Sekaligus bisa duduk di samping Diego Armando dalam kursi legenda abadi Argentina.

3. Kroasia Juara, Luka Modric Pensiun dengan Gaya

Sebagai finalis Piala Dunia 1998, mimpi menjadi juara bagi Kroasia bukanlah hanya angan-angan yang tak bisa tercapai. Skuad "kotak-kotak" bisa menjadi kejutan.

Memang performa Kroasia belum meyakinkan selama empat kali tampil di Qatar. Imbang lawan Maroko, bantai Kanada, imbang lagi lawan Belgia, dan terakhir harus melewati adu penalti kontra Jepang.

Lawan berikutnya adalah Brasil, favorit juara berkat penampilan gemilang pada laga-laga sebelumnya.

Tapi dengan penampilan pragmatis yang diterapkan, bukan tidak mungkin perempat-final akan jadi panggung kejutan Luka Modric sebelum pensiun dengan mahkota juara.

3 dari 4 halaman

Inggris dan Brasil

4. Brasil Rebut Bintang Enam, Neymar Nangis Bahagia

Tidak bisa dipungkiri, Brasil membawa skuad yang sangat lengkap, penuh pemain-pemain level elit yang tampil menawan sepanjang awal turnamen ini.

Apalagi, semakin matangnya Neymar membuat harapan bisa mengulangi "generasi emas Selecao" pada Piala Dunia 2002. Trofi Piala Dunia kembali ke tanah Brasil untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir.

Bagi Neymar pribadi, kalau bisa merebut gelar juara maka dirinya bisa memenuhi ekspektasi publik Negeri Samba yang dibebani ke pundaknya sejak awal karier sebagai pesepakbola.

Sudah bisa diprediksi, Neymar akan menangis (kali ini) karena bahagia bukan karena kasarnya tekel lawan menghajar engkelnya.

5. Inggris, It's Finally Coming Home!

Slogan "It's Coming Home" yang selalu ditulis dan menjadi jargon publik Inggris. Sebagai home-nya sepakbola, sudah pasti Inggris selalu diunggulkan bisa menjadi juara.

Namun, dari era Gary Lineker, Michael Owen, David Beckham, hingga Wayne Ronney kata-kata itu hanya jadi impian mengulangi sejarah tahun 1966 di kandang sendiri. Karena belum berhasil juga!

Kini dengan pengalaman semifinalis Piala Dunia 2018, Inggris mulai memperlihatkan peluang menjadi juara. Lini belakang solid dan penyerangan tajam.

Namun, lawan mereka di delapan besar adalah Prancis sang juara bertahan dengan Kylian Mbappe di sektor penyerangan. Ujian pertama mereka.

Tapi bukan tak mungkin, The Three Lions bakal mengaum di laga nanti karena bermain lepas melawan negara yang lebih difavoritkan oleh banyak orang.

Sekaligus menuntaskan penantian selama 56 tahun. It's finally coming home.

4 dari 4 halaman

Prancis, Maroko, dan Portugal

6. Prancis Jadi Negara Kedua Back-to-Back Champion

Negara paling impresif dalam Piala Dunia Qatar ini. Prancis selalu berhasil menang secara meyakinkan. Walaupun sekali "kepeleset" di laga pamungkas Grup D kontra Tunisia.

Apalagi Les Bleus diperkuat anak muda andalan mereka bernama Kylian Mbappe yang sedang onfire. Lima gol sejauh ini jadi pembuktian.

Dengan skuad yang tidak banyak berubah dari Piala Dunia 2018, bukan tidak mungkin gelar juara beruntun alias back-to-back jadi milik Prancis. Mereka bakal mengikuti jejak Brasil yang melakukannya pada 1958-1962.

7. Maroko Jadi Juara Piala Dunia Pertama dari Afrika

"Kuda Hitam" yang benar-benar tampil mengigit di Piala Dunia edisi ke-22 ini. Maroko mendadak jadi favorit publik karena permainannya yang cepat dan gigih.

Diperkuat Hakim Ziyech, Romain Saiss, Youssef En-Nesyri hingga Achraf Hakimi tentu membuat Maroko bukan negara yang boleh dipandang sebelah mata.

Apalagi Maroko punya "tembok" di depan gawang bernama Yassine Bono kalau pertandingan berlanjut hingga adu penalti.

8. Portugal Juara, Cristiano Ronaldo Lebih Sukses dari Messi

Walaupun kini performanya tengah menurun dan menjadi penghuni bangku cadangan, sudah pasti segala sesuatu soal Portugal akan dikaitkan dengan megabintang, Cristiano Ronaldo.

Media sering menulis berita miring soal Ronaldo, namun skuad Portugal malah beberapa kali mengungkap kalau sosok pemain senior sangat dibutuhkan untuk memberi motivasi pada skuad muda.

Perjalanan Portugal kalau mau jadi juara bukan perkara mudah. Tapi kalau berhasil, maka Cristiano Ronaldo bakal menjadi pemain dengan gelar paling lengkap mengalahkan Messi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.