Sukses

Bola Ganjil: Hanya di Amerika, Pemain Ditukar Pelatih

Simak kisah ketika NY/NJ Metrostars menukar striker berbakat demi mendapatkan pelatih Chicago Fire Bob Bradley.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi finansial memaksa klub sepak bola kreatif dalam membangun tim. Praktik pertukaran pemain pun makin sering terjadi.

Transaksi seperti ini sebelumnya hanya bisa dihitung dengan jari.

Biasanya klub hanya menyertakan dana untuk merekrut pemain incaran. Kalau keuangan tidak memungkinkan, pembayaran bisa dicicil dengan mendapatkan persetujuan klub penjual.

Cara terakhir yang kerap hadir pada beberapa tahun belakangan adalah pemain dipinjam dengan opsi transfer permanen di tahun berikutnya.

Jika pertukaran pemain saja sudah jarang, bisnis unik lain sempat terjadi di lapangan hijau. Transaksi tidak biasa ini layak diceritakan karena melibatkan pemain dan pelatih.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Demi Angkat Prestasi

Selepas musim 2002, NY/NY Metrostars (kini NY Red Bulls) mencari pelatih baru yang bisa mengangkat kinerja tim. Mereka hanya memetik 11 kemenangan dalam 28 pertandingan kampanye tersebut sehingga gagal lolos play-off.

Metrostars berpaling ke Chicago Fire untuk mendapatkan Bob Bradley. Fire rela melepas sang pelatih, asalkan mendapatkan pemain idaman.

Menuruti permintaan tersebut, Metrostars mengirim Rodrigo Faria. Reputasi penyerang asal Brasil sedang tinggi. Dia mencetak delapan gol pada musim perdananya di MLS.

Torehan ini menyamai rekor bagi debutan saat itu serta berbuah penghargaan Rookie of the Year. Faria lalu menyumbang 12 gol dan lima assist di musim 2002.

3 dari 4 halaman

Gagal Penuhi Ekspektasi

Sayang Faria tidak memberi kontribusi besar bagi Fire. Dia hanya bermain lima kali sebelum dilepas ke San Jose Earthquakes pada pertengahan musim.

Performanya di sana sama saja. Faria cuma tampil di empat pertandingan. Dia tercatat tidak membuat gol pada musim reguler.

Meski begitu, Faria mencatatkan nama di papan skor pada semifinal MLS Cup melawan LA Galaxy. Earthquakes kemudian merebut gelar dengan peran Faria terbilang minim.

Faria lalu pulang ke kampung halaman karena masalah pribadi. Meski berniat melanjutkan karier di sepak bola, dia akhirnya memutuskan pensiun karena tidak ada klub lokal yang mau membayar biaya transfer ke Earthquakes.

4 dari 4 halaman

Bangkitkan Klub

Sementara Metrostars ketiban untung dengan mendapatkan Bradley. Sentuhan tangan dinginnya mengangkat tim yang secara historis minim prestasi.

Metrostars lolos ke final US Open untuk kali pertama sepanjang sejarah pada 2003. Selain itu, mereka juga lolos play-off.

Bradley menangani Metrostars hampir selama tiga tahun. Dia dipecat jelang berakhirnya musim 2005 usai tim menderita dua kekalahan beruntun yang menutup peluang melaju ke play-off.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.