Sukses

Ricky Yacobi dengan Kegalauan Spiritual dan Dicoret dari Timnas Indonesia

Ricky Yacobi dicoret dari Timnas Indonesia untuk SEA Games 1991. Kegalauan spiritual menjadi alasan pencoretan mantan pemain Arseto Solo itu.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Ricky Yacobi menjulang saat memperkuat Timnas Indonesia pada dekade kedua 1980-an. Dia membawa skuat Garuda melaju ke semifinal Asian Games 1986 di Korea Selatan dan merebut medali emas SEA Games 1987.

Prestasi Ricky Yacobi bersama Timnas Indonesia membuatnya dibeli Matsushita FC. Sayang, kariernya di klub Jepang tersebut tidak berjalan mulus lantaran sulit beradaptasi dengan udara dingin. Dia hanya mencetak satu gol dari empat laga.

Pada SEA Games 1991, secara mengejutkan nama Ricky Yacobi dicoret dari Timnas Indonesia. Padahal, kepiawaiannya dalam mencetak gol hanya dapat disetarakan dengan Fandi Ahmad (Singapura), Zainal Abidin Hasan (Malaysia), dan Piyapong Pue-on (Thailand).

Pecinta sepak bola Indonesia pun geger. Mereka bertanya mengapa Ricky Yacobi tak ada dalam daftar pemain Timnas Indonesia yang berangkat ke Manila, Filipina, ketika itu.

 

 

Saksikan Video Ricky Yacobi di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penjelasan IGK Manila

Adalah I Gusti Kompyang (IGK) Manila, manajer Timnas Indonesia ketika itu, yang mencoret nama Ricky Yacobi. Keputusan kontroversial itu membuat Manila berselisih paham dengan Ketua Umum PSSI Kardono.

Kardono menginginkan Manila membawa Ricky Yacobi ke Filipina. Tapi, dia kukuh mencoret mantan pemain Arseto Solo itu.

"Saya tahu Ricky pemain bagus, tapi saya juga punya alasan. Fokus saya sekarang keutuhan tim. Target kita emas. Hanya pemain yang siap bertanding yang bertahan di tim," kata Manila dalam biografinya, Panglima Gajah, Manajer Juara karya Hardy Hermawan dan Edy Budiyarso.

 

3 dari 4 halaman

Alasan Manila

Manila punya alasan kuat untuk mencoret Ricky Yacoki. Dia menyebutnya kegalauan spiritual. Salah satu buktinya pemain kelahiran Medan, Sumatra Utara, 12 Maret 1963, itu mengganti namanya dari Ricky Yacob menjadi Ricky Yacobi.

Kegalauan Ricky Yacobi kali pertama diketahui Manila ketika Timnas Indonesia menghadapi Malta pada ajang President’s Cup di Korea Selatan, 7 Juni 1991. Dalam laga tersebut, sejatinya Ricky Yacobi berpeluang mencetak gol.

Tapi, dia justru secara sengaja membuang bola. Padahal, Ricky menguasai bola di depan gawang yang sudah kosong melompong usai memperdayai kiper lawan.

"Kenapa tak kau tembak (ke gawang) itu bola?," teriak Manila usai laga usai. "Ricky hanya menjawab: hari itu dia sedang tidak boleh melukai hati orang lain."

"Alamak!" seru Manila seraya menepuk kening. Tidak Tahu

Sejak saat itu, Manila berpendapat Ricky Yacobi sedang dirundung masalah. Tak ada yang tahu pasti, apa persisnya masalah yang tengah dihadapinya.

Ketika ditanyakan soal musabab kegalauan itu, Ricky Yacobi tak mau bicara banyak. "Iya, saat itu saya memang lagi mencari sesuatu buat diri saya," ucap Ricky seperti dikutip dari Historia.id.

 

 

4 dari 4 halaman

Medali Emas

Meski minus Ricky Yacobi, Timnas Indonesia kembali berjaya di SEA Games 1991. Skuat Garuda meraih medali emas setelah menaklukan Thailand dengan skor 4-3 lewat drama adu penalti.

Hingga kini, momen itu menjadi medali emas terakhir Indonesia untuk cabang sepakbola di ajang pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara.

Sementara itu, Ricky Yacobi kini sudah tenang. Maestro lini dengan Timnas Indonesia meninggal dunia di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr Mintohardjo, Jakarta Pusat, Sabtu (21/11/2020), akibat serangan jantung saat bermain sepak bola di lapangan Senayan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.