Sukses

Pernah Direpotkan Urus Kisruh PSSI, Agum Gumelar Apreseasi Gelar Doktor Honoris Causa Nurdin Halid

Agum Gumelar menganggap sosok Nurdin Halid punya peran besar dalam perkembangan industri olahraga di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Mantan ketua umum PSSI, Nurdin Halid, menerima gelar doktor honoris cuasa di Bidang Industri Olahraga dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), Kamis (11/2/2021). Penghargaan ini belakangan menimbulkan kontroversi mengingat sepak terjang Nurdin selama menjabat sebagai ketua federasi. 

Seperti diketahui, sederet masalah mewarnai perjalanan PSSI di era Nurdin Halid. Mulai dugaan pengaturan skor hingga kisruh internal organisasi yang membuat sepak bola Indonesia dibekukan FIFA. Selama menjabat dari 2003-2011, prestasi timnas Indonesia juga tidak mengalami banyak kemajuan. Indonesia terakhir kali juara di ajang bergengsi adalah pada SEA Games 1991.  

Namun Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar justru menyatakan sebaliknya. Pria yang pernah menjabat sebagai ketua Komite Normalisasi saat kisruh PSSI itu mengaku salut dengan sepak terjang Nurdin dalam membangun industri sepak bola di Tanah Air. Karena itu, Agum mengapreseasi gelar tersebut. 

Sikap ini disampaikan Agum lewat video testimoninya terkait penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa yang diberikan Universitas Negeri Semarang kepada Nurdin Halid, diGedung Prof. Wuryanto Kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes), Kamis (11/2/2021). Dalam rilis yang diterima redaksi Liputan6.com disebutkan, upacara penganugerahan tersebut juga dihadiri sejumlah pejabat negara, termasuk Ketua MPR, Bambang Susatyo dan Menpora Zainudin Amali.

Agum Gumelar mengaku mengenal baik sosok dan kiprah sukses Nurdin Halid membangun industri sepakbola, sejak menjadi manajer PSM Makassar hingga menjabat ketua UmumPSSI. Karena itu, Agum menilai Nurdin pantas menerima penghargaan karena berperan dalam memajukan sepakbola nasional.

"Saya merasa bersyukur sekaligus berterima kasih kepada Universitas Negeri Semarangyang menganugerahi Nurdin Halid gelar Doktor Honoris Causa di bidang industri olahraga,” kata Agum Gumelar dalam video testimoni tokoh yang ditayangkan dalam upacara penganugerahan Doktor Honoris Causa kepada Nurdin Halid oleh Rektor Unnes, Prof. Dr.Fathur Rokhman.

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dihadiri Pengurus PSSI Hingga Mantan Pemain

Selain pejabat negara, acara juga dihadiri oleh anggota Komite Eksekutif PSSI, Haruna dan mantan kapten PSM Makassar dan tim nasional PSSI, Bima Sakti. Agum Gumelar mengatakan Nurdin Halid itu seorang ‘gila’ bola yang sukses. Saat menjadimanajer PSM Makassar, kata Agum, Nurdin Halid berhasil membawa Tim Juku Eja ke final Liga Indonesia tahun 1995/1996 dan juara tahun 2001.

 

3 dari 4 halaman

Kiprah Nurdin di Mata Agum Gumelar

Mantan Menko Polhukam RI itu juga mengaku puas dengan kinerja Nurdin Halid ketika menjadi manajer Tim Nasional PSSI dan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PSSI. "Saya mengenal baik kiprah sukses Pak Nurdin saat menjadi manajer PSM Makassar. Saya juga puas dengan kinerja beliau waktu saya memintanya menjadi manajer Tim Nasional dan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi. Dan, industri sepakbola di Indonesia justru dimulai saat Pak Nurdin Halid memimpin PSSI,” demikian Agum Gumelar yang juga mantan Menteri Perhubungan RI di masa Presiden Megawati Soekarnoputri menambahkan. 

 

4 dari 4 halaman

Kisruh PSSI

Seperti halnya Nurdin, Agum Gumelar juga pernah menjabat sebagai ketua umum PSSI pada tahun 1993 hingga 2003. Agum juga pernah dipercaya oleh FIFA untuk menjadi ketua interim pada April hingga Juli 2011 lalu. Saat itu, Agum diberi wewenang untuk memimpin komite normalisasi. 

Badan ini dibentuk untuk menggantikan peran komite eksekutif PSSI. Salah satu perannya adalah menyiapkan agenda pemilihan kepengurusan baru setelah musyawarah nasional yang digelar PSSI di Pekanbaru, Riau, berujung kisruh. Dalam keputusannya, FIFA juga melarang Nurdin untuk mencalonkan diri bersama tiga nama lain, yakni, Nirwan Bakrie, George Toisutta, dan Arifin Panigoro.  

Kongres sempat digelar di Jakarta pada 20 Mei 2011. Namun agenda ini tidak membuahkan hasil, karena kisruh dan terpaksa dihentikan di tengah jalan. Saat itu, Agum merupakan pimpinan sidang. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.