Sukses

Israel Larang Suporter Palestina Nonton Piala Dunia 2022?

Pihak Qatar bergerak cepat melakukan negosiasi bagi warga Palestina yang ingin menyaksikan Piala Dunia 2022.

Liputan6.com, Jakarta Problematika antara Israel dengan Palestina ternyata terus terjadi. Termasuk dalam urusan menonton Piala Dunia 2022 yang akan digelar di akhir tahun nanti.

Dalam laporan terakhir media lokal Israel, menyebut kalau pemerintah Qatar saat ini sedang gencar mendorong Israel untuk mengizinkan suporter asal Palestina agar bisa hadiri Piala Dunia tanpa hambatan.

Menurut sumber laporan tersebut, Piala Dunia Qatar akan digelar tanpa isu politik dan dibuka sepenuhnya "baik untuk warga Israel maupun Palestina".

Pemerintah Qatar disebut siap melakukan mediasi antara kubu Tel Aviv dan petinggi Palestina untuk menghindari terulangnya permasalahan saat rezim Zionis itu melarang Timnas Palestina untuk berkompetisi di kualifikasi Piala Asia.

Hingga saat ini belum jelas berapa banyak warga Palestina yang akan datang ke Piala Dunia Qatar. Namun, diplomat Israel mengumumkan pada Juni lalu tidak ada penerbangan langsung antara Doha dan Tel Aviv selama Piala Dunia berlangsung.

Hingga saat ini belum ada komentar resmi dari pemerintah Qatar terkait isu ini.

Qatar dan Israel sendiri tidak memiliki hubungan diplomatik. Karena negara kaya di Timur Tengah itu adalah pendukung kemerdekaan Palestina.

Bahkan klaim kalau Israel akan membangun kantor sementara untuk memudahkan perjalanan warganya ke Qatar telah dibantah.

Diprediksi 10.000 warga Israel akan melakukan perjalanan "langka" ke Qatar menggunakan visa sementara hanya untuk menjadi penonton Piala Dunia 2022 nanti.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Olahraga Palestina Tak Boleh Berkembang

Konflik antara Israel dan Palestina memang tak hanya terkait politik dan wilayah saja. Bahkan menyebar hingga ke bidang olahraga.

Yang paling sering terjadi, atlet-atlet Palestina kerap mendapatkan larangan dari Israel untuk berpartisipasi di kompetisi internasional.

Pesepakbola Palestina juga sering kali kesulitan menemukan tempat bermain karena pihak Israel sering merusak fasilitas-fasilitas bermain, meski berada di dalam kawasan Palestina.

Pada 2019, Israel secara sengaja membuat turnamen Piala Palestina dibatalkan dengan cara menolak izin keluar para pemain dari Gaza.

Hal ini langsung menjadi sorotan kelompok HAM dan dinilai sebagai salah satu pelanggaran berat hak asasi manusia. Menjadi bukti kalau warga Palestina benar-benar ingin diisolasi baik di dalam ataupun di luar negeri.

Sikap represif Israel terhadap Palestina memang sangat terlihat, terbukti dengan setidaknya 140 titik pemeriksaan di sekitar kawasan Tepi Barat.

Palestina dan aktivis dari berbagai belahan dunia telah menuduh FIFA tidak menggubris surat permintaan untuk memberi sanksi pada Asosiasi Sepakbola Israel.

Meski begitu, prestasi sepakbola Palestina terbilang cukup baik. Saat ini mereka menduduki posisi 97 peringkat FIFA.

3 dari 5 halaman

Israel Sempat Kesulitan Dapat Tiket Piala Dunia

Menariknya, pecinta sepakbola asal Israel sempat mengaku kesulitan mendapatkan tiket pertandingan Piala Dunia Qatar karena negaranya tidak terdaftar.

Winterhill Hospitality yang mendapatkan izin dari FIFA untuk menjual dan mendistribusikan tiket Piala Dunia 2022 via pemesanan online, ternyata tidak memasukkan Israel sebagai salah satu negara yang bisa membeli.

Pada situs penjualan tiket, peta Israel malah ditulis sebagai "kawasan Palestina yang diambil" (Palestinian Territory Occupied). Perubahan ini ternyata dibuat oleh seorang agen penjualan.

FIFA Network akhirnya memperbaiki hal tersebut karena membuat calon penonton dari Israel marah besar, karena tidak mendapat perlakuan yang sama dibanding negara lain.

Masalah ini bahkan masuk dalam pembahasan televisi nasional Israel, yang menyatakan "FIFA banjir kritik setelah insiden ini".

4 dari 5 halaman

Israel Ngadu ke FIFA

Menurut Marca, pihak Israel akhirnya turun langsung untuk melobi pejabat FIFA supaya bisa datang tanpa menggunakan paspor asing, dan juga diperlakukan seperti layaknya warga negara lain.

Lampu hijau pun diberikan. Pemerintah Qatar akhirnya luluh demi kelancaran event Piala Dunia bulan November-Desember nanti. Ini adalah kali pertama warga Israel bisa masuk Qatar dengan paspor asli mereka.

Tetapi sebelumnya mereka harus membeli tiket secara online lalu mengajukan Fan ID. Nah, ID inilah yang akan memberikan mereka akses untuk memesan tiket pesawat, hotel, dan juga akses masuk Qatar.

Pejabat senior Israel pun sempat mengeluarkan klaim kalau kedua negara telah berdiskusi akan mendirikan kantor perwakilan Israel untuk sementara di Qatar untuk melayani "kebutuhan selama Piala Dunia berlangsung".

Namun menurut i24News, kabar tersebut langsung dibantah oleh Kementerian Luar Negeri Israel.

5 dari 5 halaman

Nonton Piala Dunia 2022 Harus Ikut Aturan

Meski membuka pintu bagi seluruh suporter dari belahan dunia manapun, Qatar tetap memberikan aturan ketat kepada suporter. Qatar memberlakukan beberapa aturan dan larangan yakni soal alkohol dan seks bebas.

Piala Dunia 2022 akan terasa berbeda bagi suporter asal negara barat (Eropa dan Amerika Serikat). Fans sepak bola dari kawasan tersebut terbiasa berjalan ke stadion sambil membawa minuman beralkohol.

Namun di Qatar, hal itu tak akan bisa lagi mereka lakukan. Qatar dengan tegas melarang alkohol di tempat umum. Minum alkohol hanya dibolehkan di Fan Zone yang sudah ditentukan.

Bukan cuma itu, Qatar juga melarang fans-fans dari luar untuk melakukan tindakan kumpul kebo. Suporter laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri, tidak akan bisa memesan satu kamar hotel yang sama.

Laporan Daily Star, aturan ini bahkan sudah mulai diterapkan. Qatar, sebagai negara yang menganut norma ketimuran dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam melarang keras seks bebas.

Tak tanggung-tanggung, apabila ada yang melanggaranya akan mendapatkan sanksi paling berat yakni penjara selama tujuh tahun.

"Kecuali Anda datang ke sini sebagai suami-istri, itu tidak masalah. Tapi kalau mau seks bebas, jangan di sini karena Anda bisa mendekam di penjara," kata salah seorang polisi di Qatar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.