Sukses

HEADLINE: Timnas Indonesia Incar Juara Piala AFF 2020, Seberapa Besar Peluangnya?

Sulitkah menemukan 11 orang untuk menciptakan tim sepak bola berprestasi meski Indonesia memiliki lebih dari 250 juta penduduk? Pertanyaan tersebut selalu mengiringi timnas Indonesia, termasuk saat mengikuti Piala AFF 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Sulitkah menemukan 11 orang untuk menciptakan tim sepak bola berprestasi meski Indonesia memiliki lebih dari 250 juta penduduk?

Pertanyaan itu semestinya tidak muncul. Terlebih banyak negara dengan penduduk jauh lebih kecil mampu memetik prestasi di lapangan hijau, contohnya Uruguay atau Kroasia.

Toh fakta bicara lain. Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia, tapi terjadi saat masih berada di bawah kekuasaan kolonial. Skuat Garuda baru berpartisipasi empat kali di Piala Asia, seluruhnya berakhir di fase grup.

Sementara pada ajang regional, Indonesia belum pernah menjadi penguasa Asia Tenggara. Timnas harus menerima kenyataan lima kali jadi runner-up Piala AFF. Bandingkan dengan Singapura, negara berpenduduk lima juta yang sudah menduduki takhta empat kali.

Indonesia boleh berdalih dan menunjuk Tiongkok dan India yang memiliki masalah serupa. Kedua negara itu punya warga negara lebih banyak ketimbang Tanah Air, Tiongkok dengan 1,4 miliar dan India 1,3 miliar.

Namun, Tiongkok dan India juga punya alibi kuat. Tiongkok berada satu kawasan dengan Jepang dan Korea Selatan yang terlebih dahulu fokus pada pembinaan sepak bola. Sementara sepak bola bukanlah cabang olahraga populer di India.

Lagipula, kedua negara itu masih bisa merebut gelar di tengah kondisi. Tiongkok menjuarai Piala Asia Timur serta masuk final Piala Asia masing-masing dua kali, plus sekali tampil di Piala Dunia. Sedangkan India memenangkan Piala Asia Selatan dalam delapan kesempatan.

Dalam kondisi ini, Indonesia melanjutkan perjuangan memburu gelar internasional pertama di Piala AFF 2020. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengganjal Timnas di Singapura

Tantangan besar sudah menanti Indonesia di Singapura. Pasukan Shin Tae-yong satu grup dengan juara bertahan Vietnam serta musuh abadi Malaysia.

Dalam situas ini, penting bagi timnas untuk menaklukkan dua rival lain di Grup B yakni Kamboja dan Laos. Kamboja jadi lawan perdana di Stadion Bishan, Kamis (9/12/2021). Perolehan poin serta tabungan gol dari dua negara itu bisa memainkan peran krusial untuk menentukan posisi Indonesia pada klasemen akhir.

"Kami mesti menekan dan merebut penguasaan bola," ujar Shin pada konferensi pers virtual jelang pertandingan, Rabu.

"Saya yakin kami akan menang selama tim tampil sesuai persiapan. Kami akan bekerja keras demi hasil yang bagus," tutur pelatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu.

Kalau sukses melewati tantangan di babak awal, batu karang dari grup lain sudah menunggu Indonesia. Duo pengoleksi titel Piala AFF terbanyak Thailand dan Singapura bakal menanti di semifinal.

3 dari 4 halaman

Menanti Polesan Shin Tae-yong

Menghadapi tugas ini, Shin Tae-yong sempat terganjal kebijakan hanya boleh maksimal merekrut dua pemain dari satu klub. Meski pada akhirnya wacana itu batal diterapkan.

Demi mengembankan misi, nakhoda asal Korea Selatan tersebut mencampur bakat lokal dengan pemain naturalisasi serta keturunan. Victor Igbonefo masuk kategori pertama dan Elkan Baggott berada di daftar kedua.

Baggott (Ipswich Town) juga jadi salah satu nama pemain yang mengadu nasib di luar negeri, bersama Asnawi Mangkualam (Ansan Greeners), Syahrian Abimanyu (Johor Darul Ta'zim, Malaysia), Witan Sulaeman (Lechia Gdansk, Polandia), dan Egy Maulana Vikri (Senica, Slovakia).

Shin Tae-yong diharapkan bisa memoles Evan Dimas dan kawan-kawan untuk menumpas setiap rintangan. Terpilih usai mengalahkan Luis Milla pada seleksi, sosok berusia 51 tahun itu sejauh ini bekerja di tengah berbagai masalah yang menerpa. Isu pemain titipan, pandemi, hingga terjangkit Covid-19, mengiringi kariernya selama mencari nafkah di Tanah Air.

Dia juga mesti membagi fokus ke berbagai level usia timnas. Dalam situasi tersebut, Shin Tae-yong membukukan rapor 40 persen kemenangan pada 10 pertandingan ajang senior.

4 dari 4 halaman

Rapor Miris di Piala AFF

Training camp di Turki jadi tolak ukur terakhir. Timnas melakoni tiga partai uji coba di sana selama sebulan terakhir. Mereka dikalahkan Afghanistan (0-1), membungkam Myanmar (4-1), serta menaklukkan klub lokal Antalyaspor 4-0.

"Sudah terlalu lama kita tidak menjadi juara. Kini saatnya kita menjadi yang terbaik," tegas Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.

Dengan kesuksesan terakhir Indonesia pada sepak bola terjadi pada multi-event SEA Games 1991, rapor Indonesia di Piala AFF memang miris. Selama 12 kali berpartisipasi sejak 1996, capaian runner-up dicatat pada 2000, 2002, 2004, 2010, dan 2016. Pada 2016, timnas harus mengakui keunggulan Thailand 2-3 secara agregat.

Pada edisi terakhir Piala AFF 2018, rapor Indonesia sangat mengenaskan. Skuat Garuda sudah mengepak kopor sejak awal karena menduduki peringkat keempat dari lima peserta Grup B kala itu.

Kini Piala AFF 2020 digelar pada 5 Desember 2021 - 1 Januari 2022 di Singapura. Timnas Indonesia menyatakan siap bertempur demi merebut gelar juara yang didambakan. Semangat!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.