Sukses

Euro 2020 / 2021 Menuai Kecaman atas Meledaknya Kasus Covid-19 di Eropa

Euro 2020 / 2021 sudah memasuki babak perempat final.

Liputan6.com, Jakarta Perhelatan Euro 2020 / 2021 yang sudah memasuki babak perempat final tengah disorot. Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer menyebut kebijakan UEFA (Union of European Football Associations) mengizinkan kerumunan dalam jumlah besar di gelaran Euro 2020 “benar-benar tidak bertanggung jawab” mengingat penyeberan virus COVID-19 varian Delta sudah memasuki Eropa.

Seehofer mengatakan pada konferensi pers hari Kamis (1/7/2021) bahwa mereka telah mendorong UEFA mempertimbangkan masalah ini. Menurutnya, masalah komersil tidak boleh berada di atas masalah kesehatan. Terlebih, Ia mengecam kebijakan EUFA yang membiarkan Stadion Wembley di London dihadiri lebih dari 40.000 penonton saat Inggris menaklukan Jerman 2-0 di babak 16 besar.

"Saya menganggap UEFA sama sekali tidak bertanggung jawab," katanya.

"Kita semua tahu bahwa menghindari kontak dan menjaga protokol kesehatan sangat diperlukan untuk mengatasi infeksi,” kata Seehofer menambahkan.

Sementara itu pada hari Jumat (18/6/2021) hampir 2.000 orang asal Skotlandia datang ke Inggris untuk menyaksikan Euro 2020. Beberapa di antaranya ternyata sedang terinfeksi COVID-19 saat datang ke London untuk menyaksikan pertandingan Skotlandia kontra Inggris pada 19 juni.

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sumber Penyebaran Virus

Pekan lalu, pihak berwenang di Rusia juga menuduh Virus COVID-19 varian delta adalah penyebab utama lonjakan kasus kematian di kota-kota besar, termasuk St Petersburg yang menjadi tuan rumah perempat final. Namun sebaliknya, EUFA mengatakan tingkat vaksinasi yang tingi telah melindungi kebanyakan orang, dan proses pengawasan di stadion ditujukan untuk menghindari penonton yang sedang terinfeksi untuk tidak masuk ke stadion.

Daniel Koch, UEFA’s medical chief dikutip oleh kantor berita PA Inggris ikut menambahkan. "Tidak dapat dikecualikan" bahwa akan ada kasus COVID-19 akibat pertandingan di Euro 2020. Namun dia juga mengatakan hal yang sama akan terjadi karena sejumlah pertemuan yang sekarang diizinkan karena pembatasan yang dilonggarkan di tempat lain," beber Koch.

 

3 dari 3 halaman

WHO Khawatir

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak bulan lalu telah khawatir dengan pelonggaran pembatasan di negara-negara tuan rumah. Lalu pada hari Kamis, WHO juga mengatakan bahwa kota-kota tuan rumah Euro 2020 perlu memantau pergerakan para penonton yang masuk dan keluar dengan lebih baik.

"Kita perlu melihat lebih dari sekadar stadion itu sendiri,” kata Catherine Smallwood, Senior Emergency Officer saat konferensi pers di kantor WHO’s European. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Euro 2020 adalah turnamen sepak bola terbesar di benua Eropa yang digelar di 12 kota dan negara.
    Euro 2020 adalah turnamen sepak bola terbesar di benua Eropa yang digelar di 12 kota dan negara.

    Euro 2020

  • Euro 2021 adalah turnamen sepak bola terbesar di benua Eropa yang digelar di 11 kota dan 11 negara
    Euro 2021 adalah turnamen sepak bola terbesar di benua Eropa yang digelar di 11 kota dan 11 negara

    Euro 2021

  • Piala Eropa 2021 adalah turnamen sepak bola terbesar di benua Eropa yang digelar di 11 kota dan 11 negara.
    Piala Eropa 2021 adalah turnamen sepak bola terbesar di benua Eropa yang digelar di 11 kota dan 11 negara.

    Piala Eropa 2021

  • Piala Eropa 2020 adalah turnamen sepak bola terbesar di benua Eropa yang digelar di 11 kota dan 11 negara
    Piala Eropa 2020 adalah turnamen sepak bola terbesar di benua Eropa yang digelar di 11 kota dan 11 negara

    Piala Eropa 2020

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19