Sukses

11 Bintang Sepak Bola Ini Nyaris Gabung Manchester United di Era Ferguson

Selama 27 tahun di Manchester United, Sir Alex Ferguson pernah hampir menggaet beberapa superstar dunua, tapi gagal.

Jakarta Legenda Manchester United, Paul Scholes, mengatakan Setan Merah pernah hampir mendapatkan bintang sepak bola Brasil, Ronaldinho. Bahkan, Setan Merah hampir mengumumkan transfer Ronaldinho, tapi kemudian batal begitu saja.

Momen pahit bagi Manchester United itu mengemuka pada musim panas 2003. Saat itu, MU intens mengejar tanda tangan Ronaldinho dari Paris Saint-Germain (PSG).

Upaya keras Red Devils mengejar Ronaldinho tampak akan membuahkan hasil manis karena sang pemain sudah sempat mengiyakan ajakan pindah ke Old Trafford. Tapi, sang pemain tiba-tiba berubah pikiran begitu saja dan kemudian malah gabung Barcelona.   

"Tapi yang paling diingat adalah Ronaldinho. Saya tak ingat tahun berapa itu. Tapi, saya benar-benar berpikir manajer sudah mendapatkannya. Kami sedang menjalani pramusim dan saya rasa kami hampir mengumumkan kedatangannya dan memberikan nomor kepadanya. Tapi, dia berubah pikiran pada menit-menit akhir dan gabung Barcelona," imbuh Ronaldinho. 

Meskipun pernah mengalami kegagalan pahit tersebut, Sir Alex Ferguson juga telah melakukan banyak manuver brilian yang membuat Manchester United berjaya sepanjang periode kepemimpinannya.   

Selain Ronaldinho, ada juga 10 superstar lain yang pernah hampir gabung Manchester United di era Ferguson tapi batal terwujud. Berikut daftarnya seperti dilansir Talksport. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 12 halaman

1. Kiper - Petr Cech

Sebelum menjadi legenda di Chelsea, Petr Cech seharusnya bisa menjadi pemain Manchester United. Pada usia 19 tahun, kiper Republik Ceska itu sedang berkiprah di Rennes dan Ferguson datang untuk melihat penampilannya. 

Namun, Cech gagal pindah ke MU karena saat itu masih terlalu muda. 

"Saya pergi melihat Petr Cech saat ia masih di Rennes. Ia berusia 19 tahun saat itu dan saya bilang pada diri sendiri dia terlalu muda," kata Ferguson pada 2011. 

 

 

3 dari 12 halaman

2. Bek Kanan - Philipp Lahm

Mantan asisten pelatih Bayern Munchen, Hermann Gerland, mengungkap bagaimana Ferguson berusaha memboyong Lahm ke Old Trafford pada awal kariernya. 

Pemain berkebangsaan Jerman itu punya kemampuan komplet karena bisa bermain pada posisi full-back maupun gelandang tengah.  

Gerland melatih Lahm di Bayern B dan mengaturnya untuk dipinjamkan ke Stuttgart. 

"Tak mudah mengatur itu. Tapi di Stuttgart, Phillip bisa bermain di Liga Champions. Setelah 3 bulan dia menjadi pemain terbaik di lapangan saat bermain melawan Manchester United," kata Gerland. 

"Sir Alex Ferguson menginginkannya, saya pikir itu sudah bisa menunjukkan kualitasnya," imbuh Gerland. 

 

4 dari 12 halaman

3. Bek Tengah - Vincent Kompany

Vincent Kompany adalah rekrutan terakhir Manchester City sebelum kepemilikan klub diambil alih pengusaha kaya dari Arab Saudi. Kompany menjelma menjadi satu di antara pemain terpenting dalam sejarah City. 

Menengok kembali pada 2004, pemain yang ketika itu membela Anderlect menjadi satu di antara target transfer Ferguson. Saat itu Kompany masih berusia 18 tahun. 

Tapi kepindahan itu tak pernah terjadi. Dia malah gabung Hamburg pada 2006, kemudian 2 tahun berselang pindah ke Manchester City.   

 

5 dari 12 halaman

4. Bek Tengah - Paolo Maldini

Sir Alex Ferguson pernah berusaha memboyong Paolo Maldini dari AC Milan, tapi berujung buntu. Ayah Maldini, Cesare, mengatakan tak ada peluang bagi bos MU itu merekrut putranya. 

"Ya, saya sudah mencoba. Tapi, ketika saya bertemu ayahnya, dia cukup hebat. Saya dapat usapan di kepala. Itulah yang saya dapatkan," kata Ferguson.  

"Dia bilang 'kakek saya adalah pemain AC Milan, ayah saya juga Milan, saya di Milan, dan anak saya di Milan. Jadi lupakanlah'," imbuh Ferguson. 

 

6 dari 12 halaman

5. Bek Kiri - Bixente Lizarazu

Sebelum Roberto Carlos menjelma menjadi salah satu bek kiri terbaik dunia, Bixente Lizarazu lebih dulu menempati posisi tersebut. 

Namun, Bayern Munchen selalu bilang tidak untuk klub-klub yang mendekati sang pemain. 

"Saya punya peluang, sekitar tahun 2001 atau 2002, untuk pindah ke Manchester United, tapi dengan cepat dihentikan Bayern Munchen," kata Lizarazu kepada FourFourTwo.

"Alex Ferguson ingin merekrut saya dan United telah berbicara dengan Bayern. Tapi, Bayern bilang tak akan membiarkan saya pergi, jadi saya tetap tinggal. Saya sangat bahagua di Munich, tapi Manchester United telah mencoba," imbuh dia. 

 

7 dari 12 halaman

6. Gelandang Tengah - Paul Gascoine

Pada 1987, setahun setelah Ferguson menjadi manajer, Manchester United bermain melawan tim yang terancam degragasi, Newcastle United. 

Lini tengah Manchester United dihuni Norman Whiteside, Bryan Robson, dan Remi Moses. Semuanya pemain hebat. 

"Namun, ia membantai mereka." Ferguson membicarakan tentang rising star Newcastle yang baru berusia 20 tahun, Paul Gascoigne. 

Klub-klub Inggris telah menyadari kehadiran talenta istimewa tersebut dan Ferguson menyadari harus mendapatkannya. Tapi, ia gagal mewujudkannya. 

"Chairman Martin Edwards menelepon saya dan memberi tahun bahwa Tottenham mendapatkannya dengan membeli rumah ayah dan ibunya," kata Ferguson tentang kegagalan pembelian Paul Gasciogne. 

 

8 dari 12 halaman

7. Gelandang Tengah - Zinedine Zidane

Jika saya Ferguson tidak loyal kepada Eric Cantona, mungkin Manchester United sudah memboyong Zinedine Zidane ke Old Trafford. Tapi, di otobiografinya mantan chairman MU, Martin Edwards, mengatakan Ferguson tahun Setan Merah telah memiliki pemain temperamental di skuadnya. 

"Ketika Zidane di Bordeaux, kepala tim pencari bakat Les Kershaw, bilang kepada saya bahwa kami tertarik kepadanya dan saya mengatakan itu kepada Alex Ferguson," kata Edwards. 

"Alex bilang Eric Cantona juga menyebut soal Zidane kepadanya. Tapi Alex merasa Zidane bermain di posisi yang sama dengan Eric." 

"Dia merasa jika membeli Zidane, maka akan memengaruhi posisi Eric. Jadi dia bertahan dengan Eric," imbuh Edwards. 

 

9 dari 12 halaman

8. Sayap Kanan - Arjen Robben

Arjen Robben pernah menjadi satu di antara pemain sayap yang konsisten dan menakutkan di Eropa. Di Chelsea, Real Madrid, dan Bayern Munchen, Robben kerap membuat full-back kelabakan. Namun, dia sebenarnya bisa menjadi bagian Setan Merah. 

Cerita itu diungkapkan Arjen Robben kepada FourFourTwo pada Mei 2018. "Saya terlibat pembicaraan dengan Ferguson selama makan malam di Manchester. Kami berbicara tentang sepak bola dan kehidupan. Saya juga melihat kompleks latihan klub dan segalanya bagus," kata Robben. 

"Tapi, setelah saya kembali ke PSV tak ada yang terjadi. Tak ada kontak nyata juga dan kesepakatan tak terjadi. PSV juga bernegosiasi dengan Chelsea saat itu. Jadi mungkin mereka menawarkan uang lebih banyak kepada PSV? Saya tak benar-benar tahu." 

"Saya berbicara kepada Chelsea dan saya suka rencana mereka. Kami menggelar satu pertemuan dan segalanya berjalan cepat. Jika Manchester United menawari saya kesepakatan langsung setelah kami bertemu, saya akan gabung mereka. Tapi itu tak terjadi, dan saya tidak menyesal," imbuh Robben. 

 

10 dari 12 halaman

9. Sayap Kiri - Ronaldinho

Seperti yang dijelaskan Paul Scholes, Ronaldinho hampir merapat ke Manchester United pada 2003, tapi akhirnya malah pindah ke Barcelona. 

Saat itu Ronaldinho masih berusia 23 tahun dan menjadi andalan di PSG serta Timnas Brasil. Pada wawancara dengan Four Four Two pada 2015, Ronaldinho mengungkapkan apa yang terjadi. 

"Itu terjadi hanya dalam 48 jam. Tapi, Sandro Rosell bilang kepada saya sebelum saya menerima tawaran. 'Jika saya jadi presiden Barcelona, maukah kamu datang'," kata Ronaldinho. 

"Saya bilang iya. Kesepakatan dengan United hanya tinggal masalah detail dan Rossel menelepon saya dan bilang menang pemilihan di sana. Saya telah berjanji kepadanya untuk bermain di Barca," imbuh Ronaldinho. 

 

11 dari 12 halaman

10. Gelandang Serang - David Silva

Seperti Kompany, David Silva juga punya kans jadi legenda di Manchester United, sebelum berakhir menjadi tulang punggung Manchester City.

Namun, Ferguson tak mau mengubah taktiknya untuk mengakomodasi permainan Silva. Saat itu, Silva bermain di posisi nomor 10. Tapi, Manchester United tak terbiasa dengan taktik yang mengakomodasi pemain nomor 10. 

 

12 dari 12 halaman

11. Striker - Alan Shearer

Di otobigrafinya, Martin Edwards juga mengungkapkan Alan Shearer pernah menolak Manchester United saat di Blackburn Rovers. 

Mesin gol di Premier League tersebut bisa pindah ke Old Trafford, tapi memilih loyal terhadap pemilik Blackburn, Jack Walker. 

"Shearer pergi ke rumah Alex Ferguson, berbicara kepadanya, dan menjamin dia akan datang," tulis Edwards. 

"Masalahanya adalah chairman Blackburn, Jack Walker, bukan fan Manchester United, kami rival lokal. Shearer cukup dekat dengan Walker, bahkan seperti ayah baginya. Saya rasa Alan tak ingin membuatnya kecewa dengan datang ke United," imbuh Walker. 

Sumber: Talksport 

Disadur dari: Bola.com (penulis/editor, Yus Mei Sawitri, published 18/5/2020)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini