Sukses

Pemain Premier League Diminta Ikut Berkorban Menghadapi Virus Corona Covid-19

Pemerintah Inggris berharap pemotongan gaji selama pademi virus Corona Covid-19 juga diberlakukan terhadap pemain-pemain Premier League.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Inggris meminta para pesepak bola profesional yang berlaga di Premier League agar bersedia potong gaji di tengah pandemi global virus Corona Covid-19 saat ini. Mereka tidak ingin kebijakan ini hanya berlaku bagi karyawan klub yang tidak ikut bermain di lapangan saja. 

Pndemi global virus Corona Covid-19 telah mempengaruhi berbagai sektor kehidupan, termasuk bisnis olahraga. Terhentinya kompetisi membuat sejumlah klub kalang kabut dalam menutupi biaya operasionalnya setelah kehilangan pemasukan dari berbagai sektor, terutama hak siar televisi.

Di tengah kondisi ini, 3  klub Premier League, Tottenham Hotspur, Newcastle, dan Norwich memutuskan untuk memotong gaji karyawannya. Mereka mengikuti skema dari pemerintah yang sebesar 80 persen bagi pegawai yang selama ini menrima gaji maksimal £2,500 atau sekitar Rp51 juta per bulan.

Kebijakan ini memantik reaksi keras dari salah seorang pimpinan parlemen Inggris untuk komite digital, budaya, media, dan olahraga, Julian Knight. Knight. berang karena belum juga ada pemotongan yang dilakukan klub terhadap para pesepak bola yang selama ini diketahui bergaji tinggi.

Hal senada juga diserukan Sekretaris Kesehatan, Matt Hancock saat ditanya apakah etis memotong gaji karyawan klub. Menurutnya, semua harus mengambil peran dalam pertempuran Covid-19.

"Yang berarti, pemain Premier League juga," ujarnya saat jumpa Pers di Downing Street, seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (2/4/2020).

"Mengingat pengorbanan yang dilakukan banyak orang, termasuk beberapa rekan saya di NHS (Layanan Kesehatan Inggris) yang harus tetap pergi bekerja, dan akhirnya terserang penyakit dan meninggal, saya pikir hal pertama yang bisa dilakukan oleh pemain Liga Premier adalah memberikan kontribusi, mengambil potongan gaji dan memainkan peran mereka, ujar Hancock menambahkan.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pemerintah Surati Premier League

Sementara Knight telah bersurat kepada Premier League untuk mengungkapkan kecemasan dan peringatan bahwa pemotongan gaji yang dilakukan berdasarkan tebang pilih secara moral, salah.

"Tujuan dari Skema Retensi Pekerjaan Corona Virus bukan untuk membantu perekonomian klub Premier League," ujar Knights.

Dia kemudian mengajukan tawaran "ganti rugi' sehingga pemerinta dapat mengembalikan sebagian uang yang dibayarkan klub kepada para  pemain jika dalam waktu dekat belum juga ada perubahan. 

 

3 dari 3 halaman

Premier League Belum Tentukan Sikap

Pihak Premier League sendiri tengah berdiskusi dengan Asosiasi Pemain Profesional (PFA). Meski demikian, hingga saat ini belum juga dicapai kesepakatan mengenai pemotongan gaji pemain. 

Di Spanyol, gaji para pemain Barcelona sudah dipotong sebesar 70 perseb. Sementara di Italia, para pemain skuat Juventus sudah setuju untuk tidak menerima gaji selama empat bulan ke depan. 

Di Inggris, Manajer Bournemouth, Eddie Howe, menjadi manajer tim elite pertama yang secara sukarela menerima pemotongan gaji guna meringankan beban klub. Langkah ini juga disusul oleh bos Brighton, Graham Potter yang juga memilih untuk merelakan gajinya selama tiga bulan ke depan. 

Klub-klub Premier League kembali akan berkumpul dan melalukan rapat jarak jauh bersama PFA pada Jumat (3/4/2020). Mereka akan membahas masalah pemotongan atau penangguhan gaji untuk mengurangi dampak finansial yang membebani klub di tengah pademi global virus Corona Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.