Sukses

Polisi Malaysia Anggap Pengeroyokan Suporter Timnas Indonesia Sebagai Kasus Perampokan

Dua suporter Indonesia dikeroyok di Malaysia jelang pertandingan Malaysia vs Indonesia, 19 November 2019 lalu.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kepolisian Malaysia atau Polis Diraja Malaysia (PDRM) tengah mengusut pemukulan terhadap suporter Indonesia yang terjadi jelang pertandingan tim tuan rumah Malaysia melawan Indonesia pada babak penyisihan Zona Asia Pra Piala Dunia 2022. Pihaknya mengaku telah menerima satu laporan pemukulan atas nama Fuad Naji, Warga Negara Indonesia (WNI).

Lewat keterangan pers yang disebar melalui akun Facebook-nya, PDRM menyebutkan, insiden tersebut berlangsung di kawasan Bukit Bintang, Malaysia, 19 November pukul 02.00 dini hari. Korban kemudian melaporkan kejadian itu kepada polisi pada pukul 08.00 pagi. 

Pihak PDRM menyatakan, korban telah dipukul dan dirampok oleh sekumpulan pria sewaktu berada di Bukit Bintang, Kuala Lumpur, Malaysia. Atas laporan ini, pihak kepolisian Malaysia telah melakukan penyelidikan berdasarkan seksyen 392/397 terkait tindak kekerasan.

"Berdasarkan penyelidikan awal, PDRM percaya insiden ini tidak berkaitan dengan pertandingan sepak bola Pra Piala Dunia antara Malaysia dan Indonesia yang berlangsung 19 November 2019 di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur," bunyi pernyataan resmi PDRM.

"Kasus ini diklasifikasikan sebagai perampokan mengacu kepada laporan korban yang mengaku kehilangan paspor dan sejumlah uang dalam kejadian tersebut. Motif kejadian belum bisa dipastikan dan sampai kini PDRM masih mencari pelapor karena penyidik sulit mendapat keterangan dari yang bersangkutan," PDRM menambahkan pernyataannya.

Sebelumnya dua suporter Indonesia, menjadi korban pemulukan di kawasan Bukit Bintang jelang pertandingan Malaysia melawan Indonesia, 19 November lalu. Fuad dan Yovan yang berniat menyaksikan duel ini mengalami luka dan kehilangan barang berharga. 

Insiden mencuat setelah video pemukulan terhadap dua orang pemuda menyebar di media sosial. Dalam Video tersebut juga sempat dimunculkan paspor atas nama Fuad Naji. 

Korban lain, Yovan kemudian membenarkan bahwa korban yang divideo tersebut adalah dirinya dan Fuad. Mereka mengaku dikeroyok oleh suporter timnas Malaysia saat hendak pulang ke hotel. (Kesaksikan korban pengeroyokan bisa disimak di tautan ini). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Minta Bantuan KBRI

PDRM mengaku telah meminta agar pelapor dirawat usai membuat laporan kepada polisi. Namun menurut PDRM, Fuad dan rekannya yang menjadi korban pemukulan malam itu tidak bisa ditemui lagi. Polisi juga berusaha menemui pelapor di hotel, tapi sudah tidak ada lagi.  

"PDRM meminta pelapor dan rekannya yang menjadi korban dalam insiden itu segera bertemu dengan penyidik untuk melanjutkan penyelidikan. PDRM juga memohon bantuan KBRI agar menginformasikan hal ini kepada pelapor," bunyi pernyataan resmi PDRM. 

PDRM juga mengaku tengah mempelajari video terkait insiden ini, yang tengah beredar di media sosial beberapa waktu lalu. PDRM ingin mencari tahu penyebar dan pihak yang merekam kejadian tersebut. "Siapa saja yang punya informasi mengenai kejadian ini, kami harap bersedia untuk menemui PDRM untuk membantu dalam menyelidiki kejadian ini."

3 dari 3 halaman

Menpora Malaysia Minta Maaf

Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq membantah telah terjadi pengeroyokan terhadap suporter Indonesia. Dia juga menganggap video pemukulan Fuad dan Yovan hoaks.

Namun kemudian, Saddiq meminta maaf kepada masyakarat Indonesia. Saddiq mengaku telah meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kejadian dalam video tersebut. Saddiq juga meminta agar korban atau saksi muncul untuk membantu pihak kepolisian mengungkap kasus tersebut. (Simak permintaan maaf Saddiq pada tauan ini). 

Pemerintah Indonesia melalui kementerian pemuda dan olahraga telah melayangkan nota protes atas insiden ini dan menuntut permintaan maaf dari Malaysia. 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.