Sukses

Hasil Uji Pengaspalan Formula E Jakarta Memuaskan

Formula E Jakarta dijadwalkan berlangsung pada 6 Juni. Pemilihan lokasi balapan yakni kawasan Monas hingga kini masih menjadi kontroversi.

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Teknis Organizing Committee (OC) Formula E Jakarta, Wisnu Wardhana, mengklaim hasil uji coba pengaspalan untuk lintasan Formula E di kawasan Monumen Nasional (Monas) memuaskan. 

"Secara umum, hasil uji coba pengaspalan memuaskan. Adapun keputusan akhir apakah geotextile atau sandsheet yang dipilih untuk pengaspalan laga Formula E, belum dapat dipastikan. Kami perlu waktu untuk rapat berikutnya," kata Wisnu dalam siaran persnya, Kamis (27/2/20).

Ia menjelaskan waktu pengelupasan dianggap telah cukup umur dengan rincian Jumat (21/2/2020) persiapan pengaspalan, Sabtu (22/2/2020) pengaspalan dilakukan di atas area seluas 60 meter per segi. Material yang digunakan yakni menggunakan lapisan sandsheet dan 5m x 4m memakai geotextile.

Pada Selasa (25/2/2020), pembongkaran dilakukan dengan tahapan uji geser menggunakan dump truck, pengelupasan memakai cold milling machine, pembersihan untuk melihat efek pelapisan terhadap cobblestone. Cobblestone di kawasan Monas kembali ke bentuk semula.

"Masa pelapisan sudah cukup waktu untuk mengevaluasi hasil,” ujarnya.

Formula E Jakarta dijadwalkan berlangsung pada 6 Juni. Pemilihan lokasi balapan yakni kawasan Monas hingga kini masih menjadi kontroversi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Klaim Komisi Pengarah

Sebelumnya, tim asistensi Komisi Pengarah (Komrah) meninjau sekaligus mengambil sampel sisa aspal untuk lintasan Formula E di kawasan Monas. Hasilnya, tim menilai adanya dampak terhadap cobblestone yang sempat diaspal.

"Ini masih membekas dan ini salah satu bentuk bahwa ada disturbance terhadap cobblestone di sini," ujar anggota tim asisten komra Bambang Hero.

Bambang menambahkan, pernyataan tidak adanya dampak kerusakan terhadap cobblestone tidak selaras dengan temuan di lapangan. Untuk itu, kata dia, sampel aspal akan diuji ke laboratorium Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology (ICBB) untuk mengetahui dampak pengaspalan tersebut.

"Enggak, cuma klaim (mulus). Kita uji lab saja," tukasnya.

 

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.