Sukses

Bola Ganjil: Jika Karl Marx Menciptakan Kompetisi Sepak Bola

Simak kisah Progres Cup, turnamen sepak bola di Uni Soviet, yang memiliki semangat pemikiran filsuf Jerman Karl Marx.

Liputan6.com, Jakarta - Operator sepak bola menciptakan berbagai kompetisi dengan beragam tujuan pula. Maksud utama jelas untuk mencari siapa yang terbaik.

Namun, ada pula turnamen yang berniat menghibur penonton. Salah satunya adalah International Champions Cup.

Sembari meraup keuntungan dan memenuhi kebutuhan klub melewati pramusim, pelaksana selalu mempertemukan sesama tim besar di setiap tahunnya.

Ada pula Watney Cup, kompetisi dari Inggris yang hanya berusia empat tahun. Ajang tersebut ingin menampilkan laga spektakuler dengan mendorong peserta menciptakan gol sebanyak mungkin.

Lalu ada lagi Progress Cup, turnamen sepak bola di Uni Soviet yang berlangsung selama dua dekade.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Melawan Diri Sendiri

Dari namanya, Progress Cup semestinya menggunakan sistem gugur layaknya turnamen domestik lainnya. Tapi kenyataan tidak demikian.

Progress Cup diikuti seluruh klub Uni Soviet. Peserta tidak bertanding melawan tim lain melainkan diri sendiri.

Pasalnya, titel pemenang diberikan kepada tim yang menunjukkan peningkatan terbesar dibanding kinerja musim sebelumnya berdasar hitungan matematika.

3 dari 4 halaman

Inisiasi Media Kiev

Progress Cup merupakan penghargaan yang diberikan Rabochaia Gazeta, koran berbasis Kiev untuk kaum pekerja. Dengan formatnya yang unik, kompetisi ini memberikan kesempatan sama bagi setiap klub untuk menjadi juara.

Krylia Sovetov Kuybyshev adalah salah satu yang memanfaatkannya. Sulit bersaing dengan nama-nama besar dan kerap terdegradasi, klub berbasis Samara tersebut bisa berbangga dengan memenangkan Progress Cup 1976.

4 dari 4 halaman

Kesempatan Merata

Format unik Progress Cup juga menciptakan tren lain sepanjang penyelenggaraannya. Daftar pemenang terbilang merata dan tidak ada tim yang mendominasi, dengan capaian tersukses adalah merebut tiga titel. Mereka adalah Dynamo Kiev (1971, 1985, 1988), Dynamo Moscow (1973, 1981, 1986), dan Chernomorets Odessa (1974, 1989, 1991).

Hadir 12 juara Progress Cup, jumlah yang banyak mengingat kompetisi hanya berlangsung 21 kali. Statistik tersebut menunjukkan betapa semangat Progress Cup mirip dengan paham sosialisme hasil pemikiran filsuf Jerman Karl Marx, yang kemudian diadopsi untuk gerakan revolusi yang melahirkan Uni Soviet.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.