Sukses

15 Pemain Timnas Putri Spanyol Mundur, Persiapan Piala Dunia Putri 2023 Terganggu

Separuh pemain timnas Putri Spanyol mundur gara-gara tidak suka dengan pelatih, ada tuduhan terjadinya pelecehan seksual

Liputan6.com, Jakarta Spanyol sedang terguncang saat ini setelah 15 pemain Timnas Putri memutuskan mundur. Mereka telah mengirim email ke Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF), dan menyebut ‘situasi saat ini’ mempengaruhi ‘kondisi emosional dan kesehatan’.

Mereka minta tidak dipilih dalam timnas, dan menyatakan tidak senang dengan manajemen tim, terutama dengan pelatih, Jorge Vilda. Para pemain juga menyatakan tidak senang dengan suasana di ruang ganti, sesi latihan yang ada dan pemilihan tim versi pelatih.

Email para pemain itu berbunyi : "Kami meminta dalam komunikasi kami yang dikirim ke RFEF untuk tidak dipanggil sampai situasi yang mempengaruhi keadaan emosional dan pribadi kami, kinerja kami dan akibatnya, hasil seleksi dan yang dapat menyebabkan cedera yang tidak diinginkan dibalik."

Timnas Putri Spanyol dihuni sederet bintang top. Salah satunya adalah Alexia Putellas, pemenang Ballon d’Or tahun lalu dan pemain terbaik Eropa 2022, yang merupakan pemain Barcelona.

Perpecahan di dalam skuad asuhan Vilda mulai terjadi bulan lalu. Persoalan muncul setelah ada tuduhan sang pelatih melakukan pelecehan secara verbal.

Federasi sendiri membela sang pelatih yang sudah menukangi Timnas Putri Spanyol sejak 2015 lalu, menggantikan pendahulunya Ignacio Quereda. Kontrak Vilda berdurasi hingga 2024.

Bahkan para pemain oleh RFEF dituduh tidak nasionalis, dan akan dicoret dari timnas kecuali mau meminta maaf.

Menolak menghormati panggilan tim nasional diklasifikasikan sebagai “pelanggaran yang sangat serius, dan dapat membawa sanksi dua dan lima tahun diskualifikasi.’

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pernyataan RFEF

“Federasi tidak akan menerima tekanan apa pun dari pemain mana pun saat mengadopsi tindakan olahraga. Jenis manuver ini jauh dari teladan dan di luar nilai-nilai sepakbola, olahraga, juga berbahaya,” kata pernyataan RFEF.

Vilda sendiri sudah menjadi pelatih timnas Putri Spanyol selama tujuh tahun, tanpa memberikan prestasi yang gemilang. Tim yang diasuhnya terhenti di perempat final Euro 2017 dan di babak 16 besar Piala Dunia Wanita 2019.

Adapun di Euro 2022 ini perjalanan Vilda kembali kandas di perempat final usia kalah dari Inggris.

Meski demikian, ia berhasil meloloskan timnya ke Piala Dunia Wanita 2023 di Selandia Baru dan Australia.

Piala Dunia Putri 2023 itu akan berlangsung di Australia dan Selandia Baru. FIFA mengumumkan turnamen itu akan digelar mulai 20 Juli - 20 Agustus 2023.

Dikutip dari Reuters, playoff antar konfederasi, yang akan menentukan tiga tempat terakhir kualifikasi, akan berlangsung pada 17-23 Februari 2023.

Taman Eden Auckland akan menjadi tuan rumah pembuka Piala Dunia Putri 2023, sedangkan final akan digelar di Stadion Sydney Australia.

3 dari 5 halaman

Dukungan

Gerakan 15 pemain timnas Putri Spanyol itu mendapat dukungan dari sang bintang, Alexia Putellas. Dalam suratnya, dikutip dari yahoo.com ia mengatakan para pemain tidak pernah meminta pemecatan pelatih seperti yang disebutkan.

“Kami memahami bahwa tugas kami bukanlah memilih posisi seperti itu, tetapi mengungkapkan secara konstruktif dan jujur ​​apa yang kami anggap dapat meningkatkan kinerja tim.”

“Dengan meminta untuk tidak dipanggil, kami menghukum karir profesional kami, ekonomi kami dan tentu saja upaya berkelanjutan untuk membangun sesuatu yang penting dalam sepak bola wanita.”

Putellas cedera dan tidak dalam pertarungan untuk skuad Spanyol saat ini. Ia juga tidak termasuk pemain yang mengirimkan email ke RFEF.

4 dari 5 halaman

Buku

Pemberontakan lebih dari separuh pemain itu terhadap Vidal, dengan adanya tuduhan pelecehan seksual mengingatkan pada pelatih sebelumnya, Ignacio Quereda yang menjabat selama 27 tahun, dari 1988 hingga 2015.

Sebuah buku yang ditulis oleh jurnalis Danae Boronat pada 2021 lalu mengguncang persepakbolaan Spanyol. Buku berjudul No las llames chicas, llamales futbolistas (Jangan panggil mereka perempuan, panggil mereka pesepak bola), memuat kesaksian dari beberapa pemain top tim nasional.

Mereka menuturkan pelecehan psikologis yang dilakukan oleh Quereda lewat perilaku tidak pantas dan perundungan seksisnya dibiarkan begitu lama.

Kesaksian para pemain sangat memilukan dan semuanya dikumpulkan dalam publikasi, yang menegaskan bahwa Ignacio Quereda melakukan pelecehan itu sembari memberikan arahan.

5 dari 5 halaman

Pelecehan?

"Saya tidak bisa menghitung berapa kali dia datang dan mengangkat baju saya," kata Marta Corredera, pemain sayap Spanyol yang memperkuat Real Madrid dilansir dari MARCA, 26 Maret 2021.

Mundo Deportivo juga mengabarkan bahwa di dalam buku tersebut terdapat pengakuan dari pemain terkenal seperti Jennifer Hermoso, Vicky Losada, Irene Paredes, Alexia Putellas, Marta Corredera, Aitana Bonmatí Y Nahikari García

Ignacio Quereda dipecat dari jabatannya pada Oktober 2015, ketika anggota tim mengadu ke Federasi, setelah mengirim surat yang berisi kecaman terhadap pelatih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini