Sukses

Bola Ganjil: Musibah Kamar Mandi Kedua Benfica dalam Hitungan Pekan

Simak cerita musibah lain yang menimpa Benfica secara beruntun pada pertengahan 1967/1968.

Liputan6.com, Jakarta - Ada alasan mengapa sudah jatuh tertimpa tangga menjadi peribahasa. Musibah sering tidak terjadi sekali dan berlangsung bertubi-tubi.

SL Benfica merasakannya pada 1966/1967. Dalam periode keemasan, dengan menjadi juara Portugal delapan kali selama 10 musim, As Aguias merasakan petaka beruntun hanya dalam hitungan pekan.

Berawal pada 22 Januari 1967. Seluruh peserta bertanding di 11 stadion. Semula ajang ini digelar untuk menghormati Vicente Lucas, bek Timnas Portugal asal Belenenses. Dia terpaksa pensiun dini setelah kehilangan penglihatan akibat kecelakaan mobil. Hasil penjualan tiket akan disumbangkan kepadanya yang kehilangan mata pencaharian.

Namun, Lucas ingin berbagi dengan Luciano Fernandes yang meninggal karena kecelakaan kolam air hangat beberapa pekan sebelumnya. Dia menyatakan setengah dari dana yang terkumpul bakal didonasikan kepada janda Fernandes. Suporter pun melupakan perselisihan dan berbondong-bondong datang ke stadion untuk memberikan penghormatan.

Benfica turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Namun, setelah menguras emosi, mereka harus bersikap profesional. Terlebih beberapa hari setelahnya seluruh skuat bakal pergi ke Chile untuk menjalani laga persahabatan.

Termasuk dalam rombongan adalah Augusto Silva, bek kanan yang berstatus pelapis. Pada pagi kedua setelah tiba di Santiago, dia bangun dan merasa ada yang aneh. Sisi kanan tubuhnya mati rasa.

Berpikir itu hanya kesemutan dan kondisinya bakal membaik, dia pergi ke kamar mandi untuk bersiap latihan. Di sana Silva terkena stroke dan rubuh ke lantai.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mirip dengan Fernandes

Ada banyak kesamaan antara Silva dan Fernandes. Usia mereka tidak berbeda jauh ketika bencana datang, Silva 27 dan Fernandes 26.

Keduanya sama-sama bersinar di klub awal yang meyakinkan Benfica untuk merekrut. Namun, Silva dan Fernandes juga gagal memenuhi ekspektasi bersama As Aguias akbat cedera.

Silva memulai karier di Vitaria de Guimaraes. Debut di usia 15, dia bermain di kasta tertinggi empat tahun berselang pada 1958. Silva terus berkembang dan mulai menarik perhatian klub besar Portugal.

FC Porto mengajukan tawaran pada 1962. Namun, proposal mereka kalah menarik dari Benfica.

Pada titik itu Silva sudah berbagai cobaan. Selain cedera, dia kehilangan dua putranya dalam waktu berdekatan karena polio.

Pada 1966/1967, Silva sudah menghabiskan empat tahun di Lisbon tapi jarang masuk tim utama. Jumlah penampilannya di akhir musim hanya sekali yang mencapai dua dijit.

Tur ke Chile sebenarnya memberinya kesempatan untuk bermain lebih banyak, meningkatkan kebugaran, dan mencoba menarik perhatian pelatih agar jadi starter.

3 dari 4 halaman

Pensiun Dini

Beruntung Silva segera ditemukan dua rekannya, Antonio Fernandes 'Yauca' dan Morreu Camolas, tidak lama setelah terjatuh di kamar mandi. Langsung dibawa ke rumah sakit, dia beberapa hari koma sebelum sadarkan diri.

Ditemani pelatih Fernando Riera, dia kemudian menetap di Santiago selama sebulan hingga kondisinya benar-benar baik. Sementara skuat Benfica pulang terlebih dahulu.

Namun, ketika dirinya kembali ke Lisbon, semua yang menyambut bisa melihat karier sepak bola Silva sudah berakhir. Silva kesulitan bicara dan berjalan. Dia juga kehilangan penglihatan di mata kanan.

Pada era ketika klub sepak bola kerap bertindak brutal dengan membuang pemain yang sudah tidak lagi berguna, Benfica coba bersikap sebaik mungkin untuk Silva. Mereka menggelar laga testimonial melawan Vitoria. Benfica juga tetap menggaji Silva dengan memasukkannya ke dalam struktur administrasi klub.

4 dari 4 halaman

Tanpa Selebrasi

Tidak ada perayaan ketika Benfica mengamankan gelar juara Portugal 1966/1967. Mereka kehilangan dua pemain hanya dalam hitungan pekan.

Dalam sepak bola, pemain sering terkena cedera di usia keemasan sehingga karier terhambat. Namun, setidaknya mereka masih memiliki kesempatan membangun kembali begitu pulih.

Nasib Fernandes dan Silva tidak seberuntung itu. Keduanya bahkan kehilangan lebih dari sekedar sepak bola. Fernandes tewas dengan Silva menghabiskan sisa hidup dalam kondisi sakit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.