Sukses

Pencetak Hattrick Pertama Piala Dunia Salah Orang, Bert Patenaude Tunggu 76 Tahun Sebelum Diakui FIFA

Butuh waktu 76 tahun bagi FIFA untuk mengakui hattrick pertama Piala Dunia dilakukan oleh Bert Patenaude. Bagaiman itu terjadi, bagaimana akhirnya FIFA meralatnya?

 

Liputan6.com, Jakarta FIFA tidak selamanya benar. Otoritas sepak bola tertinggi di dunia itu punya banyak kekeliruan. Salah satunya terkait pengakuan hattrick pertama yang tercipta pada Piala Dunia. Sebelum akhirnya diralat pada tahun 2006 lalu, publik sepak bola dunia sempat terkecoh dengan munculnya nama Guillermo Stabile.   

Setelah melalui penelusuran yang cukup panjang, hattrick pertama di Piala Dunia diketahui tercipta pada pertandingan antara Amerika Serikat dan Paraguay pada 17 Juli 1930. Penyerang AS, Bert Patenaude, yang mencetak tiga gol itu. Namun FIFA baru menyadari hal ini berpuluh tahun kemudian.

Bagaimana hal itu didiamkan sekian lama, dan apa yang membuat FIFA akhirnya mengakui hattrick itu memang dilakukan oleh Bert Patenaude? Dan siapa sebenarnya Patenaude itu?.

Dilahirkan di Fall River, Massachusetts pada 4 November 1909, Patenaude sejak kecil sudah tertarik dengan si kulit bundar. Semakin menjadi saat aktif mengikuti sejumlah kompetisi amatir.

Karier profesionalnya dimulai padapada 1928, ketika ia sudah berusia 19 tahun, bergabung dengan Philadelhia Field Club, yang saat itu berkompetisi di American Soccer League. Perjalanan kariernya pun sukses ditandai dengan catatan enam gol dari delapan laga.

Setelahnya ia sempat bermain satu laga untuk J&P Coats, sebelum pindah ke Fall River, klub yang ia perkuat hingga 1930. Bersama Fall River, Bert Patenaude sukses meraih gelar juara National Challenge Cup 1930, sekaligus membuka jalan menuju Timnas Amerika Serikat.

Bersama 15 pemain lainnya, Patenaude terpilih menjadi bagian timnas Amerika Serikat , dan berangkat ke Uruguay mengikuti Piala Dunia 1930, turnamen sejagad yang pertama kalinya. Saat itu Archie Stark yang diyakini sebagai penyerang tengah terbaik Amerika Serikat menolak masuk timnas.

Di era tanpa pemain pengganti, beberapa orang mengatakan keputusan Archie itu membuka jalan bagi Patenaude sebagai andalan timnas.

Setelah menempuh pelayaran selama 18 hari Patenaude dan kawan-kawan tiba di Montevideo, Uruguay 1 Juli 1930. Mereka bisa beristirahat selama 12 hari untuk menyongsong pertandingan perdananya menghadapi Belgia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Tidak Peduli

Amerika Serikat membuka pertandingan awalnya pada 13 Juli 1930 dengan mengalahkan Belgia 3-0. Patenaude yang merupakan pemain termuda di tim, berusia 20 tahun, mencetak satu gol.

Patenaude bermain lebih gemilang empat hari kemudian menghadapi Paraguay, dan Amerika Serikat menang dengan angka yang sama yakni 3-0. Tiga gol di Estadio Parque Central itu atas juara Copa Amerika 1929 itu diborong oleh Patenaude.

Dua hari kemudian juga tercipta hattrick yang dicetak oleh Guillermo Stabile dari Argentini dalam pertandingan penyisihan grup melawan Meksiko. Ketiga gol ini yang oleh FIFA lalu diakui sebagai hattrick pertama di Piala Dunia sebelum akhirnya lahirnya pengakuan atas Bert Patenaude.

Saat itu diyakini tidak ada  jurnalis Amerika yang meliput pertandingan yang disaksikan 18.000 itu. Kemenangan itu membuat Amerika Serikat maju ke semifinal, dimana mereka akhirnya kalah, 1-6, dari Argentina.

Teknologi saat itu belum secanggih sekarang. Gol demi gol hanya bisa disaksikan oleh pelaku yang ada di lapangan. Simpang siur mengenai tiga gol yang disarangkan Patenaude hanya diterima dari mulut ke mulut.

Laporan pertandingan resmi FIFA menyebut gol kedua dicetak oleh Tom Florie, kapten Amerika Serikat. Sementara Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation mencatat gol tersebut sebagai gol bunuh diri oleh Paraguay.

Menurut mereka yang mengenalnya, Patenaude sepertinya tidak keberatan dan tidak peduli akan hal itu.

3 dari 6 halaman

Tidak Antusias

Menurut pelatih timnas Amerika Serikat saat itu, Wilfred Cummings tiga gol murni itu dicetak oleh Patenaude. Selain itu, beberapa skuad timnas Amerika Serikat, Arnie Oliver, Billy Gonsalves dan Jim Brown juga menyatakan Patenaude mencetak tiga gol.

Publik Amerika pun tidak memberikan tanggapan antusias atas prestasi timnas. Sepakbola memang menjadi anak tiri di negeri Paman Sam tersebut. Bahkan sebagian menganggap bahwa timnas mereka pergi tur selama tiga bulan, bukannya ke Piala Dunia.  

Setelah tidak lagi bermain sepakbola Patenaude melakukan berbagai pekerjaan, seperti melukis dan memasang wallpaper. Hingga hari kematiannya - pada hari ulang tahunnya, pada 4 November 1974, dalam usia 65 tahun - dia tidak secara aktif mendorong agar rekor FIFA diubah.

Cucunya, Bert Patenaude III, mengatakan kepada Guardian bagaimana dia mengingat rekan satu tim Patenaude berbicara tentang hattrick di belakang kakeknya jika itu adalah fakta. Patenaude Jr (dan kemungkinan besar rekan satu tim Patenaude) tahu buku rekor mengatakan sebaliknya.

4 dari 6 halaman

Obrolan

Hampir dua puluh tahun setelah Patenaude meninggal soal hattrick pertama di Piala Dunia itu tetap terkubur, tak ada pengakuan dari FIFA.

Hingga suatu ketika, di awal tahun 1990-an, kebetulan terjadi obrolan antara Arnie Oliver, salah satu rekan Patenaude di timnas yang jadi cadangan saat berlangsung Piala Dunia 1930, dengan Colin Jose yang sejarahwan sepakbola Amerika Utara.

Jose tahu bagaimana FIFA belum mengakui hattrick itu, dan federasi itu menyebut Patenaude hanya mencetak dua gol saja. Namun Oliver yang dia temui di acara Hall of Flame Sepakbola Nasional mengatakan sebaliknya.

“Di situ saya juga melihat rekaman wawancara Oliver bersama Jim Brown, yang bermain pada 1930, dan mereka juga membicarakan tiga gol Patenaude,” kata Jose.

“Saya tidak memikirkannya lagi sampai [beberapa saat setelah mengobrol dengan Oliver] saya menemukan laporan resmi pada tahun 1930 oleh manajer AS, Wilfrid Cummings, yang mencatat bahwa Patenaude mencetak tiga gol melawan Paraguay. Saya mulai bertanya-tanya bagaimana saya bisa mengetahui apakah ini benar.”

Jose lalu mulai mencari bukti lebih lanjut dari hattrick itu. Dia mengunjungi Universitas Massachusetts, yang menyimpan mikrofilm surat kabar Amerika Latin, mencari laporan pertandingan domestik

5 dari 6 halaman

Kumpulkan Bukti

Jose menemukan laporan di O Estádio de São Paulo, tertanggal 19 Juli 1930, yang menyatakan bahwa Patenaude atau Petenande telah mencetak semua gol dalam pertandingan Paraguay.

Dia juga menemukan halaman dari La Prensa, sebuah publikasi Buenos Aires, yang menyediakan diagram dari tiga tujuan – semuanya terakreditasi untuk Patenaude. (Salinan dikirim ke Guardian, yang menunjukkan gol kedua kontroversial yang dibantu oleh Florie dari kiri, sebelum Patenaude mencetak gol di dalam kotak.)

Berbagai temuan yang ada, kesaksian rekan satu tim, laporan Cummings, dan catatan USSF (Panduan Media USSF 1994 mengakui ketiga gol Patenaude), Jose memutuskan untuk mendekati FIFA.

Dia mengirimkan surat dan bukti-bukti temuannya pada 12 April 1995, dan menerima surat pengakuan dari FIFA sebulan kemudian. Disebutkan bahwa meskipun gol itu dikreditkan sebagai gol bunuh diri atau Florie, FIFA akan menugaskan "spesialis eksternal" untuk menyelidiki masalah tersebut.

"Ketika mereka berkata, 'Kami akan meminta ahli kami untuk memeriksanya," saya berpikir, 'Ya, tentu saja. Tapi mereka melakukannya," kata Jose.

Meski pesimis namun Jose senang FIFA memberikan perhatian. Jose sendiri tidak pernah diberitahu secara langsung oleh FIFA soal keputusan mengakui hattrick Patenaude itu. Ia justeru tahu dari media FIFA bahwa ada sebuah “pengumuman singkat” yang menyatakan hattrick Patenaude sudah diakui.

Pengumuman pada 10 November 2006 itu berbunyi bahwa “bukti dari berbagai sejarahwan dan penggemar sepakbola, serta penelitian panjang dan konfirmasi dari Federasi Sepak Bola AS” telah membantu dalam proses pengambilan keputusan.

6 dari 6 halaman

Tenang

"Saya tidak terlalu bersemangat," katanya. "Saya pikir, 'Oh, well, saya senang itu diselesaikan.'"

Orang lain yang membaca versi pengumuman itu di situs web New York Times, adalah Bert Patenaude III, yang 32 tahun sebelumnya, telah mendengar cerita tentang hattrick kakeknya saat bangun tidur. Dia mengatakan bahwa dia telah mengetahui penyelidikan FIFA, tetapi tidak mengetahui pekerjaan Colin Jose. Bert lalu menelepon ayahnya.  

"Ketika saya pertama kali berbicara, kata-kata pertamanya adalah, 'Kamu bercanda ... kamu bercanda,' katanya.

“Dalam keluarga, ini adalah kasus yang dingin. Anda tidak dapat kembali dan berbicara dengan orang atau melalui video seperti yang akan Anda lakukan hari ini. Bagi saya, saya pikir hat-trick telah hilang selamanya.”

Sedangkan sang ayah, Betrand “Bert” Arthur Patenaude Jr, kepada wartawan ESPN menuturkan jika rekor ini merupakan rekor yang tidak bisa dipecahkan secara berulang. Ini merupakan rekor pertama, dan tidak ada yang bisa mencapainya “lagi”.

Bert Jr, bersyukur jika ayahnya sekarang sudah beristirahat dengan tenang atas rekor yang ayahnya raih.

“Saya pikir, itu akan memberinya ketenangan.” ujarnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini