Sukses

Persija dan Kisah Seringnya Ganti Pelatih

Sama seperti klub-klub Indonesia lainnya, Persija Jakarta juga doyan berganti pelatih. Namun, jumlah tertinggi terjadi pada 2019 dengan tiga pemecatan.

Jakarta- Sudah menjadi rahasia umum sepak bola Indonesia memiliki catatan negatif karena terkesan kejam terhadap pelatih. Salah satunya terjadi di klub besar seperti Persija Jakarta.

Menjadi pelatih di klub Indonesia bakal mendapatkan beban berat dan tekanan yang tiada henti. Tak hanya dari manajemen, suporter juga terkadang bisa memiliki suara paling nyaring dalam urusan mengkiritik kinerja pelatih.

Jika klub Indonesia meraih rentetan hasil negatif secara beruntun, pelatih kerap menjadi sosok yang disudutkan. Suara pemecatan sejak saat itu langsung keluar dari banyak pihak.

Wajar bila hampir jarang pelatih yang memiliki karier awet di sepak bola Indonesia. Untuk ukuran menukangi klub yang sama dalam dua musim penuh saja sudah menjadi pencapaian terbaik.

Persija Jakarta bisa disebut sebagai satu di antara klub Indonesia yang doyan memecat pelatih. Jumlahnya bahkan meningkat dalam dua musim terakhir di mana ada tiga pelatih kehilangan jabatannya secara tiba-tiba.

Musim 2019 mencatatkan sisi negatif buat Persija dalam tren pemecatan pelatih. Performa anjlok klub ibu kota berdampak langsung pada karier pelatih yang sangat minim.

Pelatih Persija Jakarta, Stefano Cugurra Teco, saat melawan Mitra Kukar pada laga Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Minggu (09/12). Persija Jakarta menang 2-1 atas Mitra Kukar. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Cerita dimulai pada akhir 2018 ketika secara mengejutkan Stefano Cugurra Teco angkat kaki dari Persija. Padahal, tahun itu merupakan masa keemasan Persija di mana sukses menyegel dua gelar sekaligus, yakni Piala Presiden dan Liga 1 2018.

Namun, Teco memilih untuk angkat kaki. Kabar yang beredar adalah hubungan Teco dan manajemen memanas sehingga keputusan hengkang harus dipilih.

Kursi kepelatihan kemudian beralih ke Ivan Kolev. Namun, umur karier pelatih asal Bulgaria hanya bertahan selama tiga pertandingan Liga 1.

Ivan Kolev memilih mengundurkan diri karena gagal memberikan penampilan terbaik buat Persija Jakarta. Ketika itu, Persija mengawali musim 2019 dengan sekali imbang dan dua kali kalah sehinga terlempar ke posisi 16.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alasan Tak Pasti

Kursi kepelatihan kemudian beralih ke Julio Banuelos. Pria asal Spanyol tentu mendapatkan tugas berat untuk bisa mendongkrak performa Persija Jakarta.

Karier Banuelos juga tak bagus-bagus amat bersama Persija. Banuelos hanya bertahan 14 pekan menukangi Persija dan harus kehilangan jabatannya karena hasil negatif.

Bersama Banuelos, Persija hanya meraih tiga kemenangan dalam 14 laga. Adapun yang tersisa adalah tujuh laga berakhir imbang, dan empat kali kalah. Persija kemudian tercecer di peringkat ke-16.

Persija kemudian mendatangkan Edson Tavares untuk menjadi pelatih sampai akhir musim. Dalam 17 laga, penampilan Persija terbilang lumayan. Edson Tavares sukses memberikan delapan kemenangan, lima kali imbang, dan empat kali kalah.

Persija kemudian menutup musim di peringkat 10 pada klasemen akhir Liga 1 2019. Akan tetapi, posisi tersebut ternyata tak cukup buat klub ibu kota. Manajemen kemudian memilih untuk tak memperpanjang kontrak Tavares.

3 dari 3 halaman

Tertinggi dalam 10 Tahun

Dalam 10 tahun terakhir, Persija Jakarta memang sudah berganti banyak pelatih. Sebanyak 10 nama keluar masuk sebagai juru taktik klub berjulukan Macan Kemayoran.

Namun, musim 2019 menjadi rekor tersendiri buat Persija Jakarta di mana memecat tiga pelatih dalam 1 kalender tahun. Jumlah itu menjadi yang tertingi.

Keputusan pemecatan memang menjadi budaya miring dalam sepak bola Indonesia. Alasannya karena semua klub menginginkan hasil yang instan.

Pemecatan dianggap sebagai langkah tetap. Namun, kesuksesan instan tentu akan sulit buat sekaliber pelatih top sekalipun.

Selama klub masih memegang stigma tersebut, bukan hal yang mustahil jumlah pemecatan pelatih di Indonesia tak akan menurun. Saat ini, beban tersebut dimiliki Sergio Farias di Persija dan pelatih-pelatih lain di klub Shopee Liga 1 2020.

Memberikan prestasi bukan jaminan langgeng karier. Apalagi gagal memberikan kemenangan yang membuat suara pemecatan bakal datang setiap saat.

Disadur dari Bola.com (penulis Zulfirdaus Harahap, Published 22/3/2020)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.