Sukses

Kisah Inspiratif Pengidap Sindrom Langka Tembus Australia Open 2021

Hanya memiliki tiga jari tangan dan satu ibu jari di masing-masing tangan, Francesca Jones sangat kesulitan memegang raket.

Liputan6.com, Jakarta Balas dendam merupakan motivasi ampuh untuk melewati batas-batas kemampuan. Francesca Jones juga memahaminya. Meski demikian, petenis asal Inggris itu memilih dorongan berbeda untuk meraih tiket ke babak utama Australia Open 2021. Dengan segala keterbatasan fisik yang dialami, Jones lebih berharap kerja kerasnya mampu menjadi inspirasi bagi orang lain. 

Jones, lahir di Bradford, Inggris, 19 September 2020. Pada usia 9 tahun, Jones pindah ke Barcelona dan melanjutkan pendidikan di Sanchez Casale Academy hingga usia 16 tahun.    

Sekolah yang tidak jauh dari pusat kota Barcelona itu tidak hanya melatih para petenis muda. Di sana, Jones dan rekan-rekannya juga mendapatkan pendidikan formal seperti layaknya sekolah umum. 

Namun Jones berbeda dari murid-murid lain di Sanchez Casale Academy. Wanita yang kini berusia 20 tahun itu, terlahir dengan sindrom displasia ectrodactyly ectodermal - penyakit langka yang menyebabkan masalah pada perkembangan kaki dan tangan. 

Seperti dilansir Metro.co.uk, Jones hanya memiliki tiga jari tangan dan satu ibu jari di masing-masing tangan serta tujuh jari kaki - empat di kaki kiri dan tiga di kaki kanan. Kondisi yang sangat tidak ideal bagi petenis. Dia sangat berjuang untuk menjaga keseimbangan saat tumbuh dewasa. Kondisi ini juga membuat Jones juga mengalami kesulitan untuk memegang raket dengan benar. 

Melihat kondisinya, para dokter bahkan sangat yakin Jones tidak bisa menjadi petenis profesional. 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tidak Dendam

Namun Jones tidak terpengaruh. Tidak juga dendam dengan penilaian seperti itu. Jones tidak seperti Andy Murray yang selalu tampil luar biasa bila ingin membuktikan kalau penilaian orang salah. 

"Anda bisa saja berkata kalau saya membuktikan para dokter salah seperti beberapa orang baik lainnya," kata Jones usai mengalahkan petenis China, Jia-Jing Lu sekaligus mengamankan tiket ke putaran final Australia Open 2021. "Anda mau tahu? Saya tidak peduli membuktikan orang salah, saya lebih suka membuktikan kepada orang-orang bahwa Anda bisa dan mengalihkan perspektif di sana."

"Yang pertama, saya tidak punya dendam dan tidak bermain untuk balas dendam. Saya bermain untuk memberi dampak positif dan menginspirasi mereka yang membaca kisahku," bebernya. 

 

3 dari 4 halaman

Perjalanan Jones

Tekad ini tergambar jelas lewat penampilan Jones di babak kualifikasi Australia Open di Doha belum lama ini. Di babak pertama, dia berhasil mengandaskan petenis peringkat 28 asal Rumania, Monica Niculescu, 6-3, 6-2. Di babak kedua, dia menyingkirkan Jana Fett  7-6 (9-7), 2-6, 6-1. 

Sedangkan di babak ketiga, Jones mendepak petenis China, 6-0, 6-1. Selanjutnya, Jones akan tampil di putaran final Australia Open 2021 yang akan berlangsung di Melbourne, 8-21 Februari mendatang. 

"Serius, saya tidak akan mengatakan saya pernah mencapai titik terendah karena sindrom yang kualami," kata Jones. "Saya memulai dari apa yang sebelumnya saya katakan di mana saya selalu berusaha mengambil sisi positif dan saya melihat itu sebagai keberuntungan di jalanku," bebernya. 

 

4 dari 4 halaman

Suasana Haru

Meski demikian, di balik tekad kuat Jones, rasa haru tidak bisa disembunyikannya usai menembus babak utama Australia Open 2021. Usai pertandingan dia segera meraih telepon dan menghubungi orang tuanya. Tidak banyak kata yang terucap. Hanya ada air mata, jeritan, dan gonggongan anjing keluarga yang menjadi latarbelakang perbincangan dengan pihak keluarga di rumah di Weybridge. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.