Sukses

Marc Marquez Tetap Idolakan Valentino Rossi meski Hubungannya Tak Harmonis

Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, mengakui punya banyak panutan yang ia yakini berkontribusi pada performa dan kesuksesannya di MotoGP sejauh ini.

Liputan6.com, Cervera - Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, mengakui punya banyak panutan yang ia yakini berkontribusi pada performa dan kesuksesannya di MotoGP sejauh ini.

Kendami begitu, dalam podcast 'Carreras Cruzadas' yang dirilis Red Bull Spanyol, Marquez menyebut hanya ada dua idola utamanya. Kedua idola itu adalah Valentino Rossi, yang kini jadi rival sengitnya, dan Dani Pedrosa yang pernah jadi tandemnya selama 2013-2018.

Walau hubungannya dengan Rossi kini sudah kurang harmonis, Marc Marquez tak memungkiri fakta bahwa sejak kecil ia selalu mengamati The Doctor. Pedrosa juga punya peran serupa bagi The Baby Alien.

Test rider KTM itu menjadi referensi Marc Marquez dan adiknya, Alex Marquez, dalam meniti karier di dunia balap. Ia pun tak menyangka bahwa bakal punya kesempatan untuk menjadi tandem Pedrosa selama enam tahun lamanya di MotoGP.

Marquez juga tak memungkiri bahwa ia juga mengidolakan dua legenda Repsol Honda lainnya, yakni lima kali juara dunia GP500 Mick Doohan dan juara dunia GP500 1999, Alex Criville. Meski begitu, aksi-aksi Rossi dan Pedrosa lah yang lebih terpatri dalam ingatannya saat masih kecil.

"Ada banyak nama yang saya jadikan referensi, dan beberapa di antaranya masih berkompetisi dengan saya. Saya mempelajari Valentino Rossi, tapi juga Mick Doohan, Dani Pedrosa, dan Alex Criville, yang merupakan juara dunia GP500 pertama dari Spanyol," ujar Marc Marquez, seperti yang dikutip Tutto Motori.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Meniru Pedrosa dan Rossi

"Tapi, memang Dani dan Vale yang sering menang saat saya masih kecil, dan saya coba meniru mereka," tutur pembalap berusia 27 tahun ini. 

Dalam wawancara yang sama, Marquez juga menyatakan bahwa musim 2013 adalah musim paling menyenangkan dalam kariernya di MotoGP. Pasalnya, itu adalah musim debutnya dan tak banyak orang yang yakin ia bisa jadi juara dunia. Tanpa beban, ia justru mampu membuktikan anggapan itu salah.

3 dari 3 halaman

Bersenang-senang

"Tahun 2013 adalah musim di mana saya paling bersenang-senang. Kala itu belum ada banyak beban, meski logisnya saya merasakannya pada balapan-balapan terakhir. Para rival dan media massa mulai menekan dengan cara berbeda. Tapi kala itu tak ada beban, benar-benar menyenangkan," paparnya.

Sumber: Tutto Motori

Disadur dari Bola.net, published 10/6/2020

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.