Sukses

Kopda Muslimin Ditemukan Tewas Setelah Buron atas Kasus Penembakan Istri Sendiri

Istri Kopda Muslimin ditembak pembunuh bayaran saat tengah menjemput salah seorang anaknya dari sekolah, Senin 18 Juli 2022.

Liputan6.com, Jakarta Pihak kepolisian akhirnya berhasil menemukan keberadaan Kopda Muslimin. Anggota TNI yang bertugas di Yonarhanud 15 itu dituding sebagai otak rencana pembunuhan istrinya sendiri, Rina Wulandari (43). 

Kopda Muslimin sempat buron setelah kasus penembakan di depan rumahnya, Jalan Cemara III, Banyumanik, Kota Semarang, Senin 18 Juli 2022. Istrinya yang saat itu baru pulang menjemput salah seorang anaknya sekolah, ditembak orang tidak dikenal sebanyak dua kali. Satu peluru bersarang di pertunya, sementara satu peluru lagi luput setelah Rina berusaha mengelak sembari memeluk anaknya. 

Saat ini, Rina masih menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di kota Semarang. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyatakan Kopda Muslimin sebagai dalang peristiwa tersebut. Dia berniat menghabisi nyawa istrinya dengan menyewa jasa pembunuh bayaran.

Empat pelaku penembakan sudah lebih dulu ditangkap polisi. Dalam penyelidikan pihak kepolisian, diketahui, keempat pembunuh bayaran dijanjikan upah sebesar Rp120 juta untuk menghabisi Rina. 

Pihak kepolisian bersama TNI kemudian bekerjasama melakukan pengejaran terhadap Kopda Muslimin yang menghilang usai mengantarkan istrinya ke rumah sakit. Setelah sempat menghilang, keberadaan Kopda Muslimin akhirnya ditemukan di rumah orang tuanya di Kendal dalam kondisi tewas, Kamis (28/7).

Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi, yang ikut hadir di lokasi kejadian, menyebutkan, Kopda Muslimin ditemukan tak bernyawa pada pukul 07.00 setelah sebelumnya sempat muntah-muntah. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Kematian Masih Diselidiki

Sebelumnya, dia juga diketahui sempat berbincang dengan ayahnya, Mustaqim, yang lantas memintanya menyerahkan diri. Menurut Ahmad Luthfi, Kopda Muslimin juga sempat meminta maaf kepada ayahnya.

"Kami sudah melakukan olah TKP untuk memastikan penyebab kematian korban. Selanjutnya akan dilakukan autopsi atas izin keluarga," ujar Ahmad menjelaskan.

Ahmad Luthfi menambahkan, sejumlah barang bukti juga sudah diamankan dari TKP. Termasuk barang pribadi milik Kopda Muslimin dan spesimen muntahan yang ada di lokasi kematian.

"Ada muntah, kemudian alat komunikasi kita amankan," jelas dia.

3 dari 4 halaman

Sewa Pembunuh Bayaran

Sebelumnya, polisi telah menangkap empat pelaku penembakan terhadap Rina Wulandari, istri Kopda Muslimin. Mereka diamankan karena terlibat langsung dalam upaya pembunuhan itu. Sementara satu pelaku lainnya adalah penyedia senjata api beserta empat butir yang digunakan eksekutor penembakan.

Pelaku yang berinisial S.alias Babi adalah eksekutor penembakan. Sementara pelaku lain berinisial P bertugas sebagai pengendara sepeda motor Kawasaki Ninja, kemudian S dan AS alias Gondrong berperan sebagai pengawas saat aksi penembakan dilakukan.

Menurut pengakuan para tersangka, bukan kali ini saja Kopda Muslimin berniat membunuh istrinya. Sebelum penembakan terjadi, setidaknya ada tiga skenario yang sempat direncanakan, mulai dari mengirim santet, memberikan racun air kecubung, hingga rencana pencurian dengan kekerasan. 

Namun belakangan, Kopda Muslimin memilih cara penembakan untuk menghabisi istrinya sendiri.

 

 

4 dari 4 halaman

Uang dari Ibu Mertua

Menurut polisi, Kopda Muslimin menjanjikan uang Rp120 juta kepada para pelaku penembakan. Uang itu diduga berasal dari mertuanya yang seharusnya digunakan untuk biaya pengobatan.

"Jadi salah satu pegawai di rumah Kopda Muslimin ini ditelepon untuk meminta uang kepada ibu mertuanya guna biaya rumah sakit," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol.Irwan Anwar di Semarang, Rabu, dikutip Antara.

Menurut pegawai yang bertugas merawat burung peliharaan Kopda Muslimin itu, dia  diperintahkan untuk mengambil uang Rp120 juta dari ibu mertua Kopda Muslimin dengan alasan untuk biaya rumah sakit.

Kopda Muslimin, lanjut dia, kemudian memerintahkan lagi untuk meminta tambahan Rp90 juta dengan alasan biaya rumah sakit masih kurang.

"Ternyata Rp120 juta itu diberikan kepada para pelaku penembakan, sedangkan Rp90 juta digunakan untuk melarikan diri," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.