Sukses

Denda Pamer Celana Dalam Lebih Besar dari Rasialisme, UEFA Dikecam

UEFA telah menjatuhkan sanksi berlapis kepada Bulgaria usai insiden rasialisme yang menodai pertandingan kualifikasi Euro 2020.

Liputan6.com, Jakarta UEFA menuai kecaman usai menjatuhkan sanksi kepada federasi sepak bola Bulgaria (BUF). Otoritas sepak bola Eropa itu dianggap terlalu lunak dalam memberantas aksi rasialsime.  

UEFA baru saja menjatuhkan sanksi berlapis kepada BUF terkait aksi rasialisme yang dilakukan suporternya terhadap Timnas Inggris pada babak kualifikasi Euro 2020, Selasa (15/10/2019). Selain hukuman laga tanpa penonton untuk pertandingan berikutnya, federasi sepak bola Bulgaria juga dijatuhi denda sebesar 75 ribu euro atau setara Rp 1,1 Miliar. 

Komisi disiplin UEFA juga sebenarnya menjatuhkan sanksi laga tanpa penonton untuk laga kedua. Namun hukuman tersebut masih bersifat percobaan selama dua tahun ke depan. 

Meski sudah bertindak, hukuman yang dijatuhkan UEFA ternyata tidak memuaskan semua pihak. Seperti dilansir The Sun, kelompok anti-rasialisme menganggap sikap UEFA masih terlalu lunak dalam menyikapi insiden yang berlangsung di Stadion Vasil Lesvski tersebut. 

Mereka berang karena berang mengetahui denda yang diberikan kepada BUF ternyata lebih rendah dari sanski kepada Nicklas Bendtner saat melakukan promosi terselubung dengan memamerkan celana dalamnya usai mencetak gol pada pertandingan Euro 2012 lalu.

Saat itu, UEFA menjatuhkan denda kepada Bendtner sebesar €100,000 atau setara Rp 1,5 Miliar atau lebih besar 25 ribu euro dari hukuman denda yang dijatuhkan kepada Bulgaria. 

Denda yang diberikan UEFA kepada federasi sepak bola Bulgaria juga hanya lebih tinggi £34.600 dari sanski yang dijatuhkan oleh UEFA kepada klub asal Turki, Besiktas, gara-gara gagal mencegah kucing masuk ke lapangan pada pertandingan Liga Champions.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menuai Kecaman

Kick It Out dan PFA (Asosiasi Pesepak Bola Profesional) merupakan dua organisasi yang mengecam hukuman terhadap Bulgaria. Mereka mengecam dan menuntut UEFA agar merobek aturan kode disiplinnya dan menganggap mereka tidak cocok untuk itu. 

"Kami kecewa, tapi kami tidak terkejut mengetahui reaksi UEFA terhadap pelecehan rasialisme terhadap pemain-pemain Inggris," tulis Kick It Out dalam pernyataan resminya. 

“Dalam pandangan kami, mereka telah gagal memanfaatkan momen untuk menyampaikan pesan tanpa kompromi terhap aksi rasialisme dan diskriminasi," tulis Kick It Out.

Pemain muda Liverpool, Rhian Brewster, juga ikut angkat bicara. Sebelumnya, Brewster juga jadi korban aksi rasialisme saat mengikuti UEFA Youth League di Moskow. Hanya saja, laporannya diabaikan oleh UEFA.

"Dua laga tanpa penonton untuk salam Nazi dan rasialisme, dunia perlu bangkit," katanya.

 

3 dari 3 halaman

Tangkap 7 Pelaku

Aksi rasialisme menodai pertandingan antara timnas Bulgaria melawan Inggris, Selasa pekan lalu (15/10/2019). Dalam duel ini, sejumlah penonton tuan rumah melontarkan kata-kata rasial yang melecehkan pemain Timnas Inggris. Mereka juga melakukan salam Nazi.

Kejadian ini menuai kecaman dari banyak pihak. Apalagi pelatih timnas Bulgaria, Krasimir Balakov sempat berusaha melindungi aksi tersebut sebelum akhirnya meminta maaf. Insiden ini juga menampar wajah federasi sepak bola Bulgaria (BFU) dan memaksa presiden Borislav Mihalyov, mundur dari jabatannya. Langkah ini kemudian diikuti pelatih Krasimir Balakov.

Polisi bergerak cepat mencari para pelaku. Setidaknya tujuh orang ditangkap, satu di antaranya masih di bawah umur. Mereka kemudian disidangkan dan dijatuhi hukuman denda sebesar denda sebesar £443 atau Rp 8 juta dan dilarang masuk stadion selama 2 tahun.  

Duka Bulgaria semakin lengkap setelah mereka kalah 0-6 dari timnas Inggris. Dalam duel di Vassil Levski Stadium itu, striker Harry Kane mencetak hattrick. Sedangkan gol lainnya dicetak Raheem Sterling, Marcus Rashford dan Ross Barkley. 

Akibat kekalahan ini, Bulgaria pun harus terjerembab di dasar klasemen Grup A dengan koleksi 3 poin dari 7 laga. Sementara Inggris berada di puncak klasemen dengan 15 poin dan lolos ke putaran final Euro 2020. 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.