Sukses

Jalan Terakhir Chile Menuju Piala Dunia Qatar 2022 untuk Gantikan Ekuador

Federasi Sepak Bola Chile akan menempuh jalan terakhir menuju Piala Dunia Qatar 2022 lewat sidang banding setelah FIFA memutuskan untuk menolak keluhan identitas palsu yang melibatkan pemain timnas Ekuador, Byron Castillo.

Liputan6.com, Jakarta Federasi Sepak Bola Chile akan menempuh jalan terakhir menuju Piala Dunia Qatar 2022 pada sidang banding setelah FIFA memutuskan untuk menolak laporan identitas palsu yang melibatkan pemain timnas Ekuador, Byron Castillo, seperti yang dikutip Express, Kamis (15/9/2022).

Jalan terjal bakal ditempuh oleh Federacion de Futbol de Chile (FFC) atau Federasi Sepak Bola Chile demi para pemain mereka mentas di Piala Dunia 2022. 

Timnas Chile sejatinya sudah diputuskan tak ambil bagian dalam kompetisi di Qatar setelah pada babak kualifikasi zona Amerika Selatan hanya menempati urutan ketujuh.

Namun, pada Mei lalu, Chile mengajukan komplain bahwa pemain timnas Ekuador, Byron Castillo, dilaporkan pemain ilegal. Mereka mengklaim tentang pemalsuan identitas yang dilakukan Ekuador dengan menyebutkan bahwa Castillo lahir di Tumaco, Kolombia, tahun 1995.

Menanggapi hal ini, Ekuador telah membuktikan bahwa Castillo lahir di daerah Playas, Ekuador, pada 1998. Polemik ini terus bergulir mengingat bahwa jika ajuan banding dari Chile berhasil, maka Arturo Vidal dkk dapat menggantikan Ekuador di Piala Dunia. 

Pasalnya, Castillo bermain dalam delapan pertandingan selama babak kualifikasi dan jika banding memenangkan Chile, maka Ekuador akan mendapatkan kekalahan dari jumlah tersebut. 

Pengurangan poin tersebut secara otomatis akan menggugurkan Ekuador dan menempatkan Chile di posisi keempat. Mereka akan naik peringkat dengan keunggulan 25 angka berkat tambahan enam poin usai sebelumnya hanya mengemas 19 poin.

Sebelumnya, kasus serupa pernah terjadi pada Piala Dunia 2018 di Rusia dengan juga melibatkan Chile. Saat itu, mereka mengajukan komplain kepada Bolivia yang diketahui menurunkan pemain yang tidak memenuhi syarat dalam babak kualifikasi. 

Kasus ini melibatkan bek Bolivia, Nelson Cabrera, yang terbukti lahir di Paraguay. Namun, saat itu keuntungan berpihak kepada Peru yang dinyatakan lolos setelah posisinya di atas klasemen akhir mengungguli Chile.

Peru pada akhirnya maju ke babak play-off dan turut ambil bagian dalam Piala Dunia 2018 di Rusia. Berkaca pada kasus tersebut, Chile berharapa banyak pada sidang yang akan dilangsungkan pada Kamis (15/9/2022) waktu setempat.

Bagi Chile, ini adalah jalan terakhir untuk mereka bisa menuntaskan gugatan dengan kemenangan sekaligus menjadi langkah untuk tampil di Piala Dunia 2022 Qatar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Bukti Baru Bisa Coret Ekuador Dari Piala Dunia 2022

Skandal pemalsuan paspor pemain Ekuador, Byron David Castillo akan mengguncang dunia sepakbola. Tak hanya berpotensi membuat Ekuador dicoret dari Piala Dunia 2022, FIFA juga akan menanggung malu atas kasus ini.

Ekuador lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar setelah menempati posisi keempat klasemen akhir babak kualifikasi zona CONMEBOL. Lolosnya Ekuador ini diikuti dengan diangkatnya kasus pemalsuan paspor Castillo oleh Chile.

Keraguan atas identitas Castillo pertama kali muncul pada tahun 2015 ketika usulan transfernya antara dua klub Ekuador, Norteamerica dan Club Emelec runtuh karena 'penyimpangan' dalam dokumentasinya.

Chile meyakini Ekuador harus kehilangan poin-poin di delapan laga yang sudah dijalani Castillo, plus memberi lawan-lawan Ekuador tiga poin.

Gugatan Chile itu ditolak oleh FIFA, dan memastikan Ekuador akan tetap memiliki hak untuk bermain di putaran final Piala Dunia 2022 pada akhir tahun nanti di Qatar.

"Setelah menganalisis bukti-bukti dari semua pihak terkait dan mempertimbangkan semua elemen yang diajukan sebelumnya, Komite Disiplin FIFA memutuskan untuk menutup proses gugatan yang dimulai terhadap FEF (Ssosiasi Sepakbola Ekuador)," demikian pernyataan resmi FIFA yang dilansir Reuters, 10 Juni 2022.

Asosiasi Sepak Bola Chili (FFCh) telah mengajukan banding pada 1 Juli lalu. Banding itu direspons oleh FIFA dan keterangan dari Castillo akan didengarkan pada 15 September 2022.

“Kami telah memberikan sejumlah besar bukti kepada FIFA yang membuktikan bahwa pemain itu lahir di Kolombia, dan akta kelahirannya di Ekuador palsu," kata FFCh, melalui pengacaranya Eduardo Carlezzo, dikutip dari The Athletic. 

3 dari 6 halaman

Tuduhan

Sportsmail baru-baru ini mendapatkan bukti baru lewat pengakuan mengejutkan dari sang pemain, bahwa ia memang menggunakan paspor palsu. Bukti itu terungkap dalam penyelidikan resmi yang ditutup-tutupi oleh Federasi Sepakbola Ekuador FEF).

Sebuah kisah yang luar biasa, tulis Dailymail 12 September 2022, yang terungkap beberapa hari sebelum Komisi Banding FIFA memutuskan kasus itu. Hal itu dapat mengubah siapa nantinya lawan Qatar di laga pembukaan Piala Dunia 2022.

Ekuador bergabung di Grup A bersama tuan rumah Qatar, Belanda dan Senegal. Dalam jadwal, partai Qatar vs Ekuador akan jadi laga pembuka pada 20 November 2022.

Kasus yang diajukan Chili berpusat pada tuduhan bahwa Castillo lahir di Tumaco, Kolombia, pada tahun 25 Juli 1995, sedangkan paspornya menyatakan bahwa ia lahir pada 10 November 1998 di General Villamil, Ekuador.

Ada dua akta kelahiran yang mencantumkan nama yang sedikit berbeda terkait dengan pemain yang juga diterbitkan oleh Sportsmail hari ini – satu dari Kolombia (Bayron Javier Castillo Segura) dan satu lagi dari Ekuador (Byron David Castillo Segura.)

4 dari 6 halaman

Rekaman Audio

Sportmail juga telah mengeluarkan rekaman audio dari wawancara yang diberikan Castillo kepada penyelidik, yang jelas menyatakan dia lahir pada 1995 lalu, berlawanan dengan tahun 1998 lewat dokumen yang diberikan oleh Ekuador.

Castillo juga menyatakan bahwa nama lengkapnya adalah Bayron Javier Castillo Segura, sesuai dengan rincian akta kelahiran Kolombianya. Sedangkan pada sertifikat Ekuador namanya adalah Byron David Castillo Segura.

Castillo selanjutnya menjelaskan secara rinci meninggalkan rumahnya di Tumaco menuju San Lorenzo, yang terletak sekitar 50 mil di atas perbatasan di Ekuador.

Rekaman tersebut berasal dari wawancara formal yang dilakukan oleh kepala Komisi Investigasi FEF dengan Castillo pada tahun 2018.

Wawancara penting dengan Castillo di mana dia tampaknya mengakui bahwa dokumen resminya palsu terjadi di Ekuador pada Desember 2018. Dalam wawancara itu, Castillo ditanya oleh penyelidik, 'kapan tepatnya Anda lahir?' yang dia jawab, 'Di 95.' Pertanyaan penyelidik berikutnya adalah, 'Dan tahun berapakah KTP itu?' pertanyaan yang mendapat tanggapan '98.'

5 dari 6 halaman

Nama Asli

Castillo kemudian ditanya, 'Siapa nama aslimu?' yang dia jawab, 'Bayron Javier Castillo Segura.'

'Saya melintasi perbatasan karena, Anda tahu, tim dari Tumaco bermain di San Lorenzo,' kata Castillo. “Saya pergi untuk melakukan beberapa uji coba di San Lorenzo, saya ingat itu dengan sangat baik. Saya tidak pernah dipilih untuk tim mana pun di uji coba itu, tetapi teman saya yang dipilih tidak pernah muncul, jadi saya pergi sebagai gantinya.

'Saya tiba dan saya tidak tahu bagaimana memperbaiki keadaan. Aku tidak tahu. Mereka mengatakan ini dan itu. Kami akan melakukan ini, kami akan membantu Anda. Aku butuh bantuan. Saya datang ke sini karena saya ingin membantu keluarga saya. Saya tahu situasi di Tumaco. Saya tiba dan mulai bermain tanpa masalah, tidak sadar. Dan sekarang saya melihat semua masalah muncul.'

Castillo juga menyebut pemilik Norteamerica, Marco Zambrano, sebagai orang yang bertanggung jawab menyediakan dokumen baru dan identitas palsu. 'Marco Zambrano melakukan segalanya untukmu di awal?' dia ditanya. 'Tentu, dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan membantu saya, ini dan itu,' jawab Castillo.

6 dari 6 halaman

Tanda Tangan Berbeda

FA Chile telah memperoleh sertifikat baptis dari Tumaco atas nama Bayron Javier Castillo Segura, tetapi satu tidak ada atas nama Byron David Castillo Segura. Akta kelahiran Kolombia telah disahkan, tetapi akta kelahiran Ekuador tidak diakui oleh catatan sipil negara tersebut.

Selain itu, tanda tangan ayahnya Harrinson Jose Castillo dalam dokumen Ekuador tidak sesuai dengan tanda tangan dalam dokumen Kolombia.

Pada tahun 2018 sebuah laporan dari Direktur Jenderal Catatan Sipil di Ekuador menyatakan bahwa akta kelahiran Ekuador Castillo tidak ada dalam catatan internalnya, dan menyimpulkan bahwa itu palsu.

Chili berharap untuk menggantikan Ekuador jika mereka terlempar dari Piala Dunia, karena Castillo bermain melawan mereka dalam dua pertandingan kualifikasi di mana mereka hanya mengambil satu poin.

Jurnalis Matt Hughes, editor olahraga yang melakukan laporan tersebut, mengatakan bahwa “Ekuador menghadapi pengusiran dari Piala Dunia karena bukti baru paspor palsu, banyak identitas dan penyamaran yang jelas terungkap ... dengan audio dan dokumen mengkonfirmasikan bahwa Byron Castillovlahir di Kolombia”.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.