Sukses

Jadi Atlet Transgender Pertama di Olimpiade, Laurel Hubbard Enggan Disebut Cetak Sejarah

Laurel Hubbard mengubah jenis kelaminnya dari pria menjadi wanita pada tahun 2012 lalu.

Liputan6.com, Jakarta Laurel Hubbard menganggap kiprahnya di Olimpiade Tokyo 2020 bukan hal yang luar biasa. Sebagai atlet trangender pertama yang tampil di ajang olahraga multieven empat tahunan itu, Hubbard menganggap langkah yang ditempuhnya tidak perlu dijadikan sebagai catatan sejarah. 

Laurel Hubbard memang menjadi atlet transgender pertama yang tampil di Olimpiade. Pada Olimpiade Tokyo 2020, Hubbard tampil di cabang angkat besi. Hubbard turun di kelas +87 kg putri yang juga diikuti oleh lifter asal Indonesia, Nurul Akmal. Sayang, Hubbard tidak berhasil merebut medali. 

Sejak awal, nama Hubbard mencuri perhatian memang bukan karena potensinya merebut medali. Wanita berusia 43 tahun itu justru jadi perbincangan karena berstatus atlet trangender. Sepanjang sejarah Olimpiade, baru Hubbard atlet transgender yang berani melakukan hal itu secara terbuka. 

Seperti dilansir dari Sky News, Hubbard menyampaikan, kalau Olimpiade Tokyo 2020 bakal jadi kejuaraan terakhir yang diikutinya. Sepulang dari Jepang, Hubbard berniat untuk pensiun. 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Komentar Hubbard

"Saya pikir itu bukan momen bersejarah," ujar Hubbard soal penampilannya di Olimpiade Tokyo 2020.

"Saat kita memasuki dunia yang baru dan lebih memahami, orang-orang mulai menyadari bahwa orang-orang seperti saya hanyalah manusia biasa. Kami adalah manusia dan karena itu saya harap hanya dengan berada di sini saja sudah cukup," kata Hubbard menambahkan.

 

3 dari 3 halaman

Dianggap Sebagai Atlet

Hubbard memang akan selalu tercatat sebagai atlet transgender pertama yang mengikuti Olimpiade. Dia baru memutuskan untuk mengganti jenis kelaminnya dari pria menjadi wanita pada tahun 2012.  Setelah menjalani rutinitas penyuntikan hormon, dia baru mendapatkan izin dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk tampil di kelompok putri sejak 2015.   

Meski demikian, Hubbard membantah bila kehadirannya di Olimpiade Tokyo 2020 bertujuan untuk mendongkrak popularitasnya. Dia juga tidak ingin dianggap sebagai role model melainkan hanya sebatas atlet seperti halnya peserta-peserta lain yang berlaga di ajang olahraga empat tahunan itu.

"Yang saya inginkan dari seorang atlet adalah dianggap sebagai seorang atlet," kata Hubbard. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.