Sukses

Ronaldo Nyaris Mati: Teori Konspirasi & Misteri Final Piala Dunia 1998

Ronaldo alami kondisi misterius jelang final Piala Dunia 1998. Akibatnya Brasil gagal menjadi juara.

Liputan6.com, Jakarta- Jelang Piala Dunia 2022 ada baiknya kita melihat momen-momen menarik yang pernah terjadi sepanjang sejarah Piala Dunia. Memang kerap kali muncul cerita tak terlupakan dalam gelaran turnamen bergengsi tersebut.

Brasil adalah tim yang selalu menjadi favorit menjadi juara di tiap edisi, termasuk jelang Piala Dunia Qatar yang akan dimulai pada November mendatang.

Tetapi sempat terjadi sebuah misteri yang meliputi juara dunia lima kali tersebut. Penyerang andalannya mendadak mengalami masalah mental jelang partai yang amat menentukan.

Insiden ini adalah salah satu misteri paling besar dalam sejarah sepakbola.

Bagi yang menonton tidak akan pernah melupakan kejadian aneh ini: Paris, 12 Juli 1998. Tepatnya pertandingan final Piala Dunia.

Sejarah mencatat kemenangan telak Timnas Prancis dengan skor 3-0 atas penampilan gemilang Zinedine Zidane. Ini adalah gelar juara dunia pertama Les Bleus yang mematik selebrasi emosional bagi tuan rumah.

Tapi cerita menarik dari final Piala Dunia ini sudah terjadi sejak sebelum bola kick-off ditendang.

Drama ini mungkin paling jelas dituturkan oleh komentator legendaris BBC, John Motson, yang telah meliput 10 edisi Piala Dunia sepanjang karirnya.

"Daftar susunan pemain dibagikan dan saya terkejut karena nama Ronaldo tidak ada di situ. Semuua orang memeriksa kembali kertas di tangan mereka dan reaksi mereka sama," cerita Motson.

"Beberapa orang terlihat berdiri dan bertanya apa yang sedang terjadi? Cukup lama kami semua duduk dalam kondisi terkejut," lanjutnya.

 * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Drama Gonta-Ganti Susunan Pemain

Ronaldo saat itu adalah salah satu pemain terbaik di dunia. Partai final di Saint-Denis harusnya menjadi malam yang menyematkan pemain berjuluk "O Fenomeno" sebagai yang terbaik sepanjang masa.

Di usia 21 tahun, Ronaldo Nazario Da Lima baru saja mencetak 34 gol dalam musim debutnya berkostum Inter Milan. Belum lagi empat gol yang dicetaknya dalam perjalanan menuju laga final Piala Dunia.

Mendadak, namanya menghilang dari starting eleven Brasil yang kala itu dilatih Mario Zagallo. Semua pihak kebingungan termasuk legenda Brasil, Pele, yang ketika itu ada di ruangan bersama wartawan.

Tetapi hal yang lebih membingungkan ketika nama Ronaldo kembali dimasukkan hanya 30 menit jelang pertandingan dimulai.

Edmundo yang awalnya diplot sebagai pengganti Ronaldo dikabarkan melampiaskan emosinya karena diganti pada menit-menit akhir.

Gonta-ganti susunan pemain mulai memunculkan berbagai desas-desus.

Saat pertandingan dimulai, tampak jelas kalau ini bukanlah Ronaldo yang sebenarnya. Ia tidak memberikan dampak sama sekali di pertandingan tersebut.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 5 halaman

Kejang-Kejang Sampai Nyaris Mati

Tapi sebenarnya apa yang terjadi pada Ronaldo?

Menurut rekan satu timnya yaitu Roberto Carlos, insiden ini diawali usai makan siang di Lesigny, pinggiran Paris, pada hari final akan digelar.

Tak lama setelah kembali ke hotel, Ronaldo yang satu kamar dengan Carlos mendadak menangis.

"Ronaldo takut dengan apa yang akan terjadi. Tekanan besar membuatnya tidak bisa berhenti menangis," tutur Roberto Carlos.

Lalu sekitar pukul empat sore, Ronaldo mulai mengalami kejang-kejang sampai akhirnya mengeluarkan busa dari mulutnya. Carlos yang panik berteriak minta tolong.

Cesar Sampaio dan Edmundo langsung datang dan memberikan bantuan agar lidah Ronaldo tidak tertelan. Kalau terlambat, nyawa Ronaldo bisa melayang.

Lalu Ronaldo dibiarkan tidur. Tim dokter memutuskan untuk tidak menceritakan insiden tak biasa tersebut.

Setelah siuman, Ronaldo minum secangkir teh dan mengobrol dengan rekannya, Leonardo, di taman sekitar hotel. Saat itulah, ia menyatakan fit untuk bertanding.

Namun, Ronaldo tetap dilarikan ke rumah sakit. Sementara tim Brasil harus berangkat ke stadion. Bus tim Samba yang biasanya riuh kali ini sunyi. Seluruh pemain tampak tidak lepas yang terbawa hingga di atas lapangan.

4 dari 5 halaman

Konspirasi Teori Dekati Kenyataan

Setelah kekalahan 0-3 dan penampilan di bawah standar, sejumlah teori konspirasi bermunculan terkait kondisi Ronaldo.

Ada tiga teori konspirasi yang paling ramai dibicarakan oleh media Brasil.

Teori 1: Ronaldo Melakukan Pengobatan Rahasia

Teori konspirasi ini sepertinya lebih ingin mencari kesalahan terhadap Ronaldo dan tim dokter Brasil usai kekalahan memalukan tersebut.

Sejauh yang diketahui tim dokter, kejang-kejang yang dialami Ronaldo adalah yang pertama kalinya. Begitu juga ambruknya mental sang pemain.

Salah satu dokter tim Brasil, Joaquia Da Mata, bercerita kalau Ronaldo belakangan sering minum obat penghilang rasa sakit Volaren sejak alami cedera lutut melawan Maroko di fase grup.

Penggunaan obat ini yang disebut disinyalir sebagai penyebab anehnya sikap Ronaldo sebelum laga final.

Teori 2: Pemain Brasil Disuap untuk Kalah

Tetapi yang paing menarik adalah isu konspirasi FIFA yang membayar Brasil sebesar $23 juta, termasuk jatah jadi tuan rumah Piala Dunia, kalau mau rela mengalah.

FIFA juga diisukan akan "memuluskan" Brasil rebut gelar juara dunia pada Piala Dunia berikutnya.

Sogokan ini disebut untuk menyenangkan presiden FIFA yang baru, Sepp Blatter, sekaligus membuat warga Prancis lupa akan kondisi sosial mereka.

Ronaldo tidak senang dengan tawaran ini dan ingin mundur dari skuad, tetapi berubah pikiran setelah diancam Nike akan kehilangan sponsorship.

Lalu empat tahun kemudian, Brasil satu grup dengan China, Kosta Rika dan Turki dalam perjalanan rebut gelar juara dunia kelimanya di Piala Dunia 2002.

Lima tahun kemudian, FIFA memberikan jatah tuan rumah Piala Dunia 2014 untuk Brasil.

Kebetulan atau gimana ya??

Teori 3: Nike Paksa Ronaldo Main

Ini adalah teori yang paling masuk akal, pasalnya Nike sudah mengeluarkan banyak uang jelang Piala Dunia 1998 dengan program marketing disekitar Timnas Brasil dan tentunya Ronaldo.

Bahkan kabarnya Nike sudah menandatangani kontrak sebesar $80 juta dengan Federasi Sepakbola Brasil atau CBF. Jadi sudah pasti Nike ingin "wajah merknya" untuk tampil di laga final.

Isu menyebut Nike menekan pelatih Mario Zagallo untuk mengganti daftar susunan pemain saat tahu Ronaldo hanya jadi cadangan. Bahkan Edmundo, pemain yang diganti di menit akhir, mengamini hal tersebut.

Karena viralnya kabar ini, Nike sampai keluarkan pernyataan resmi membantah isu liar itu.

5 dari 5 halaman

Ronaldo Buka Suara, Apa Pengakuannya?

Dalam wawancara khusus, Ronaldo pun berbicara terkait isu kejang-kejang yang dialaminya jelang laga final. Ternyata hal itu tidak dibantahnya.

Ronaldo membenarkan dirinya merasa lelah setelah makan siang bersama tim dan hal terakhir yang dia ingat adalah tidur di kamar hotelnya.

"Setelah itu, saya kejang-kejang. Saya dikerubuti para pemain dan Dr Lidio Toledo ada di sana," tutur Ronaldo bercerita.

Ronaldo mengatakan tak ada satu pun orang yang menjelaskan situasi yang dialaminya. Setelah itu, Ronaldo diajak berkeliling taman oleh Leonardo yang membeberkan segalanya.

"Saya dikasih tahu tidak akan main di final Piala Dunia," lanjutnya.

Meski begitu, keputusan pelatih akhirnya berubah setelah hasil tes medis menyatakan dirinya tidak mengalami masalah apapun.

"Hasil tes medis menyatakan tidak ada yang abnormal, seperti tak ada yang terjadi. Saya dapat lampu hijau dari tim dokter."

Ronaldo lalu mengatakan dirinya mendekati Zagallo di stadion dan menjelaskan dirinya sehat dan tak merasakan apapun. Ia juga menegaskan ingin bermain.

Penyesalan terdengar dipengakuan Ronaldo akibat pemaksaannya itu. Menurutnya, ia malah memberikan dampak negatif kepada tim selama pertandingan melawan Prancis.

"Saya bermain dan sepertinya kejang-kejang yang saya alami memberi dampak buruk untuk pemain lain, itu sesuatu yang mengerikan. Tidak biasa terjadi," ujar Ronaldo.

"Saya tidak pernah ingin absen membela negara saya. Saya merasa bisa bermain. Tapi sudah jelas itu bukan permainan terbaik dalam karir saya," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.