Sukses

Cara Ampuh Gregoria Mariska Usih Jenuh di Tengah Pandemi Virus Corona Covid-19

Sudah satu setengah bulan Gregoria tidak bisa bertemu keluarganya akibat virus corona.

Liputan6.com, Jakarta - Gregoria Mariska Tanjung sedang menjalani karantina tertutup akibat virus corona covid-19 bersama atlet pelatnas Cipayung lainnya. Mereka diminta tetap berada di Cipayung, meski tidak bisa latihan secara normal.

Sudah satu setengah bulan Gregoria tidak bisa bertemu keluarganya akibat virus corona. Wanita kelahiran Wonogini ini mengaku merindukan keluarganya, terlebih saat merayakan hari Paskah.

"Sebetulnya yang lalu-lalu juga nggak bisa ngerayain Paskah karena ada pertandingan. Kali ini nggak ada pertandingan, tapi tetap nggak bisa Paskah bareng keluarga. Kondisi begini bikin kangen sama orang-orang terdekat," ujar Gregoria, seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.

Gregoria hanya bisa berkomunikasi dengan kedua orang tuanya melalui video call. Dia pun bisa berbincang hingga satu jam untuk mengobati rasa rindunya selama pandemi virus corona.

"Sekarang jadi sering video call sama Bapak dan Ibu, durasinya bisa sampai sejam lebih, kalau dulu paling sebentar. Sekarang lagi makan, nonton film, semuanya sambil video call-an sama Bapak dan Ibu," kata Gregoria pemain binaan klub Mutiara Cardinal Bandung ini.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Anak Tunggal

Sebagai anak tunggal, Gregoria punya kekhawatiran akan keadaan orangtuanya di masa wabah Covid-19 ini. Gregoria sering mengingatkan orangtuanya untuk tetap berada di rumah dan tidak bepergian kemana-mana.

"Ada rasa khawatir sama orangtua, mereka kan anaknya cuma satu, saya aja, nggak ada lagi yang jagain, apalagi mereka tinggal di daerah dan jauh dari saya. Jadi sekarang lebih sering komunikasi dan memantau kondisi mereka," kata Gregoria.

Selama menjalani karantina, Gregoria pun tak luput dari rasa jenuh yang sebetulnya manusiawi, karena sebagai atlet yang mobilitasnya tinggi, kini aktivitasnya sangat terbatas. Meskipun demikian, Gregoria mengatakan bahwa karantina tertutup ini membuatnya merasa lebih aman karena membatasi interaksi dengan banyak orang.

"Kalau rasa takut pasti ada, namanya wabah. Tapi di pelatnas ini interaksi kami sama orang luar sedikit sekali, jadi nggak setakut kalau beraktivitas normal, keluar masuk ketemu banyak orang seperti biasa. Kan kita nggak tahu orang itu dari mana saja, di pelatnas cuma ketemu teman yang mereka nggak boleh kemana-mana juga. Jadi seperti terisolasi," jelas Gregoria.

 

3 dari 3 halaman

Siasati Kejenuhan

Untuk menyiasati rasa jenuh akibat karantina tertutup, Gregoria melakukan berbagai aktivitas yang sudah lama ingin dicobanya. Diantaranya memasak, belajar alat musik dan nonton drama Korea.

"Sekarang jadi lebih sering ngulik apaan aja yang dulu nggak sempet. Misalnya nyoba masak yang gampang kayak churros, roti goreng dan nasi goreng. Pernah bikin cheesecake, tapi gagal," cerita Gregoria.

Namun aktivitas masak memasak sudah tak lagi ia lanjutkan karena Gregoria enggan membereskan banyak peralatan masak yang dipakai untuk percobaan memasaknya. Ia pun beralih ke belajar alat musik seperti gitar dan piano bersama seniornya, Greysia Polii.

"Sudah belajar gitar dan piano sama kak Ge (Greysia), tapi tetap nggak bisa, sepertinya saya memang nggak bakat main alat musik," ujar peraih gelar Juara Dunia Junior tunggal putri tahun 2017 ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini