Sukses

Bola Ganjil: Kontroversi Wasit Liga Inggris, Beri 5 Penalti dalam 27 Menit

Puluhan ribu penonton di Selhurst Park tidak mengantisipasi duel yang bakal mereka saksikan saat Crystal Palace menjamu Brighton & Hove Albion di Divisi II Liga Inggris, 27 Maret 1989.

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan ribu penonton di Selhurst Park tidak mengantisipasi duel yang bakal mereka saksikan saat Crystal Palace menjamu Brighton & Hove Albion di Divisi II Liga Inggris, 27 Maret 1989.

Wasit Kelvin Morton mencuri perhatian dengan memberi penalti dalam 27 menit, empat di antaranya untuk tuan rumah.

Sebelum itu, patut dimengerti posisi kedua tim sebelum pertandingan yang penuh kepentingan. Palace ketika itu berusaha merebut tiket promosi setelah tujuh musim berada di kasta kedua. Sementara Brighton tidak mau kembali ke Divisi III setelah baru naik kasta musim panas sebelumnya.

Tuan rumah mengambil insiatif sejak peluit ditiup. The Eagles pun memimpin melalui Ian Wright pada pertengahan babak pertama. Dominasi Palace semakin terlihat Mark Bright dilanggar di area terlarang dan Morton menunjuk titik 12. Bright sendiri menjadi eksekutor dan membawa timnya memimpin 2-0 pada menit ke-38.

Crystal Palace semakin percaya diri karena Brighton sudah kehilangan satu pemain sebelum gol kedua tercipta. Morton mengganjar Mike Trusson kartu merah setelah melanggar Eddie McGoldrick. Morton lalu makin meninggalkan jejaknya dalam pertandingan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rentetan Penalti

Berkali-kali meneror pertahanan lawan, McGoldrick kembali dijegal Dean Wilkins di kotak penalti. Morton kembali menunjuk titik penalti. di menit ke-41

Bright kali ini tidak terlalu yakin. Eksekusinya dimentahkan kiper John Keeley dan bola keluar untuk sepak pojok.

Bola ditendang dari sudut ke kotak penalti dan mencapai Bright, yang lagi-lagi dijatuhkan. Untuk kali ketiga dalam lima menit, wasit memberi penalti.

Pemain Brighton jelas panas. Mereka mengerubungi Morton dan melancarkan protes karena merasa diperlakukan tidak adil. Namun, Morton mengusir seluruh pemain dengan dingin.

Kali ini Wright menjadi algojo. Tendangannya tidak bisa digagalkan Keeley, tapi justru mengenai tiang gawang. Bola muntah jatuh ke Bright yang tinggal berhadapan dengan kiper. Sayang dia tidak bisa mencetak gol.

Babak kedua baru dimulai 10 menit ketika Morton kembali memberi penalti. Kali ini dia menghadiahkan tendangan 12 pas untuk Brighton menyusul kemelut yang melibatkan Jeff Hopkins dan Kevin Bremner.

Kali ini Alan Curbishley sukses menunaikan tugas untuk membantu Brighton memperkecil kedudukan.

Namun Morton belum berhenti berulah. Pemain Palace melambungkan bola ke area berbahaya dan bek Ian Chapman dinilai menyentuh dengan tangan di menit ke-65.

 

3 dari 4 halaman

Rekor Terbanyak

Kali ini penggawa The Seagulls sudah capai berdebat. Mereka pasrah melihat John Pemberton mengambil penalti untuk kali pertama selama memperkuat Palace.

Pemberton menunjukkan mengapa dirinya sebelumnya dan di masa depan tidak dipercaya lagi menjadi algojo. Sepakannya jauh melambung ke tribune.

Palace sukses mempertahankan keunggulan 2-1, meski Brighton sempat mendapat kesempatan emas menyamakan kedudukan melalui Curbishley.

Dia sudah berhadapan satu lawan satu dengan Perry Suckling tapi gagal menaklukkan sang kiper.

Laga akhirnya berakhir dengan Morton tercatat sebagai wasit yang paling banyak memberi penalti dalam satu pertandingan sepanjang sejarah Liga Inggris.

4 dari 4 halaman

Nasib Klub di Akhir Musim

Meski berjaya, The Eagles akhirnya gagal merebut tiket promosi otomatis pada pekan kompetisi. Meski begitu, mereka tetap naik kasta melalui play-off.

Gol dari Bright dan Wright membantu tim melangkahi Swindon Town di semifinal. Ketajaman keduanya kembali terlihat saat Palace menaklukkan Blackburn Rovers di final.

Sementara Brighton juga selamat degradasi. Mereka mengakhiri Divisi II di peringkat 19 dari 24 peserta. Namun, kedua tim baru kembali bertemu di liga 13 tahun berselang.

Ketika mengunjungi Selhurst Park pada Oktober 2002, Brighton berharap tidak lagi dihukum penalti dan meraih kemenangan. Mereka gagal mewujudkan misi karena takluk 0-5, dengan dua gol tercipta melalui penalti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.