Sukses

Menyapa Manolo El Del Bombo, Suporter Fenomenal Timnas Spanyol

Setelah 10 Piala Dunia, Manolo El Del Bombo kembali mengelola bar di Valencia bersama putri cantiknya, Manuela.

Liputan6.com, Valencia - Usianya sudah memasuki 70 tahun. Namun gerakan pria sepuh itu masih terlihat gesit saat melayani setiap pelanggan yang berkunjung ke barnya.

Lokasi bar tak jauh dari markas Valencia CF, Estadio De Mestalla, Valencia. Hanya selemparan batu. Di pertigaan, tepat di belakang tugu skuat Kelelawar.

Malam itu, akhir pekan, 9 November 2019. Bar lebih ramai dari biasanya.

Para pendukung Valencia CF berkumpul usai menyaksikan kemenangan timnya melawan Granada di Estadio Mestalla.

Kelelawar baru saja menerkam tim tamu 2-0 dalam laga lanjutan La Liga 2019/20.

 

Manolo El Del Bombo memiliki bar tidak jauh dari markas Valencia CF, Estadio de Mestalla (Marco Tampubolon/Liputan6.com)

Liputan6.com tiba tidak lama setelah laga usai. Lepas 15 menit jalan kaki dari Hotel Vincci, tidak jauh dari kota tua San Francest, sarang Kelelawar Valencia masih terlihat ramai. Bus tim tamu bahkan baru saja tiba menjemput serdadu mereka yang kalah perang.

Polisi tampak berjaga di pintu keluar. Mengamati fans Granada yang menantikan idolanya.

Ada beberapa bar di sekitar Estadio de Mestalla. Namun hanya satu yang penuh sesak, yakni bar yang paling terang dengan logo berlampu merah di atas pintu masuknya.

Keramaian terlihat tidak hanya di dalam bar. Di depan pintu juga banyak yang berkerumun. Masing-masing dengan gelas di tangan. Tenda terpal tambahan juga sama. Penuh sesak oleh pria dan wanita yang saling bertukar cerita di balik meja-meja penuh botol.

Melintasi pintu masuk, bau alkohol menyerebak dari mulut yang telah disapu bergelas-gelas bir. Terdengar nyanyian kemenangan fans Valencia CF yang bergerombol di satu meja. Namun tidak lama karena keburu dihentikan pria dari meja bartender.

 

Bar milik Manolo El Del Bombo, suporter fenomenal yang sudah mendampingi timnas Spanyol pada 10 Piala Dunia (Marco Tampubolon/Liputan6.com)

Pria bertubuh tambun itu cukup sekali mengingatkan sembari menempelkan jari ke mulut. Nyanyian pun segera berhenti, berganti keriuhan celoteh pengunjung lainnya.

Liputan6.com coba mendekat ke meja bartender. Menyelinap di antara punggung pengunjung lain yang berdiri berdesakan. Mereka enggan beringsut meski pesanan sudah berada di tangan. Berusaha menikmati suasana sambil berdiri berhadap-hadapan.

Semakin dekat, sosok pria di balik meja pun semakin jelas terlihat. Benar! Dia adalah Manolo El Del Bombo, pemain ke-12 tim nasional (timnas) Spanyol yang legendaris.

Namanya tertulis jelas di kaos yang dikenakan malam itu. Lengkap dengan nomor punggung 12 yang menjadi kebanggannya. Topi lebar Basque menutupi kepalanya percis seperti ketika dia beraksi memberi dukungan kepada Skuat La Furia Roja di berbagai pertandingan.

Hanya kurang drum bass saja. Peralatan wajib yang selalu dikenakan Manolo saat beraksi. 

Manolo El Del Bombo, bukanlah nama sebenarnya. Ini hanya julukan yang diberikan kepada pria bernama Manuel Caceres Artesero. Manolo El Del Bombo artinya pria dengan drum bass-- peralatan yang selalu dibawa pria kelahiran Ciudad Real, 15 Januari 1949 itu saat beraksi.

Tidak tanggung-tanggung. 10 Piala Dunia telah dihadirinya demi timnas Spanyol. Perjalanan Manolo terekam lewat beragam memorabilia yang menghiasai dinding dan langit-langit barnya. Sudah seperti museum saja. Mengabadikan setiap jengkal langkah Manolo selama ini.

“Kalau Tuhan memberi kesehatan kepadaku, saya akan terus mendampingi timnas Spanyol pada Piala Dunia berikutnya,” ujar Manolo dengan nada mantap kepada Liputan6.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kalau Tuhan Mengizinkan

Memang sepertinya hanya Tuhan yang sanggup menghentikan Manolo. Pengorbanannya kepada timnas Spanyol terkadang sulit diterima akal. Demi ambisinya menjadi pemain ke-12 bagi skuat Marador, Manolo bahkan rela ditinggal keluarga dan nyaris kehilangan barnya. 

Manolo hanya bisa berbahasa Spanyol. Namun tidak sulit menggali lebih dalam soal pria ini. Sosoknya yang kerap mendampingi timnas Spanyol di berbagai Piala Dunia membuat Manolo El Del Bombo menjadi sosok yang pernah menghiasi sejumlah media massa di dunia. 

Dilansir ESPN, kisah Manolo bermula ketika dia masih menjadi pendukung tim divisi II Valencia, Huesca dan Barbastro. Dia kerap membawa drum saat kedua tim bertanding. 

Ternyata tabuhannya diterima siapa saja. Tidak hanya suporter, tapi pemain juga. 

Berbagai memorabilia terpajang di dinding dan langit-langit bar Manolo El Del Bombo (Marco Tampubolon/Liputan6.com)

 

Sadar dengan potensi ini, pada tahun 1978, Manolo melakukannya untuk timnas Spanyol dan mendapat sambutan yang sama juga. Sejak saat Manolo tidak berhenti. Dia selalu membawa drum dan menabuhnya untuk menyemangati skuat La Furia Roja di mana saja. 

Perjalanan pertamanya ke luar negeri bersama timnas Spanyol ke Cyprus, 1979. Dan sejak 1982, Manolo El Del Bombo selalu hadir di semua pertandingan tim nasional Spanyol. 

Suka duka dilakuinya dengan ceria. Pada Piala Dunia Afrika Selatan 2010, Manolo terpaksa absen pada laga perdana Timnas Spanyol melawan Paraguay karena terserang pneumonia. Sementara pada Piala Dunia 1982, Manolo berjalan kaki sejauh 15.800 km demi mengikuti timnas Spanyol. Dan tidak jarang, dia kelimpungan saat mengetahui drumnya dicuri orang. 

Belakangan, drum Manolo ditempeli GPS demi menghindari kejadian yang sama. 

Suasana bar Manolo El Del Bombo mirip museum pribadi, penuh dengan berbagai benda yang mewakili perjalanan hidupnya (Marco Tampubolon/Liputan6.com)

Meski demikian, cobaan terberat dihadapi Manolo pada tahun 1987. Dia mengalami kecelakaan saat hendak menghadiri pertandingan timnas Spanyol. Mobil yang dikendarainya tergelincir di jalanan bersalju dan membuatnya menginap di rumah sakit selama 4 hari. 

Setelah itu dia nekat pergi ke Austria untuk menyaksikan timnas Spanyol. "Saat pulang ke rumah, keluarga saya sudah pergi. Mereka semua pergi meninggalkan saya," katanya. 

Meski sakit, Manolo tidak menyalahkan siapapun. Menurutnya, cinta keluarga yang hilang telah digantikan orang-orang yang mencintainya selama ini. Bagi Manolo, kehilangan keluarga tetap buruk, tapi jauh lebih buruk seandainya terjadi karena dia kabur dengan wanita lain. 

Banyak yang beranggapan Manolo mendapat bantuan dana dari federasi. Namun Manolo membantahnya. Dia mengaku membiayai sendiri perjalanannya. Bahkan dia nyaris bangkrut karena bar yang jadi sumber pemasukan kerap tutup saat dia mendampingi timnas Spanyol. 

Meski demikian, federasi sepak bola Spanyol sangat mencintai Manolo. Saat dia dilarang membawa drum ke pertandingan pada Piala Dunia Rusia 2018 lalu, federasi ikut bersuara. Mereka mendesak FIFA agar memberi kelonggaran bagi Manolo dalam membawa drumnya. 

 

 

3 dari 3 halaman

Ditemani Putri Cantik

Bar Manolo El Del Bombo bukan hanya tempat melepas dahaga bagi pendukung Valencia CF. Kedai minum ini juga bak museum bagi yang ingin bernostalgia dengan timnas Spanyol dari masa ke masa. Para pengunjung bisa menyaksikannya lewat hiasan yang dipajang Manolo. 

Beragam potongan artikel terkait Manolo dan timnas Spanyol ditempel di sana. Foto-foto pemain legendaris La Furia Roja lengkap dengan tanda tangannya juga ada. Dan tentu saja, berbagai jenis drum yang pernah dipakai Manolo menambah koleksi di dalam bar tersebut. 

Tidak setiap hari Manolo berada di barnya. Hanya saat Valencia CF bertanding saja. Dia ditemani oleh sejumlah pegawai, di mana salah diantaranya adalah putri bungsu Manolo. 

 

Manuela, putri bungsu Manolo El Del Bombo ikut bekerja di bar milik ayahnya (Marco Tampubolon/Liputan6.com).

"Hallo saya nama saya Manuela. Saya putri bungsu Manolo," ujar salah seorang pelayan di bar Manolo. "Saya bekerja di sini membantu ayah," kata Manuela dengan nada ramah.

Manuela (18) fokus kepada pendidikannya. Itu sebabnya dia enggan mengikuti sang ayah bila bepergian mendukung timnas Spanyol. Manuela mengaku tengah kuliah jurusan politik. 

Manuela bewarjah cantik, khas wanita-wanita Spanyol. Sosoknya ramah dan sedikit bisa berkomunikasi bahasa Inggris. Senyum selalu mengembang di bibirnya usai berbicara.

Manuela lalu mengambil dua kaleng bir dan menyodorkannya ke hadapan Liputan6.com.  Tidak lama kemudian Manolo mendekat sembari mengumbar senyum. Keduanya pun tidak menolak saat mereka diminta untuk berfoto bersama. Usai membayar kedua minuman tadi, Liputan6.com pun beranjak pergi. Adios Manolo. Semoga bisa bertemu di Piala Dunia 2022!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.