Sukses

Tak Datang Lagi ke Indonesia, Shin Tae-yong Terancam Dipecat

PSSI memberikan tenggat waktu kapada Shin Tae-yong hingga akhir pekan depan untuk datang ke Indonesia. Jika tidak, pelatih asal Korea Selatan itu terancam dipecat.

Jakarta Perseteruan antara PSSI dengan Shin Tae-yong memanas. Pelatih asal Korea Selatan itu terancam dipecat jika tidak kembali ke Indonesia pada akhir bulan ini.

PSSI memberikan tenggat waktu kepada Shin Tae-yong hingga pekan depan. Arsitek berusia 49 tahun itu diminta untuk datang ke Indonesia agar memulai persiapan dengan Timnas Indonesia dan U-19.

Sebelumnya, Shin Tae-yong curhat panjang lebar dengan media Korea Selatan, Joins. Mantan pelatih Seongnam Ilhwa Chunma ini merasa visi dan misinya tidak lagi sejalan dengan PSSI.

"Kalau dia tidak datang, harus kami evaluasi. Mungkin dipecat. Kami minta paling lambat dia datang pada pekan depan. Kami lihat nanti bagaimana," ujar Ketua Satuan Tugas (Satgas) Timnas Indonesia, Syarif Bastaman, ketika dihubungi Bola.com, Jumat (19/6/2020).

"Sejak rapat virtual dengan dia pada pekan lalu, dia sudah setuju untuk datang ke Indonesia. Alih-alih datang, dia malah berkoar-koar di media. Walaupun entah benar atau tidak dia berbicara seperti itu, t sudah tersebar di media. Saat rapat virtual dengan Komite Eksekutif (Exco) PSSI, tak ada dia menolak untuk datang," jelas Syarif.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bermula dari Keinginan Shin Tae-yong Menggelar TC di Korea Selatan

Friksi antara PSSI dengan Shin Tae-yong bermula dari keinginan sang pelatih membawa Timnas Indonesia U-19 ke Korea Selatan untuk berlatih di sana selama pandemi virus corona. Namun, PSSI menolaknya.

Shin Tae-yong merasa pandemi COVID-19 di Indonesia masih belum terkendali. Karena itu menyelenggarakan pemusatan latihan di Korea Selatan hingga September 2020 menjadi rencananya.

"Wajar tidak pelatih menolak datang ke sini karena COVID-19? Dia memaksa untuk berlatih di Korea Selatan. Saya tidak suka dengan wawancara dia di media Korea Selatan. Dia ini malah mencari simpati publik. Dia politisi atau pelatih? Kok malah bermain politik seolah-olah didzolimi," terang Syarif.

"Penuhi saja kontraknya. Kewajiban dia jelas. Kalau kondisi di Indonesia tidak memungkinkan, tidak mungkin kami menyuruh dia datang. Karena kondisi di sini sudah memungkinkan. Waktu juga tidak banyak. Oktober 2020 sudah Piala AFC U-16. Belum lagi Piala AFF 2020. Dan anak-anak berlatih secara fisik tanpa pelatihnya."

"Saya tidak peduli mau siapapun sosoknya. Mau Diego Maradona, Jose Mourinho, Arsene Wenger atau Sir Alex Ferguson pun, semua sama. Dia memenuhi kewajibannya atau tidak? Lihat saja di kontrak. Kami memberikan sesuatu yang pasti. Yang terukur untuk sesuatu yang tidak terukur. Ada harga, tidak ada barang. Barangnya itu dia harus hadir. Sesuai dengan janji dia. Lalu sekarang dia malah mau melatih dengan syarat. Anak-anak harus ke Korea Selatan," ucapnya mengakhiri.

 

Disadur dari: Bola.com (penulis, Muhammad Adiyaksa/editor Benediktus Gerendo Pradigdo, published 14/6/2020)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.