Sukses

Proyek Pipa Gas Pangkas Rute Reli Dakar 2020, Carlos Sainz Semakin Sulit Terkejar

Carlos Sainz dianggap bakal lebih mudah menyelesaikan etape terakhir Reli Dakar 2020.

Liputan6.com, Qiddiya - Reli Dakar 2020 yang berlangsung di Arab Saudi memasuki hari terakhir, Jumat waktu setempat (17/1/2020). Namun pihak penyelenggara terpaksa harus memperpendek etape terakhir (12) menyusul menyusul pembangunan pipa gas yang berlangsung pada rute yang dilalui pembalap. 

Seharusnya etape terakhir menempuh rute sejauh 244 km dari Haradh ke Qiddiya. Namun proyek yang dijalankan perusahaan minyak Arab Saudi itu memaksa panitia memangkasnya menjadi 166 km. 

Seperti dilansir Motorsport.com, para pembalap nantinya harus melewati jalan sejauh 130 km menuju titik start sebelum kemudian menuju ke Qiddiyah. Dan sebelum mengakhiri lomba, para pembalap akan melewati rute eksebisi sejauh 20 km yang dijuluki juga sebagai Grand Prix de Qiddiyah. 

"Kami telah mengubah bagian awal etape, tapi satu hal yang perlu dicatat adalah navigasinya akan sangat sulit," kata Direktur Reli Dakar 2020, David Castera kepada Motorsport.com. 

"Saya yakin mereka akan kesasar. Mereka akan dengan mudah kehilangan 5-10 menit. Banyak hal yang bisa terjadi besok (Jumat waktu setempat, 17/1/2020)," beber Castera menambahkan.

Carlos Sainz Sr sampai saat ihi masih memimpin Reli Dakar 2020 kategori mobil. Pembalap senior asal Spanyol itu unggul 10 menit dari rivalnya, Nasser Al-Attiyah. Sementara pimpunan klasemen kategori sepeda motor, pembalap Honda Ricky Brabec unggul 13 menit dari Pablo Quintanilla.   

 

 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menyerah Kejar Carlos Sainz

Sementara itu, juara bertahan Nasser Al-Attiyah, memilih lempar handuk mengejar posisi pertama kategori mobil Reli Dakar 2020. Pembalap asal Qatar itu mengaku semakin mengejar Carlos Sainz Sr yang sudah unggul 10 menit dengan rute pada etape 12 yang lebih pendek dari rencana awal.

"Tidak, itu tidak mungkin," kata Al-Attiyah saat ditanya peluangnya mengejar Sainz Sr.

"Kemarin kami kehilangan banyak waktu dan membuat kesalahan, dan saya tahu kami kehilangan Dakar karena kesalahan besar, navigasi menjadi penyebab utamanya," beber pembalap Toyota itu. 

"Tapi tidak apa, saya tetap senang kok melihat Carlos menang besok. Saya ikut gembira, dia melakukan pekerjaan yang sangat hebat," kata pembalap 49 tahun itu menambahkan. 

Hal senada juga disampaikan oleh pemenang etape ke-11, Stephane Peterhansel. Dia juga tidak terlalu berharap bisa mengejar Saniz yang unggul 10 menit di depannya. Meski demikian, Peterhansel tetap bangga bisa naik podium pada Reli Dakar 2020 setelah dia secara mendadak mengganti navigatornya. 

Istrinya Andrea yang biasa menemaninya di sebelah kemudi tidak bisa tampil karena sakit. Dan sebagai gantinya, pembalap Prancis itu harus menujuk orang baru, yakni Paulo Fiuza. 

"Merebut empat etape pada edisi ini dan itu hasil yang baik, meski tidak terlalu baik untuk keseluruhan," kata Peterhansel. "Tapi bagiku tidak apa-apa. Saya sangat senang sebab sebelum memulai lomba saya ragu bisa naik podium dengan pergantian navigator di menit-menit akhir."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.