Sukses

Cerita Ritual Putra Presiden Jelang Inggris Vs AS di Piala Dunia 2022: Bakal Lebih Fokus?

Timothy Weah kembali jadi andalan Amerika Serikat saat bertemu Inggris di Piala Dunia 2022.

Liputan6.com, Jakarta Nama Timothy Weah mencuri perhatian pada perhelatan Piala Dunia 2022. Bukan hanya karena keberhasilannya mencetak gol ke gawang Wales pada laga Grup B, 22 November lalu. Latar belakangnya sebagai putra Presiden Liberia, George Weah juga membuat perjalanannya di Qatar bertambah unik. 

Dari nama belakangnya, memang tidak sulit menebak siapa sosok pria berusia 22 tahun ini. Embel-embel Weah langsung mengarahkan Timothy kepada pemain sepak bola legendaris asal Liberia, George Weah.

Benar, keduanya punya hubungan kekerabatan. Timothy merupakan anak dari George Weah. 

Di era 1990, George Weah sangat terkenal di kancah sepak bola dunia. George merupakan satu-satunya pemain dari Afrika yang berhasil memenangkan gelar individu Ballon d'Or pada tahun 1995 yang lalu.

Tidak hanya sukses di lapangan hijau. George Weah juga bersinar di panggung politik. Tidak tanggung-tanggung, pria kelahiran 1966 itu berhasil memenangkan pemilu dan menjadi presiden Liberia ke-25.

Sepanjang kariernya, George Weah belum sekalipun tampil di Piala Dunia. Mimpi itu kini diwujudkan lewat anaknya, Timothy yang bermain di Piala Dunia 2022 walau harus berkostum timnas Amerika Serikat (AS).

Timothy melakoni debutnya di Piala Dunia pada 22 November lalu. Saat itu, dia tampil memperkuat AS saat berhadapan dengan Wales pada babak penyisihan Grup B di Ahmed bin Ali, Stadium, Qatar. 

Pada menit ke-36, Timothy berhasil mencetak gol. Memanfaatkan umpan Christian Pulisic, Tim berlari masuk ke kotak penalti Wales dan dengan sekali sontek, dia sukses mengecoh kiper Wayne Hennessey.

Sayang AS gagal memenangkan pertarungan. Pada menit ke 82, Wales mampu membalas lewat Gareth Bale. Hadiah penalti yang diberikan wasit tidak disia-siakan mantan pemain Real Madrid tersebut. 

Skor berubah 1-1 dan bertahan hingga pertandingan usai. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lebih Dekat dengan Ibu

Mengusung nama Weah sebenarnya bukan perkara muda bagi Timothy. Sebab perjalanan kariernya akan selalu dikaitkan dengan keberhasilan sang ayah di era 90-an dulu. Padahal selama ini, George Weah jarang mentransformasikan ilmunya karena sibuk dengan urusan politik yang menyita sebagian besar waktunya. 

"Ayah saya lebih santai menurut saya," katanya kepada ESPN.

"Untuk urusan permainan dan hal-hal seperti itu, ibuku jauh lebih berperan," kata Timothy. 

Meski demikian, bukan berarti Tim tidak belajar apapun dari ayahnya. Sebagai pesepak bola dengan reputasi yang hebat, Tim bakal tetap serius mendengarkan nasihat teknis dari ayahnya.  

"Ayah saya bekerja lebih nyata dan hal-hal seperti itu. Tapi kalau ada tips yang ingin saya dapatkan, dia akan jadi orang pertama yang menangani saya," beber Timothy menambahkan. 

3 dari 4 halaman

Ritual Meditasi

Tim lahir di New York, Amerika Serikat, 22 Ferbruari 2000 lalu. Pada usia 14 tahun, dia pindah ke Prancis dan bergabung dengan akademi sepak bola Paris Saint Germain (PSG). Pilihan ini dibuat bersama ibunya dengan pertimbangan, ayahnya pernah bermain di klub itu dan mereka punya banyak saudara di Prancis.

Pada tahun 2018, Tim akhirnya mendapat kontrak bersama tim utama PSG. Hanya saja, perannya tidak terlalu menonjol. Dia kemudian dipinjamkan ke Celtic sebelum bergabung dengan Lille tahun 2019. 

Di Lille, Tim mulai mendapat tempat yang lebih baik. Dia mulai dipercaya tampil secara reguler. Hingga tahun ini, Timothy sudah bermain dalam 66 pertandingan dan mencetak 6 gol untuk Lille. 

Timothy Weah percaya bahwa dia menjadi lebih dewasa setelah melakukan beberapa perubahan dalam hidupnya. Hal ini secara tidak langsung ikut membantunya berkembang di atas lapangan.

"Saya pasti lebih dewasa," kata Weah.

"Saya bermeditasi sehingga kondisi mental saya berada di tempat terbaik."

 

 

4 dari 4 halaman

Lawan Inggris

Setelah bersinar melawan Wales, Tim bakal berhadapan dengan musuh yang lebih berat, yakni Inggris. Pada laga sebelumnya, Three Lions yang sedang lapar gelar berhasil membantai Iran dengan skor 6-2.

Meski demikian, Tim tidak gentar. "Kami tentu sangat menghormati timnas Inggris," katanya. '

"Ketika Anda melihat tim, dengan orang-orang seperti Harry Kane, Raheem Sterling, Bukayo Saka - Anda tahu ada ancaman di sana. Tetapi kami hanya perlu mengkhawatirkan diri kami sendiri, mengkhawatirkan bagaimana kami akan bermain dan mengeksekusi dengan cara yang ingin kami lakukan," katanya. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.