Sukses

Kasus Dewa Kipas Viral, Percasi Beri Edukasi Catur Online

Dewa Kipas di ban oleh chess.com tak lama setelah menang lawan master asal Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta- Di awal Maret 2021, Indonesia dikejutkan dengan kabar salah satu pecatur lokal berhasil memenangi pertarungan melawan atlet catur luar negeri IM Levy Rozman (USA). Kemenangan tersebut kemudian menimbulkan polemik.

Dadang Subur yang bertarung menggunakan akun Dewa Kipas sukses mengalahkan Rozman yang dikenal dengan akun GothamChess di Chess.com. Usai kemenangan tersebut, akun Dewa Kipas di banned oleh Chess.com.

Kejadian ini membuat warganet Indonesia tak terima. Mereka menyerbu akun media sosial GothamChess. Pecatur Amerika Serikat itu sampai kesal dan memblokir warganet dari Indonesia di akun sosial medianya.

Viralnya kasus Dewa Kipas menarik perhatian Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi). Untuk itulah, pada Jumat 12 Maret 2021, PB Percasi melakukan konferensi pers daring dengan menghadirkan nara sumber Eka Putra Wirya (Dewan Pembina PB Percasi), Kristianus Liem (Kabid Pembinaan dan Prestasi PB Percasi), Hendry Djamal (Komisi Catur sekolah PB Percasi), GM Susanto Megaranto (atlet catur), IM/WGM Irene Kharisma Sukandar (atlet catur), serta MN Heri Darmanto, M.Kom, PN, NI (pengamat catur).

”Untuk mencegah pemberitaan yang tidak sesuai fakta, PB Percasi perlu meluruskan berbagai informasi yang tidak tepat,” ujar Eka Putra Wirya, Dewan Pembina PB Percasi.

Saksikan Video Menarik Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Akurasi Algoritma

Percasi meminta masyarakat menanggapi kasus Dewa Kipas dengan kepala dingin. Pasalnya Chess.com tidak sembarangan menjatuhkan sanksi kepada pemainnya. Mereka memiliki data dan alasan sehingga menghapus akun Dewa Kipas.

"Tingkat akurasi algoritma Chess.com untuk menentukan seseorang di ban mencapai 95 persen. 95 persen yg di ban benar-benar karena terjadi pelanggaran," papar Irene Kharisma.

PB Percasi sebagai federasi yang menaungi olahraga catur di Indonesia, tentu saja berkepentingan untuk menjaga agar citra catur Indonesia tetap baik di dunia internasional. Tentu dengan cara memberikan penjelasan dan edukasi yang tepat, terutama kepada masyarakat luas. Karena di era digital, catur tak hanya milik para penggemarnya, namun juga para penggiat media sosial di dunia maya.

Perlu diketahui bahwa member chess.com saat ini berjumlah sekitar 59.7 Juta orang dari seluruh dunia. Data member yang join dalam 24 jam terakhir sekitar 89.6 ribu orang. Pecatur/GM top dunia yang menjadi member chess.com diantaranya adalah Juara dunia GM Magnus Carlsen, GM Hikaru Nakamura, GM Fabiano, Caruana, GM So Wesley, dan masih banyak lagi.

Chess.com memiliki 16 anggota tim fair-play. Terdiri dari 6 analis, 5 anggota tim teknologi, 2 grandmaster, dan 3 master internasional yang membantu untuk melakukan konfirmasi dan peninjauan. Chess.com berdedikasi untuk menjaga integritas permainan dengan menginvestasikan ratusan ribu dolar setiap tahun untuk memerangi kecurangan.

Chess.com menutup rata-rata lebih dari 500 akun karena kecurangan penggunaan engine setiap harinya dan telah menutup total lebih 400.000 akun. Dan 120 penutupan akun tiap hari karena pelanggaran lainnya seperti sandbagging, rating manipulation dan jenis pelanggaran lainnya.

3 dari 3 halaman

Metode

Metode deteksi pelanggaran chess.com yakni algoritma yang digunakan sudah diperiksa oleh ahli statistik Harvard Natesh. Pillai, di tahun 2016, yang telah mengkonfirmasi sistem chess.com sudah berfungsi sesuai dengan tujuannya. Pihak chess.com juga sudah memperlihatkan sistemnya ke para pemain top dunia (20 besar dunia) dan para pemimpin pertandingan pada 3 Juni 2020, serta telah menerima dukungan penuh dari USChess setelah peninjauan menyeluruh dari para ahli statistik di komite penilaian.

Chess.com menggunakan berbagai macam bukti untuk membuktikan kasus kecurangan. Chess.com mencermati level permainan, mempertimbangkan beberapa faktor dari perilaku terduga serta juga mempertimbangkan data tambahan lainnya terkait akun terduga tersebut. Metodenya sangat dirahasiakan, karena bila mengungkapkan metode deteksi secara rinci akan dapat memudahkan para pelaku kecurangan untuk menghindari deteksi tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.