Sukses

5 Pesepak Bola Top Pindah Klub di Waktu yang Salah

Beberapa pesepak bola top di dunia telah membuat kesalahan dengan memilih klub pada waktu yang salah.

Liputan6.com, Jakarta - Penting bagi para pesepak bola memiliki waktu yang tepat untuk berpindah klub. Bermain untuk klub papan atas, kesempatan memenangkan trofi, dan kontrak menggiurkan memang menggoda. Namun, salah langkah dapat menggagalkan karir yang menjanjikan.

Beberapa pesepak bola top di dunia telah membuat kesalahan dengan memilih klub pada waktu yang salah. Hal itu menyebabkan penurunan nilai karena mereka gagal menyesuaikan diri secara taktik atau tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru.

Ada berbagai alasan mengapa pindah ke klub lain mungkin tidak berhasil bagi pemain. Itulah mengapa sangat penting bahwa seorang pesepak bola untuk teliti dalam mengambil keputusan sebelum pindah klub.

Berikut 5 pesepak bola top yang membuat kesalahan dengan berpindah klub pada waktu yang salah seperti dikutip dari Sportskeeda.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

5. Henrikh Mkhitaryan (Borussia Dortmund ke Manchester United)

Bursa transfer musim panas pertama Jose Mourinho sebagai manajer Manchester United mendatangkan sejumlah pemain. Mereka adalah Paul Pogba, Eric Bailly, Zlatan Ibrahimovic dan Henrikh Mkhitaryan.

Mkhitaryan digembar-gemborkan sebagai perekrutan penting MU. Sebab, ia dipandang sebagai pemain yang dapat memberikan kecepatan dan kreativitas dalam menyerang. Pemain Timnas Armenia itu telah menikmati musim yang indah di Borussia Dortmund, tetapi tidak pernah benar-benar pergi untuk Setan Merah.

Mkhitaryan membuat 63 penampilan di semua kompetisi untuk MU, mencetak 13 gol dan memberikan 11 assist. Dia mencetak gol dalam kemenangan 2-0 MMU atas Ajax di final Liga Europa.

Namun, dia ditukar dengan Alexis Sanchez dari Arsenal pada Januari 2018. Pemain berusia 32 tahun itu saat ini bermain untuk klub Serie A AS Roma dan dikontrak hingga 2023.

 

3 dari 6 halaman

4. Shinji Kagawa (Borussia Dortmund ke Manchester United)

Sebelum Henrikh Mkhitaryan, Shinji Kagawa hijrah dari Borussia Dortmund ke Manchester United. Dia melakukannya pada 2012.

Sama seperti Mkhitaryan, Kagawa adalah gelandang kreatif yang bersinar di Dortmund sebelum pindah ke Old Trafford. Tetapi, pemain Timnas Jepang itu justru jarang tampil untuk Manchester United selama dua musim. Dia membuat 57 penampilan di semua kompetisi, mencetak enam gol dan 10 assist.

Kagawa kembali ke Dortmund pada 2014, di mana menghabiskan empat setengah musim lagi. Pemain berusia 32 tahun, yang kemudian bermain untuk Besiktas dan Real Zaragoza, kini mewakili klub Yunani PAOK.

 

4 dari 6 halaman

3. Mario Gotze (Borussia Dortmund ke Bayern Munchen)

Performa bagus di awal musimnya bersama Borussia Dortmund membuat Mario Gotze dipuji sebagai pemain besar berikutnya dalam sepak bola Jerman.

Gotze adalah produk akademi Dortmund dan salah satu pemain terbaik antara 2010 dan 2013. Karena itu, Bayern Munchen membayar 33,3 juta pound untuk mendapatkan pemain Timnas Jerman itu pada 2013.

Namun, Gotze harus berjuang di Munchen dan tidak mendapatkan waktu terbaiknya di bawah pelatih Pep Guardiola.

Gotze memiliki momen indah tak terlupakan, tapi bukan bersama Munchen. Dia mencetak satu-satunya gol ke gawang Argentina di final Piala Dunia 2014 untuk membantu Jerman mengangkat trofi keempat bergengsi itu.

Gotze sempat kembali ke Dortmun pada 2016. Saat ini, pemain berusia 29 tahun itu bermain untuk klub Eredivisie Belanda PSV Eindhoven.

 

5 dari 6 halaman

2. Angel Di Maria (Real Madrid ke Manchester United)

Kepindahan Angel Di Maria ke Manchester United dari Real Madrid pada 2014 sangat mengejutkan. Apalagi, setelah menjadi pemain terbaik di final Liga Champions untuk Los Blancos.

Di Maria bergabung dengan harga yang tak murah. MU harus membayar 67,5 juta ke Real Madrid saat itu.

Setan Merah sangat ingin membuat dampak di bursa transfer setelah musim 2013-14 yang buruk. Jadi perekrutan pemain Timans Argentina itu dilihat sebagai kesunggguhan MU.

Pemain sayap ini menikmati awal yang baik untuk kariernya di Old Traffor. Sayang, hubungannya dengan manajer Louis van Gaal tidak bagus.

Cedera dan performa buruk membuat Di Maria dikeluarkan dari tim utama. Dia dinobatkan sebagai salah satu perekrutan terburuk musim itu oleh berbagai kritikus dan jurnalis. Semusim kemudian, Di Maria bergabung dengan Paris Saint-Germain, di mana ia menemukan kembali performa terbaiknya.

 

6 dari 6 halaman

1. Philippe Coutinho (Liverpool ke Barcelona)

Philippe Coutinho bergabung dengan Barcelona setelah tampil gemilang bersama Liverpool pada Januari 2018 seharga 121,5 juta pound. Blaugrana ingin memperkuat barisan mereka setelah menjual Neymar beberapa bulan lalu.

Namun, itu terbukti menjadi keputusan yang buruk bagi klub dan pemain. Pemain Timnas Brasil itu tidak cocok secara taktik di klub. Kurangnya waktu bermain dan banyaknya kritik membuat Coutinho bergabung dengan Bayern Munchen dengan status pinjaman pada 2019.

Di perempat final Liga Champions 2020, Bayern Munchen mengalahkan Barcelona 8-2, dengan Coutinho mencetak dua gol. Akhirnya, Munchen menolak untuk membelinya dengan kesepakatan permanen dan Coutinho kembali ke Barcelona.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.