Sukses

Pandemi Virus Corona Bikin Keuangan Tottenham Hotspur Babak Belur

Di sisi lain, Spurs juga harus membayar uang kompensasi kepada pemegang hak siar pertandingannya. Seperti diketahui, Liga Inggris selama tiga bulan ke belakang absen karena pandemi virus corona.

Liputan6.com, London - Pandemi virus corona membuat Tottenham Hotspur merana. Spurs dikabarkan telah meminjam dana sebesar 175 juta pound sterling atau Rp 3,07 triliun kepada Bank of England.

Seperti dilansir Sportskeeda, uang itu digunakan demi meminimalisasi kerugian akibat pandemi virus corona. Menurut informasi, Spurs diperkirakan kehilangan pemasukan 200 juta pound sterling hingga Juni 2021.

Kerugian itu bersumber dari ketiadaan pendapatan karena larangan menonton langsung di stadion. Padahal, Spurs baru saja membangun stadion baru yang telah dipergunakan sejak awal musim ini.

Selain uang tiket, pemasukan dari stadion juga hilang lantaran pembatalan beberapa acara olahraga di sana. Salah satu yang dibatalkan adalah pertandingan tinju antara Anthony Joshua vs Kubrat Pulev.

Di sisi lain, Spurs juga harus membayar uang kompensasi kepada pemegang hak siar pertandingannya. Seperti diketahui, Liga Inggris selama tiga bulan ke belakang absen karena pandemi virus corona.

Liga Inggris sendiri rencananya akan bergulir lagi pertengahan Juni nanti. Namun karena pandemi virus corona yang belum sepenuhnya mereda, pertandingan tidak akan disaksikan langsung penonton.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berdampak ke Transfer

Kehilangan pemasukan berdampak kepada aktivitas transfer Spurs di bursa musim panas. Manajer Jose Mourinho sebelumnya sudah mengatakan, timnya tidak akan berbelanja banyak di bursa.

CEO Spurs, Daniel Levy juga mengatakan, timnya akan lebih mengutamakan kesehatan keuangan. "Kami selalu menjalankan klub ini dengan dasar ketahanan finansial," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Bekerjasama

Levy menambahkan, saat ini ia menyerukan semua pihak untuk bekerjasama. Hal itu, menurutnya diperlukan agar atmosfer sepak bola dapat kembali seperti semula.

"Merupakan sebuah kewajibam bahwwa kita, saintis, pakar teknologi, pemerintah, dan penyelenggara acara, menemukan cara yang aman untuk membawa penonton kembali ke tempat olahraga dan hiburan," kata Levy mengakhiri.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.