Sukses

Saat Barcelona dan Real Madrid Terjungkal Lebih Cepat di Copa del Rey

Barcelona alami prestasi terburuk dalam enam tahun terakhir dimana mereka biasanya minimal tembus final di Copa del Rey.

Liputan6.com, Madrid- Tak ada yang menyangka. Barcelona dan Real Madrid terjungkal lebih cepat di Copa del Rey 2019-2020.

Kompetisi antar kasta kompetisi sepak bola di Spanyol ini memang menyuguhkan kejutan. Sama ketika klub segunda Mirandes lolos ke semifinal Copa del Rey usai jungkalkan Villarreal.

Klub segunda B, Cultural Leonesa menampilkan kejutan lebih heboh lagi dengan menyingkirkan Atletico Madrid. Apakah sepak bola Spanyol sudah mulai merata kekuatannya?

Menilik hasil Copa del Rey musim ini, apa yang diperlihatkan klub-klub Spanyol memang mengejutkan. Real Madrid sendiri memang tidak langganan trofi di Copa del Rey.

Mereka terakhir kali menggenggam trofi Copa del Rey pada 2014 saat masih ditangani Carlo Anceloti. Zinedine Zidane yang terkenal punya tangan dingin saja selalu terjungkal dengan cara yang aneh di Copa del Rey.

Pada 2016 misalnya, penyelenggara Copa del Rey harus mendiskualifikasi Real Madrid karena dinilai memakai pemain ilegal Denis Cherysev. Langkah Madrid pun terhenti di 32 besar meski menang 3-1 atas Cadiz.

Musim lalu, Real Madrid kalah dari Barcelona di duel yang seru. Dalam laga dua leg di semifinal, Real Madrid kalah 1-4 secara agregat dari Barcelona. Nasib buruk selalu menghampiri Madrid.

Sedangkan Barcelona baru kali ini tersisih di perempat final. Ini menjadi torehan terburuk bagi Barcelona sejak 2015. Konon konflik internal antara Lionel Messi dengan petinggi Barcelona, Eric Abidal (yang notabene pernah main bersama) menjadi penyebab.

Pelatih baru Barcelona, Quique Setien pun menyatakan permainan timnya bagus. Hanya hasil saja yang tidak sesuai dengan harapan mereka. "Segalanya berjalan baik kecuali hasil akhir," ujar Setien.

 

Video

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Target Meleset

Real Madrid berambisi meraih treble di musim ini. Satu gelar berhasil mereka menangkan yaitu Piala Super Spanyol yang berlangsung di Arab Saudi beberapa waktu lalu.

Kegagalan di Copa del Rey membuat Zinedine Zidane harus melupakan ambisi raih treble musim ini. Dia pun ogah disalahkan karena kegagalan ini. Salah satu yang disorot yaitu pemilihan pemain di laga melawan Real Sociedad.

Dia tak menurunkan pemain terbaik seperti Luka Modric atau Rodrygo sejak awal."Saya pikir tidak salah memilih pemain. Saya memilih pemain yang saya pikir bisa bermain dengan bagus," ujar Zidane seperti dikutip Marca.

"Ada lawan yang main sangat bagus dan menghancurkan kami. Kami semua bersatu di di klub ini. Baik saat menang maupun kalah."

Real Sociedad ternyata tampil di luar dugaan. Pergerakan klub berjulukan La Real ini tak pernah diduga bisa secepat itu. Pemain Madrid kewalahan menjaga pemain-pemain Sociedad yang serangannya di

"Perasaan kami buruk karena kami kalah. Babak kedua lebih baik dibandingkan pertama. Kami berusaha keras hingga akhir, bahkan saat tertinggal 1-4," katanya.

Kekalahan ini juga memperpanjang rekor buruk Zidane yang belum pernah sukses di Copa del Rey. Meski begitu Zidane tak hilang semangat.

"Ini hanya sepak bola. Kami kalah, itu saja. Sekarang kami harus fokus di La Liga," ujarnya.

 

 

3 dari 3 halaman

Barcelona Lebih Berat

Tantangan Barcelona dalam menghadapi sisa musim usai kegagalan di Copa del Rey lebih berat. Saat ini kepercayaan diri mereka sedang di bawah usai dua kekalahan dalam waktu berdekatan di awal tahun 2020.

Krisis pemain juga mewarnai perjalanan mereka usai striker tajam Luis Suarez absen hingga akhir musim karena cedera. Lalu Lionel Messi, sang dewa bertengkar dengan Eric Abidal gara-gara pernyataan direktur sport Barcelona itu soal pemecatan Ernesto Valverde.

Bisakah Barcelona menggamit dua target penting lainnya yaitu La Liga dan Liga Champions. Di Liga Spanyol, Barcelona saat ini tertinggal 3 poin dari Real Madrid.

Gelandang Barcelona, Sergio Busquets menilai kegagalan timnya lebih karena ketidakberuntungan. Gol menit akhir Inaki Williams benar-benar membuat Barcelona terkejut.

"Di babak kedua, kami memiliki empat sampai lima peluang emas. Gol mereka terjadi saat kami tak bisa bereaksi," ujar Busquets.

"Kami tampil sesuai harapan di babak kedua, kami harus membayar mahal karena tidak mencetak gol saat mereka kewalahan."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.