Sukses

Jurnalis Inggris Keluhkan Aturan Konyol Qatar Jelang Piala Dunia 2022

Setiap orang harus menunjukkan aplikasi Ehteraz sebelum memasuki restoran atau toko, menurut jurnalis Telegraph Robert Jackman, pembatasan tersebut hal yang gila dan juga konyol untuk penyelenggaraan Piala Dunia 2022.

Liputan6.com, Jakarta Gelaran Piala Dunia 2022 tinggal menyisakan beberapa bulan lagi digelar. Pentas Piala Dunia bisa menjadi panggung yang tepat bagi sebagian besar pemain untuk menunjukkan kapasitasnya bersama timnas masing-masing.

Namun jelang Piala Dunia Qatar 2022, sederet masalah muncul. Salah satunya adalah ketika otoritas Qatar memberlakukan aturan terbaru untuk masuk ke negaranya.

Seperti yang dikutip dari Telegraph, Jumat (16/9/2022), jurnalis mereka Robert Jackman mengatakan keputusan Qatar untuk memberlakukan aturan baru untuk masuk ke negaranya disebut bodoh dan bukan tanpa kontroversi.

Sebelumnya ada isu HAM dan homoseksualitas telah memicu kontroversi jelang Piala Dunia 2022, tapi kini berubah dengan aturan terbaru mengenai COVID 19.

Jackman mengatakan dia menghadiri pertandingan sepakbola yang disebut sebagai uji coba Piala Dunia, tapi dia sangat kecewa karena menghadapi pembatasan perjalanan baru saat di Qatar.

Pasalnya, saat ini orang-orang yang ingin memasuki negara Teluk harus menjalani tes Covid bersertifikasi laboratorium sebelum tiba di Qatar. Itu terlepas dari apakah mereka divaksinasi lengkap atau tidak.

Selain itu, sebelum tiba di Qatar, penumpang masih harus mengisi sertifikat vaksin NHS serta harus mengunduh aplikasi, Ehteraz. Oleh karena itu, setiap orang harus menunjukkan aplikasi Ehteraz sebelum memasuki restoran atau toko, menurut Jackman, yang menyebut pembatasan itu sebagai hal yang konyol.

Aplikasi ini membutuhkan koneksi internet untuk mengakses kode QR mereka. Jakman menambahkan kalau dia menghabiskan lima menit menunggu OTP untuk aplikasi tersebut.

Walaupun demikian, aturan pemakaian masker wajah di Qatar telah dilonggarkan, dengan masker hanya diwajibkan di transportasi umum.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Tiga Masalah Muncul di Qatar

Jelang pembukaan Piala Dunia 2022, ada tiga masalah muncul setelah adanya ujicoba pada beberapa stadion di Qatar untuk digunakan sebagai arena pertandingan Piala Dunia.

Salah satu masalahnya adalah kekurangan air, tak hanya itu terdapat tiga masalah muncul usai para panitia pelaksana Piala Dunia Qatar 2022 melakukan uji coba terhadap salah satu stadion.

Stadion yang dimaksud adalah Lusail Iconic Stadium untuk menggelar final Piala Dunia 2022. Dalam uji coba tersebut, Qatar menggelar pertandingan bertajuk Lusail Super Cup yang mempertemukan Al Hilal SFC (juara Liga Arab Saudi 2021-2022) dan Zamalek SC (juara Liga Mesir 2021-2022), Jumat (9/9/2022) waktu setempat. 

Hasilnya, Al-Hilal berhasil mengalahkan Zamalek lewat adu penalti dengan skor 4-1 usai bermain 1-1 di waktu normal.Sayangnya, meski berlangsung meriah dengan dihadiri 77 ribu orang, laga uji coba untuk Piala Dunia 2022 itu ternyata menimbulkan tiga masalah logistik.

Seperti yang dikutip dari Express, Kamis (15/9/2022), ada tiga masalah mulai dari kekurangan air, antrean panjang, dan masalah sistem pendingin.

Untuk masalah kekurangan air, di tengah cuaca panas yang mencapai 34 derajat celcius, persediaan air baik di dalam maupun di luar stadion tidak mencukupi.

Kemudian untuk persoalan antrean, pintu masuk stasiun kereta dengan stadion hanya berjarak 400 meter. Para penggemar menunggu dalam antrean yang mengular sepanjang 2,5 kilometer.

Sementara itu, sistem pendingin stadion yang digambarkan Qatar sebagai yang tercanggih masih tidak memberikan efek cukup baik.

3 dari 5 halaman

Pelaku Seks Bebas dan Kumpul Kebo di Piala Dunia 2022 Qatar Dipenjara

Qatar juga melarang fans-fans dari luar untuk melakukan tindakan kumpul kebo. Suporter laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri, tidak akan bisa memesan satu kamar hotel yang sama.

Laporan Daily Star, aturan ini bahkan sudah mulai diterapkan. Qatar, sebagai negara yang menganut norma ketimuran dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam melarang keras seks bebas.

Tak tanggung-tanggung, apabila ada yang melanggaranya akan mendapatkan sanksi paling berat yakni penjara selama tujuh tahun.

"Kecuali Anda datang ke sini sebagai suami-istri, itu tidak masalah. Tapi kalau mau seks bebas, jangan di sini karena Anda bisa mendekam di penjara," kata salah seorang polisi di Qatar.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Piala Dunia 2022, Nasser al-Khater menegaskan, Qatar terbuka kepada semua fans dari berbagai belahan dunia. Namun, Qatar juga memina para tamu harus menghormati norma-norma yang sudah berlaku di negara mereka.

"Semua orang diterima di Qatar dan mereka akan merasa aman. Qatar adalah negara yang toleran dan ramah. Mungkin Qatar ada sedikit berbeda dari negara lain, maka kami berharap para fans untuk menghormati aturan yang ada," kata Nasser.

“Keselamatan dan kenyamanan setiap penggemar adalah yang paling penting bagi kami. Tapi, bermesraan di depan umum dilarang, itu bukan bagian dari budaya kami, dan itu berlaku untuk semua orang," jelasnya.

4 dari 5 halaman

Larang Kampanye LGBT

Sebelumnya, Qatar dengan tegas menyatakan sikap mereka kepada kaum LGBT. Kepala Keamanan Piala Dunia 2022, Abdullah Al Nasari mengharamkan simbol maupun bentuk kampanye lain dari kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Qatar.

Al Nasari menyatakan tidak akan bertoleransi mengenai apapun yang berkaitan dengan LGBT selama Piala Dunia 2022 berlangsung.

"Jika Anda ingin mengungkapkan pandangan Anda mengenai LGBT, lakukanlah dalam masyarakat yang bisa menerima hal itu. Jangan datang dan menghina seluruh masyarakat [kami]. Kami tidak akan pindah agama [hanya karena Piala Dunia] selama 28 hari," ucapnya seperti dikutip dari Sportsration.

Al Nasari juga mengatakan akan melakukan tindakan tegas andai simbol terkait kelompok LGBT muncul di stadion yang menghelat Piala Dunia 2022. Ia memastikan tindakan harus dilakukan sebagai pencegahan akan dampak buruk yang berpotensi terjadi.

"Jika seorang penggemar mengibarkan bendera pelangi di stadion dan bendera itu diambil, itu bukan karena kami ingin menyinggungnya tetapi untuk melindunginya," kata Al Nasari.

"Jika tidak [diambil], penonton lain bisa menyerangnya. Jika Anda membeli tiket, itu untuk menyaksikan pertandingan sepak bola dan bukan untuk berdemonstrasi," ia melanjutkan.

5 dari 5 halaman

Emtek Siarkan Piala Dunia 2022

SCM (Surya Citra Media Tbk.) selaku holding perusahaan di bawah Emtek Grup yang memegang hak siar Piala Dunia 2022 bakal memanjakan pecinta bola di Indonesia dengan berbagai tayangan seru selama perhelatan ajang empat tahunan tersebut di Qatar. Berbagai program sudah disiapkan.

Seperti diketahui, Piala Dunia 2022 akan tayang di berbagai platform milik Emtek Grup. Untuk televisi free to air, Piala Dunia 2022 bisa disaksikan di SCTV, Indosiar, dan O Channel. Kemudian ada juga TV terestrial digital Mentari TV.

Selain menghadirkan tayangan langsung laga Piala Dunia 2022, SCM juga akan menyajikan beberapa ulasan berita seputar gelaran empat tahunan ini. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.