Sukses

Bola Ganjil: Konsekuensi Tergoda Uang, Kehormatan Pemain Dilucuti

Godaan finansial kerap membuat seseorang gelap mata. Mereka melupakan nilai-nilai yang dihormati di masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Godaan finansial kerap membuat seseorang gelap mata. Mereka melupakan nilai-nilai yang dihormati di masyarakat.

Pesepak bola tidak luput dari itu. Gianluigi Donnarumma salah satu contohnya. Besar bersama Akademi AC Milan, dia diberi kepercayaan melakoni debut resmi di usia 16 tahun pada 2015.

Namun, Donnarumma sulit menunjukkan komitmen untuk I Rossoneri. Keengganan pertama terlihat saat kontraknya akan habis tahun 2018. Meski akhirnya meneken perjanjian baru, Donnarumma selalu mengindikasikan bakal meninggalkan San Siro.

Itu akhirnya jadi kenyataan pada 2021 dengan Donnarumma tidak menandatangani perpanjangan kontrak. Dia menolak tawaran yang diajukan manajemen AC Milan dan pergi ke klub Prancis Paris Saint-Germain.

Donnarumma hanya satu contoh kasus perilaku pesepak bola dalam menghadapi godaan uang. Hal sama sudah terjadi berpuluh-puluh tahun lalu, termasuk pada periode emas sepak bola Kolombia.

Beberapa pemain berbasis Inggris Raya meninggalkan kampung halaman karena iming-iming uang dari klub negara Amerika Selatan tersebut.

Namun, dengan memilih jalan itu, mereka harus menerima konsekuensi besar. Tidak hanya merogoh kocek, para terdakwa ini juga merasakan dampak lain.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pulang Bangkrut

Billy Higgins tengah membangun reputasi bersama Everton ketika tergoda pinangan Millonarios FC. Dia mendapat seribu poundsterling dan upah 120 pounds per bulan ketika bergabung Mei 1950.

Namun, dia pulang lima bulan kemudian dalam keadaan miris. Tidak bahagia di Kolombia, Higgins hanya mengantongi 19 poundsterling ketika tiba di kampung halaman.

Dengan tampil di liga tidak resmi, Higgins kemudian dilarang bermain oleh FA. Hampir tidak ada klub yang menginginkannya, sebelum berlabuh ke klub Wales Bangor City.

 

3 dari 4 halaman

Duo Stoke City

Kisah Neil Franklin dan George Mountford sama saja. Mereka meninggalkan Stoke City, Mei 1950, karena mendapat gaji 60 pounds per bulan serta bonus kontrak dua ribu pounds dari Independiente Santa Fe. Angka itu lebih dari empat kali lipat batas gaji maksimal di Inggris.

Pelatih Timnas Inggris Walter Winterbottom coba membujuk Franklin agar tidak pergi, tapi diabaikan. Awal kariernya di sana pun bagus.

Namun, masalah berdatangan. Penerapan jam malam 18.30 membuatnya sulit bersosialisasi. Sang istri juga tidak mampu beradaptasi. Dia pun pulang pada Agustus. Di kampung halaman, Franklin dan Mountford merasakan amuk FA dan klub. Stoke membekukan Franklin tanpa batas waktu sebelum dijual ke Hull City pada Februari 1951.

Mountford juga dikandangkan hingga September 1951, tapi masih bisa dipercaya membela Stoke. Dia dilepas ke Queens Park Rangers pada Oktober 1953.

 

4 dari 4 halaman

Hukuman Terberat

Bobby Flavell pergi dari Heart of Midlothian untuk memperkuat Millonarios FC. Aksinya tersebut memancing reaksi keras dari pelatih Hearts Dave McLean yang menyatakan Flavell tidak bakal bermain untuk timnya lagi.

Di Millonarios FC, Flavell satu tim dengan sosok legenda Alfredo Di Stefano. Namun, dia cuma satu musim di sana.

Flavell mendapat hukuman terberat bagi pemain Inggris lain yang menempuh langkah serupa.

Dia harus membayar 150 pounds, rekor denda bagi pemain Skotlandia pada saat itu. Flavell juga dilarang bermain hingga Mei 1951. Hearts kemudian memasukkannya ke dalam daftar jual dan dilepas ke Dundee United.

Namun, Flavell masih bisa menunjukkan kualias. Dia mencetak gol pada final Piala Liga Skotlandia 1951 dan 1952. Kontribusinya berbuah trofi bagi klub barunya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.