Sukses

Ahli Memprediksi Virus Corona Covid-19 Bakal Hentikan Sepak Bola Tahun Ini

Ahli virus asal Jerman memprediksi sepak bola sulit dilanjutkan lagi tahun ini karena pandemi virus corona di dunia.

Munich- Pandemi virus corona Covid-19 sudah membuat dunia olahraga utamanya sepak bola berhenti total. Semua kompetisi sepak bola dihentikan bahkan Piala Eropa ditunda hingga 2021. 

Liga-liga sepak bola domestik di berbagai negara telah ditunda dan tak dapat diperkirakan kapan akan kembali bergulir. Bahkan, ajang besar seperti Piala Eropa 2020 dan Copa America 2020 telah resmi ditunda selama setahun.

Masyarakat tak punya pilihan lebih baik selain tetap tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran Virus Corona.

Penggemar sepak bola juga perlu memikirkan hiburan lain setelah mendapat kabar ini. Melansir Give Me Sport, Sabtu (21/3/2020) pakar virus Jerman, Jonas Schmidt-Chanasit, menyebut tak akan ada lagi sepak bola pada tahun ini.

Ia mempelajari berbagai virus di Berhard-Nocht Institute, Hamburg. Dia mengatakan bakal terkejut jika melihat sepak bola bisa dimainkan lagi pada sisa tahun ini di tengah mewabahnya virus corona.

"Saya tak berpikir kita bisa bicara tentang  bermain sepak bola lagi pada April. Bahkan, tak mungkin digelar tanpa penonton, karena ada potensi orang-orang berkumpul di rumah untuk melihat pertandingan itu," kata Schmidt-Chanasit, kepada Marca. 

"Saya yakin kita semua baru bisa bermain sepak bola lagi pada tahun depan. Saya rasa tak realistis untuk berpikir musim ini  bisa diselesaikan," ujarnya.

Pernyataan Jonas Schmidt-Chanasit itu jelas menjadi kabar buruk bagi pecinta sepak bola Setelah dua minggu yang membosankan, tak bisa dibayangkan lagi sembilan bulan tanpa olahraga ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kerugian Besar Secara Finansial Jika Tak Ada Sepak Bola

Jika sepak bola tidak lagi bisa dipertandinkan hingga sembilan bulan ke depan, akan ada banyak sekali kerugian secara finansial baik untuk operator liga, klub hingga pemain. 

Ambil contoh Premier League. Melansir Metro, Sabtu (21/3/2020), kompetisi bergengsi negeri Ratu Elizabeth tersebut berpotensi merugi 750 juta pounds (Rp13 triliun) karena kontrak hak siar tidak berjalan normal akibat pandemi virus Corona.

Tak hanya Premier League, klub-klub peserta juga tidak mendapatkan penghasilan dari hak siar. Tak bisa dihitung lagi jika sepak bola eropa khususnya Premier League tak bergulir hingga tahun depan. Ini jelas bencana dan stadion-stadion seperti mati suri.

Sumber: Give Me Sport

Disadur dari Bola.com (Hanif/Aning Jati,published 21/3/2020)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.