Sukses

Bola Ganjil: Dario Dubois Bukan Sekadar Pesepak Bola Badut

Simak kisah Dario Dubois, pemain sepak bola unik asal Argentina dengan hidup berwarna yang berakhir tragis.

Liputan6.com, Jakarta - "Ini memberi saya energi. Anda mengecat wajah, pergi perang, dan membunuh lawan," jelas Dario Dubois mengenai kebiasaan uniknya jelang pertandingan.

Dubois bukan pemain sepak bola biasa. Itu sebenarnya sudah bisa dilihat dari tampilannya. Dengan rambut panjang, sosok yang beroperasi di lini belakang ini seperti rocker. Terbukti, di waktu luangnya dia bermain untuk tiga band.

Namun, yang membuatnya dikenal adalah dandanannya ketika bertanding. Dubois sendiri mengakui salah satu alasannya mengecat wajah adalah agar namanya jadi kondang. Tujuan lainnya adalah agar dirinya tambah semangat dan membuat lawan takut.

Dubois menempuh berbagai cara demi menunaikan ritualnya tersebut. Pada satu kala sebelum kick-off, dia sampai meminta izin masuk ruang ganti wasit untuk memakai cermin dan mengecat wajah. Sebab, fasilitas itu tidak terdapat di kamar tim.

"Pada dasarnya saya hanyalah badut dengan wajah dicat. Tapi bukan sembarang badut, melainkan badut yang siap mati untuk seragam yang dikenakannya," tegas Dubois.

"Pemain lawan menganggap ini lucu. Saya sendiri bisa melakukannya karena tidak ada larangan."

Penampilan inilah yang membuatnya dikenal, setidaknya bagi mereka yang mengikuti kompetisi regional di Buenos Aires, Argentina. Dubois tercatat tampil 146 kali memperkuat Yupanquie, Lugano, Deportivo Laferrere, Deportivo Riestra, Canuelas, Deportivo Paraguyo, Victoriano Arenas, dan Ferrocarril Midland.

 

Saksikan Video Sepak Bola Argentina Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Karakter Unik Dubois

Pada dasarnya Dubois memang memiliki karakter nyeleneh. Sebelum rutin bertanding dengan cat wajah, ada cerita lain yang beredar mengenai penolakannya terhadap suap.

Petinggi klub lawan dikabarkan mendekatinya sebelum pertandingan dan menawarkan pemasukan ekstra. Dubois bereaksi dengan meludahi wajah direktur tersebut, memakinya agar makan rumput, dan menyebutnya 'tikus' di media lokal.  

Saat membela Lugano, Dubois jadi korban janji palsu sponsor klub yang tidak membayar bonus kemenangan. Di laga berikutnya, dia menutup logo sponsor tersebut dari seragam menggunakan lumpur.

Yang tidak kalah unik adalah peristiwa ketika membela Midland pada laga melawan Excursionistas. Dia diusir wasit karena melakukan pelanggaran keras. Namun, uang 500 peso jatuh ketika wasit mengeluarkan kartu kuning kedua.  

Dubois mengambil uang itu, memaki pengadil, dan kabur ke kamar ganti. Wasit, pemain lawan, dan staf pertandingan mengejarnya. Dubois pada akhirnya mengembalikan uang milik wasit tersebut.

 

3 dari 5 halaman

Otoritas Akhirnya Turun Tangan

Dubois dan cat wajahnya tidak berlangsung lama. Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) akhirnya mengeluarkan larangan karena menganggap Dubois mencoreng citra sepak bola. Kerja wasit juga dinilai lebih sulit dalam mengidentifikasi pemain lain.

"Apa lagi yang bisa saya katakan? Terima kasih kepada AFA yang sudah menunjukkan manajemen bagus dan menjadi contoh baik," sindir Dubois.

Kekesalannya tidak berhenti sampai di situ. Pada Maret 2002, dia juga mengkritik AFA karena tidak memberi bantuan saat cedera di lapangan. Dia jatuh tidak sadarkan diri setelah berbenturan dengan lawan pada partai melawan Liniers. Dubois dilarikan ke rumah sakit dengan cedera kepala, pendarahan di telinga kanan, dan kejang.

"AFA dan asosiasi pemain seluruhnya tikus. Untungnya saya baik-baik saja. Namun saya hampir mati di lapangan dan mereka tidak melakukan apa-apa," tegasnya.

4 dari 5 halaman

Kritik Berbuah Fatal

Pernyataan tersebut membuat namanya makin masuk daftar hitam. Dia pun harus merasakan konsekuensi fatal di masa depan.

Dubois terkena cedera ligamen saat membela Victoriano dua tahun berselang. Dia bisa pulih total jika menjalani operasi. Masalahnya Dubois tidak mampu membayar.

Dia sempat meminta bantuan finansial ke AFA, tapi ditolak. Kariernya di sepak bola pun berakhir.

5 dari 5 halaman

Tewas Tragis

Kisah tragisnya tidak berhenti di situ. Dia dihadang garong dalam perjalanan sepeda pulang dari rumah pacar pada Maret 2008.

Selain mengambil barang miliknya, para perampok juga menembak kaki dan perut Dubois. Dia meninggal dunia dua pekan kemudian di usia 37 tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.