Sukses

7 Dampak Corona Covid-19 yang Mengancam Masa Depan Sepak Bola Eropa

Sepak bola Eropa terancam bangkrut karena wabah virus corona covid-19.

Jakarta - Pandemi virus corona COVID-19 belum usai, bahkan cenderung memburuk. Sepak bola, khususnya Eropa, sangat terpukul, terutama dari segi ekonomi.

Otoritas Sepak bola tertinggi dunia, FIFA dan juga UEFA sebagai induk sepak bola Eropa terus berupaya menemukan formula terbaik mengatasi situasi ini.

Beberapa keputusan sudah diambil, termasuk menunda jalannya kompetisi. Piala Eropa 2020 yang sudah di depan mata pun diundur hingga 2021 mendatang.

Klub-klub sepak bola di berbagai belahan dunia pusing dibuatnya. Finansial pun terganggu. Tak ada satu pun yang bisa memastikan kapan situasi ini bisa reda.

Berikut ini Bola.com merangkum tujuh hal yang menjadi kekhawatiran buat Sepak bola Eropa:

 

 

 

 

Video

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

Bagaimana Liga Berakhir

Bila dikerucutkan, maka ada tiga opsi terbaik.

Pertama, liga kembali digulirkan langsung ketika sudah bisa dijalankan. Yang kedua, dimainkan secara tertutup. Terakhir, dianggap selesai dan tak pernah ada kompetisi musim 2019-2020.

3 dari 8 halaman

Kolaps

Berhentinya roda kompetisi membuat klub tidak mendapatkan pemasukan dari hak siar atau broadcasting royalty. Padahal, gaji pemain dan staf tetap berputar secara normal.

Jika masalah ini tak teratasi, maka banyak klub terancam bangkrut. UEFA bisa bersikap bijaksana dengan melenturkan regulasi Financial Fair Play.

4 dari 8 halaman

Kebijaksanaan Pemain

Menyambung poin kedua, maka pemain punya peran signifikan. Pengeluaran terbesar klub umumnya datang dari sektor gaji pemain.

Klub sebenarnya bisa mengajukan permintaan kepada pemainnya dengan opsi pemotongan gaji. Klub Bundesliga, Borussia Monchengladbach paling bersyukur sebab para pemain sepakat memotong gajinya agar finansial klub stabil.

5 dari 8 halaman

Kontrak Pemain Habis pada 30 Juni

Kontrak dan status peminjaman akan habis pada 30 Juni. Sementara dengan ditundanya kompetisi, besar kemungkinan musim baru akan selesai pada Juli.

Ini akan membuat pusing klub, agen, dan pemerintah terkait izin kerja karena diharuskan ada penyesuaian.

6 dari 8 halaman

Transfer Pemain

Krisis keuangan yang menimpa mayoritas klub akan mengganggu bursa transfer. Saga transfer yang biasa ditemui saat musim panas dan dingin besar kemungkinan tak akan ada.

Dengan krisis ini, jual beli pemain bakal minim. Jika pun ada, bisa dipastikan besaran uang tak akan besar karena nyaris semua klub memiliki defisit keuangan.

7 dari 8 halaman

Uang Lagi

Banyak klub sudah menyepakati klausul kontrak dengan klub lain. Ada kewajiban membayarkan sejumlah uang, seperti bonus, add-ons, 'kredit pembelian' pemain, dan masih banyak lagi.

Dengan kolapsnya finansial klub, mereka akan sulit melakukan tambal sulam di sana sini. Jeratan utang bakal membengkak.

8 dari 8 halaman

Meledak Tahun 2021

Jika situasi tak membaik dalam waktu dekat, sementara finansial makin jeblok, perputaran uang di klub bakal tidak jelas.

Tahun 2021, bisa jadi banyak klub sepak bola yang pontang-panting memperbaiki roda ekonomi. Sementara pajak dan kewajiban finansial lainnya tetap berjalan 'normal', maka klub bisa bangkrut tahun depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.