Sukses

Sepak Bola Seharusnya Jadi Pemersatu Termasuk El Clasico

Pelatih Barcelona, Ernesto Valverde, berharap banyak pada El Clasico melawan Real Madrid, Rabu (18/12/2019) atau Kamis dini hari WIB.

Liputan6.com, Barcelona - El Clasico seharusnya menjadi panggung megah bagi dua tim terbaik La Liga, Barcelona dan Real Madrid untuk menghibur para penggila sepak bola. Rivalitas tidak lebih hanya bumbu penyedap saja. Tontonan utama, tetaplah pertempuran di lapangan hijau yang melibatkan 22 pemain dan 2 pelatih. 

El Clasico perdana musim ini akan berlangsung di Camp Nou, markas Barcelona. Laga ini mundur dari jadwal semula 26 Oktober 2019, menyusul gelombang protes yang melumpuhkan kota. La Liga membatalkan laga setelah massa turun ke jalan memprotes vonis bagi 9 aktivis pro kemerdekaan. 

Pertempuran dua musuh bebuyutan digelar Rabu (18/12/2019) atau Kamis dini hari WIB. Namun aksi protes tetap mengancam pertemuan kedua rival. Puluhan ribu warga Katalan rencananya akan kembali turun ke jalan untuk menyampaikan suaranya terkait siuasi politik yang tengah dihadapi Catalunya.

Situasi ini membuat penyelenggara harus bekerja ekstra mengamankan jalannya pertandingan. Menyiapkan rute yang aman bagi kedua tim dan menjaga keselamatan para pemain dan ofisial. 

Pelatih Barcelona, Ernesto Valverde, sangat menghormati kebebasan berpendapat dan berekspresi. Namun dia berharap El Clasico dini hari nanti berjalan tanpa memicu drama dari luar lapangan. 

"Orang-orang bebas berekspresi di dalam stadion, sejauh dia menghormati semuanya," katanya. 

"Sepak bola seharusnya menjadi pemersatu bagi kita semua, bukan memisahkan kita. Menurut saya, langkah terbaik adalah menggelar pertandingan itu sesuai jadwal yang sudah ditetapkan," beber pelatih asal Spanyol tersebut dalam jumpa pers jelang pertandingan seperti dilansir Marca. 

Saksikan juga Video menarik di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tetap Berjalan

Sepak bola memang bukan lagi sekedar permainan sebelas lawan sebelas. Olahraga paling populer di dunia ini telah menjelma menjadi panggung megah yang mampu menyedot perhatian siapa saja. Wajar bila sepak bola kerap dimanfaatkan sebagi corong dalam menyampaikan berbagai pesan. Dari yang bersifat komersil hingga isu politik. Dari sekedar menggelitik hingga yang membakar amarah. 

Beberapa hari lalu, La Liga terpaksa menghentikan pertandingan divisi 2 yang mempertemukan Rayo Vallecano and Albacete gara-gara olok-olok bernuansa Nazi yang dilancarkan pendukung tuan rumah kepada pemain lawan. Ini kali pertama La Liga mengakhiri laga karena tindakan rasialisme seperti itu. 

"Sekarang pertandingan ini akan digelar besok (dini hari nanti), tidak perduli seperti apa orang-orang mengekspresikan dirinya," kata Valverde. 

"Pertandingan ini seharusnya berlangsung dua bulan lalu, tapi sekarang pun itu masih tetap pertandingan yang sama. Setiap Clasico pasti sulit. Ini punya makna yang lebih. Levelnya beda dan Anda memahami arti pentingnya bahkan saat Anda masih berjalan di lorong pemain," bebernya.

Tidak semua pemain Barcelona pernah merasakan atmosfer El Clasico. Duel yang akan berlangsung Camp Nou nanti justru jadi pengalaman pertama bagi sebagian pemain, termasuk  Antoine Griezmann.

Duel juga bakal berlangsung sengit karena jarak kedua tim ini hanya terpaut selisih gol. Barcelona yang berada di puncak klasemen semakin ketat ditempel Real Madrid. Keduanya sama-sama mengemas 35 poin. 

"Fakta bahwa kedua tim punya poin sama menandakan musim ini sengat berimbang. Ini baru setengah musim dan masih banyak laga tersisa. Tapi kedua tim ingin berada di depan setelah laga ini."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.