Sukses

Shin Tae-yong Minta Timnas Indonesia U-20 Kerja Keras Selama TC di Eropa

Timnas Indonesia U-20 tengah menjalani persiapan jelang Piala Dunia U-20 yang berlangsung di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia U-20 bertolak ke Turki. Pasukan Shin Tae-yong bakal menjalani pemusatan latihan sebagai persiapan untuk tampil pada Piala Dunia U-20 yang berlangsung di Indonesia, tahun depan. 

Seperti dilansir dari situs resmi PSSi, timnas Indonesia U-20 bertolak dalam dua rombongan. Kloter pertama yang mayoritas dihuni pemain timnas dan staf pelatih sudah mendarat di Turki. Sementara rombongan berikutnya yang terdiri dari 6 pemain dan staf medis bertolak, Minggu (16/10/2022). 

Keberangkatan Timnas Indonesia U-20 dilepas oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan. Selain Turki, timnas U-20 menurut pria yang akrab disapa Iwan Bule itu juga bakal berlatih di Negeri Matador, Spanyol. 

"Saya ingin selama mereka melakukan pemusatan latihan di Turki dan Spanyol bisa jaga diri. Ikuti instruksi pelatih dan jangan berbuat aneh-aneh yang bisa mencoreng tim maupun bangsa Indonesia secara keseluruhan,’’ kata Mochamad Iriawan seperti dilansir dari situs resmi PSSI, Minggu (16/10/2022).

Pemusatan latihan timnas Indonesia U-20 di Turki dan Spanyol dijadwalkan berlangsung 2 bulan. Selain menjalani latihan rutin, para pemain juga akan menghadapi tim dari negara yang ikut di Piala Dunia U-20. Iriawan pun berharap, para pemain mampu mengasah mental dan skill selama TC di Eropa.

 

"Kita harus paham bahwa Piala Dunia U-20 nanti kita menghadapi tim-tim yang kuat. Itu sebabnya kita harus siap," kata Iriawan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Boyong 34 Pemain

Sebanyak 34 pemain ikut ambil bagian dalam pemusatan latihan di Turki dan Spanyol. Sebelum bertolak ke Turki, para pemain sudah lebih dulu digembleng Shin Tae-yong pada pemusatan latihan di Jakarta. 

"Setelah lolos ke Piala AFC U-20 2023, tim U-20 Indonesia kami programkan untuk menjalani pemusatan latihan di Turki dan Spanyol. Pemain harus bekerja keras, disiplin, fokus dan meningkatkan kemampuannya," kata Shin Tae-yong.

 

 

 

 

3 dari 4 halaman

Tidak Gelar Rapat Exco

Sementara itu, PSSI sejauh ini belum memberi tanggapan resmi terhadap keputusan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan. Sebelumnya, dalam laporannya kepada Presiden RI, Joko Widodo, TGIPF merekomendasikan agar Ketua Umum PSSI dan jajarannya bertanggung jawab terhadap tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang dengan, cara mundur dari jabatannya.

Salah seorang anggota Komite Eksekutif PSSI, Haruna Soemtiro, mengatakan PSSI tidak akan menggelar rapat Exco untuk membahas rekomendasi TGIPF. Namun Haruna masih enggan berkomentar lebih jauh. Dia memilih untuk segera berlalu dengan mobilnya saat dicegat wartawan seperti dilansir dari Antara.

 

4 dari 4 halaman

Dosa-dosa PSSI Versi TGIPF

PSSI seperti diketahui menjadi salah satu pihak yang paling disorot dalam tragedi Kanjuruhan. TGIPF yang dibentuk untuk mengusut insiden ini  menembukan setidaknya 8 'dosa' federasi pimpinan Iwan Bule itu. 

Apa saja? Berikut poin-poin penjelasannya seperti dikutip dalam salinan rekomendasi TGIPF:

a. Tidak melakukan sosialisasi/ pelatihan yang memadai tentang regulasi FIFA dan PSSI kepada penyelenggara pertandingan, baik kepada panitia pelaksana, aparat keamanan dan suporter;

b. Tidak menyiapkan personel match commissioner yang memahami tentang tugas dan tanggungjawabnya, dan sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan, dalam mempersiapkan dan melaksanakan pertandingan sesuai dengan SOP yang berlaku;

c. Tidak mempertimbangkan faktor resiko saat menyusun jadwal kolektif penyelenggaraan Liga-1;

d. Adanya keengganan PSSI untuk bertanggungjawab terhadap berbagai insiden/ musibah dalam penyelenggaraan pertandingan yang tercermin di dalam regulasi PSSI (regulasi keselamatan dan keamanan PSSI 2021) yang membebaskan diri dari tanggung jawab dalam pelaksanaan pertandingan;

e. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan Liga oleh PSSI;

f. Adanya regulasi PSSI yang memiliki potensi conflict of interest di dalam struktur kepengurusan khususnya unsur pimpinan PSSI (Executive Committee) yang diperbolehkan berasal dari pengurus/pemilik klub;

g. Masih adanya praktik-praktik yang tidak memperhatikan faktor kesejahteraan bagi para petugas di lapangan;

h. Tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam pengendalian pertandingan sepakbola Liga Indonesia dan pembinaan klub sepakbola di Indonesia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.