Sukses

Pebasket AS Brittney Griner Dijatuhi Hukuman 9 Tahun Penjara di Rusia

Juri memutuskan pebasket AS Brittney Griner bersalah atas penyelundupan dan kepemilikan narkoba. Dia bisa ditukar dengan tahanan Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Brittney Griner dihukum oleh Pengadilan Moscow karena mencoba menyelundupkan narkotika ilegal ke Rusia. Pebasket Amerika Serikat ini (AS) akan menjalani hukuman sembilan tahun di penjara Rusia.

Seperti dilansir AS, pebasket WNBA itu ditangkap di Bandara Internasional Sheremetyevo, Moscow, 17 Februari 2022. Dia terdeteksi membawa minyak hashish untuk vape yang dianggap ilegal di Rusia.

Griner, yang bermain untuk Alba Torrens dan Yekaterinburg asuhan Miguel Mendez, kembali ke Rusia setelah jeda karena Piala Dunia di Australia. Hakim dalam kasus ini telah mempertimbangkan fakta wanita berusia 31 tahun mengaku bersalah dan prestasinya sebagai pebasket sebagai faktor yang meringankan.

"Saya membuat kesalahan yang tidak disengaja dan saya berharap kesalahan itu tidak mengakhiri hidup saya," kata Griner sebelum mendengar putusan.

Selain vonis sembilan tahun penjara, Griner juga dijatuhi hukuman denda satu juta ruber atau sekitar Rp 246 juta. Pengacara Griner menyatakan akan mengajukan banding karena menganggap hukuman itu tidak masuk akal.

Meski Griner mengakui kesalahan membawa zat ilegal di Rusia, pengacarnya berpendapat bahwa konsumsi itu dengan resep medis untuk mengurangi rasa sakit kronis parah yang dideritanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menukar tahanan

Terlepas dari hukuman Brittner Griner, Amerika Serikat dan Rusia kemungkinan besar menukar tahanan. Ini pernah terjadi pada 2020 ketika seorang warga Amerika Amerika Trevor R. Reed, yang telah dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara, ditukar dengan pilot Rusia yang dipenjara di Amerika Serikat, Konstantin Yaroshenko.

Menetapkan Griner bersalah bakal menjadi langkah awal buat AS dan Rusia untuk kembali menukar tahanan. Pertukaran itu bisa melibatkan Viktor But, dijuluki Merchant of Death, dan menjalani 25 tahun penjara karena berkonspirasi membunuh warga negara Amerika dan telah menjual senjata ke organisasi gerilya Kolombia. Paul Whelan, warga AS lainnya, juga bisa memasuki kesepakatan.

"Hari ini, warga negara Amerika Brittney Griner menerima hukuman penjara yang merupakan pengingat lain dari apa yang sudah diketahui dunia, bahwa Rusia secara keliru menahan Brittney. Itu tak bisa diterima dan saya meminta Rusia untuk segera membebaskannya," kata presiden Amerika Serikat Joe Biden.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Emas Olimpiade

Brittney Griner Lahir di Houston, Texas, pada 18 Oktober 1990. Dia adalah anggota tim Universitas Baylor di Texas, tempatnya bermain dari 2009 hingga 2013.

Pebasket dengan tinggi 2,06 meter ini terpilih sebagai nomor 1 dalam draft WNBA 2013 oleh Phoenix Mercury, satu-satunya tim profesional Amerika yang diperkuatnya. Di klub tersebut, dia adalah salah satu pemain top.

Griner memenangkan gelar WNBA bersama Phoenix Mercury pada 2014 silam dan menjadi finalis 2021 ketika dikalahkan Chicago Sky. Pada delapan kesempatan, yang terakhir 2022 secara simbolis, dia telah dimasukkan dalam tim WNBA All-Star.

Di luar Amerika Serikat, Griner pernah bermain buat China's Beijing Great Wall pada 2014. Pada 3 November tahun itu, dia diserang dan ditikam tak lama setelah berlatih dengan timnya.

Sejak 2015, Griner bermain untuk klub Rusia UGMK Ekaterinburg, klub basket terkuat di Eropa, dengan tiga gelar Euroleague atas nama mereka. Tim ini dilatih oleh pelatih asal Spanyol Miguel Mendez yang juga pelatih tim nasional.

Bertama timnas AS, Griner memenangkan kejuaraan dunia di Turki pada Oktober 2014 dengan mengalahkan Spanyol. Gelar itu sekali lagi dia menangkan di Tenerife (Spanyol) pada September 2018 setelah menaklukkan Australia di final dan terpilih sebagai pemain terbaik pada pertandingan krusial itu.

Dia juga meraih medali emas Olimpiade ganda; di Rio 2016 dan Tokyo 2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini