Sukses

ISORI Kaget Polemik Bonus untuk Atlet Terus Bergulir

ISORI kaget bonus untuk atlet terus jadi polemik. Menurut ISORI sudah ada peraturan jelas.

Liputan6.com, Jakarta- Bonus untuk atlet berprestasi tengah jadi polemik di Indonesia pada akhir tahun 2021 ini. Ketua Ikatan Sarjana Olahraga Republik Indonesia (ISORI), Prof Syahrial Bakhtiar ikut mengomentari masalah bonus atlet ini.

Syahrial mengaku sedikit kaget dengan adanya rekaman video salah satu pegiat sosial media di Youtube. Dalam video tersebut muncul komentar yang tidak pantas kepada Menpora Zainudin Amali tentang bonus Piala Thomas 2020.

"Saya sedikit kaget melihat komentar di Youtube. Ucapan kalimat-kalimat yang tidak pantas itu menunjukkan ketidakpahamannya tentang mekanisme pemberian penghargaan atau bonus," kata Syahrial Bakhtiar kepada awak media Sabtu, 11 Desember 2021. 

Ketidakpahaman itu juga, kata Syahrial Bakhtiar, bisa didengar dari ucapan orang tersebut yang menyebutkan ada dua event bergengsi beregu bulutangkis yakni Piala Thomas dan Piala Sudirman. "Event beregu di bulutangkis itu ada tiga. Yakni, Piala Thomas, Piala Uber dan Piala Sudirman," jelasnya. 

Untuk meyampaikan kritik atau apalah namanya, kata Syahrial Bakhtiar menilai publik harusnya lebih dulu mempelajari tentang aturan pemerintah mengenai pemberian bonus bagi  atlet berprestasi. "Saya sangat prihatin. Muncul kalimat yang jelas memojokkan Menpora Amali tanpa melihat dulu aturan tentang pemberian bonus yang ditetapkan pemerintah. Apalagi, dia menyebut Pak Menpora Amali telah melukai masyarakat Indonesia," ungkapnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Permen

Pelu diketahui, kata Syahrial, Peraturan Menteri (Permen) Nomor 1684 tahun 2015 tentang Persyaratan Pemberian Penghargaan Olahraga kepada Olahragawan, Pembina Olahraga, Tenaga Keolahragaan, dan Organisasi Olahraga diatur bahwa pemerintah akan memberikan bonus berupa uang atau barang bagi olahragawan yang memenuhi persyaratan.

Untuk persyaratan yang dimaksud adalah meraih medali pada ajang multi event seperti SEA Games, ASEAN Para Games, Asian Games, Asian Para Games, Olimpiade dan Paralimpiade. serta menjadi juara pada ajang Islamic Solidarity Games atau Asian Beach Games. 

Aturan Permen Nomor 1684 tersebut memang belum mengatur secara spesifik kejuaraan single event yang masuk dalam kategori pemberian bonus pemerintah. 

"Pak Menpora Amali itu sangat memahami tentang aturan. Dan, beliau tidak sembarangan dalam mengeluarkan bonus yang tidak ada dalam Peraturan Pemerintah. Kalaupun ada kebijakan untuk memberikan bonus di luar aturan tersebut ada mekanisme yang harus dilalui. Karena, Piala Thomas itu tidak ada dalam nomenklatur maka pengajuannya harus melalui Dirjen Keuangan sehingga tidak terjadi pelanggaran. Ini yang harus dipahami dan tidak langsung menjudgenya negatif," ungkapnya.

3 dari 3 halaman

Perhatian

"Pak Menpora Amali itu sangat komit dalam memberikan bonus terhadap atlet beprestasi sesuai aturan yang ditetapkan pemerintah. Contohnya, lifter angkat besi putri, Citra Febrianti yang dinyatakan meraih perak di Olimpiade London 2012 karena dua lifter diatasnya dinyatakan positif doping diberikan bonus. Citra menerima bonus sebesar Rp 400 juta dari Kemenpora yang langsung diserahkan pak Menpora Amali pada tanggal 21 Desember 2020. Padahal, Olimpiade London itu sudah delapan tahun berlalu," jelasnya.

Menurut Syahrial, di era kepemimpinan Menpora Amali telah lahir Desan Besar Olahraga Nasional (DBON) yang ditandatangangi Presiden Jokowi melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 86/2021. Dalam DBON, katanya, ekosistem olahraga dibangun secara bersamaan, Olahraga Masyarakat/Rekreasi, Olahraga Pendidikan, Olahraga Prestasi dan Industri Olahraga serta Olahraga Pariwisata. 

Muara semuanya adalah untuk meningkatkan budaya olahraga di masyarakat, meningkatkan kapasitas, sinergisitas, dan produktivitas prestasi olahraga nasional, serta memajukan perekonomian nasional berbasis olahraga. 

"Masalah kesejahteraaan olahragawan menjadi  perhatian utama pemerintah saat ini. Dan, saya 100 persen memahami bagaimana beliau selalu ingin para pejuang olahraga kita sejahtera dan mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya. Ini hanya persoalan regulasi dan waktu, Insya Allah penghargaan bagi atlet Thomas Cup kita segera dapat diwujudkan," ujarnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.